Rabu, 01 Mei 2013

[FF EXO] Tararam Potre - fanfiction of Kris EXO-M

recent : 01052013
06:07
Tararam Potre

Main Cast      : Wu yi Fan a.k.a Kris
                        Kang Je Ah as readers
Genre            : Fantasi, Romance
Author           : Isnawati (Isnapcy95) 

Hello, hello ^^ author kembali dengan membawa ff baru dengan genre yang sedikit berbeda. Author juga kali ini membawa Leader EXO-M, Wu Yi Fan a.k.a Kris sebagai Main cast-nya.

Ff ini terinspirasi dari cerita masa kecil Harry Potter dan cerita Vampire yang lumayan tren belakangan ini. FF ini penuh dengan hal-hal yang mungkin tidak masuk akal, banyak kata-kata atau istilah baru yang mungkin akan membuat readers menjadi bingung dan tidak mengerti jalan ceritanya. Sebagian kata-kata atau istilah itu memang sengaja author cantumkan dalam rangka mengingat pelajaran yang waktu author membuatnya author sedang dalam masa mendekati Ujian Nasional atau National Examination. Typo bertebaran dimana-mana, harap dimaklumi.
          Ok ! langsung saja tanpa banyak bacot lagi, silakan di baca ^^ hope u like it ^^

Happy reading ya :33 don’t forget follow me @Isnapcy95 at twitter. Thanks

@@@



          Ketakutan adalah hal yang berbahaya di kehidupanmu. Semua dapat berakhir hanya karena sedikit rasa takut. Semuanya memerlukan keberanian dan rasa percaya.

*Mr. Louis PoV*

          Aku harus segera menjauh dari pemukiman. Aku takut kemarah Dewa vampire (Mozaros) akan menghancurkan semuanya seperti hancurnya kota Bandung pada saat Bandung Lautan api (?)  Hirosima dan Nagasaki pasca di bom oleh Amerika Seikat /author jadi ngelantur ke sejarah-_-v/ mengorbankan banyak nyawa hanya karena aku ingin menyelamatkan isteri dan anakku. Aku tidak ingin bersifat egois setidaknya biarlah disana, ditempat dimana tidak terlalu banyak hal yang harus dikorbankan.

          Arrrgh !!


Apa yang terjadi padaku? Tiba-tiba saja energiku seperti terkuras.. kakiku melemah dan sepertinya mulai tidak mampu lagi menopang berat tubuhku.


Sial!! umpatku dalam hati. Padahal ini saat-saat yang sangat penting. Sangat penting bagi kelangsungan keluarga Louis dan sekelompok orang yang ada di sekitar sini. Aku harus mengalihkan perhatian mereka.. Jika tidak, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya kepada istri dan anakku. Aku tidak mau jika anak dan istriku dijadikan persembahan bagi dewa vampire. Aku tidak mau mereka terbunuh secara sadis karenanya.. darah mereka dimakan olehnya dan akibatnya kekuatannya semakin bertambah. Maka barang pasti, Dewa vampir akan semakin semena-mena pada semua vampire, dan kehidupan cinta vampire dan manusia tidak akan pernah dapat berlangsung dengan baik..

@@@

 @author PoV
/other place/

          Hhah.. hhahh ! “eottoke?? Apa yang harus aku lakukan?”

Hembusan napas yang memburu terdengar dari sesosok wanita yang kira-kira berumur sekitar 30tahun-an. Wajahnya terlihat sangat pucat, raut kecemasan, ketakutan dan lelah terlukis jelas di wajahnya. Pikirannya tengah bergulat hebat. Maklum saja dia tengah di kejar oleh beberapa Arka (sebutan bagi tangan kanan Dewa Vampir yang tugasnya menangkap dan menghukum siapa saja yang melanggar peraturan Kerajaan Vampir).


Aku harus menyelamatkan anakku pikirnya. Pikirannya sekarang sedang kacau dia tidak juga menemukan solusinya. Wanita itu hampir putus asa. Hidup dan matinya beserta anaknya sekarang di ujung tanduk, jaraknya dengan para Arka sekarang sudah sangat dekat.


Di dalam peraturan Arkaza (kerajaan vampir), vampire manapun tanpa kecuali apabila menikah dengan manusia maka dia akan dijadikan budak seumur hidupnya, hidupnya akan dibuat selalu berada dalam tekanan, apabila vampire itu mempunyai kekuatan maka kekuatannya akan diserap, sedangkan istrinya akan dibunuh di depan matanya sesadis-sadisnya, apabila pernikahannya menghasilkan seorang keturunan maka anak itu juga akan di bunuh seperti halnya sang ibu. – Arkazos 3 : 21


 “Ya Tuhan ! Tolonglah aku dan anakku saat ini, dan juga selamatkan suamiku.. setidaknya kalau ini adalah takdirku, saat terakhirku dan juga saat terakhir suamiku menghirup udara bumi ini, ku mohon biarkan anakku tetap hidup ” panjatnya disela puncak ketegangan, di tengah kalut yang melanda, disaat penghujung maut, saat-saat yang menentukan hidup dan matinya.


Entah Tuhan telah menjawab doanya saat itu juga. Tiba-tiba saja dia mendapatkan ilham. Dia melepaskan baju yang melekat dibadan bayinya, kemudian menyelimuti bayinya yang sekarang naked (?) agar tidak kedinginan. Lalu dia meletakkannya di sebuah kandang anjing, di tempat yang cukup aman hingga sampai ada orang yang menemukannya.


Dia meraih salah satu anjing kecil yang berada di kandang itu dan memasangkan baju bayinya pada anjing itu. setelah selesai dia kemudian memandang sebentar bayinya itu dan menciumnya, seakan dia tidak akan pernah bertemu lagi dengan bayinya itu. hingga akhirnya dia beranjak pergi dengan perasaan berat dan tidak kuasa berpisah dengan anaknya.


Wanita itu terus berlari sekuat tenaganya dan masuk ke dalam sebuah mobil yang kebetulan saat itu sedang ditinggalkan pemiliknya dengan kondisi lengkap beserta kuncinya. Dia meletakkan bayi anjing yang telah dibawanya untuk mengelabuit para Arka yang tengah mengejarnya dan kemudian menghidupkan mesin mobil tersebut lalu membawanya meluncur ke arah jalan raya.


Dia terus mengemudi sambil memperhatikan para Arka yang kini berada beberapa meter saja lagi. makhluk apa mereka itu? pikirnya. Mengapa mereka sangat cepat? Ah, bagaimana dengan bayiku? Semoga mereka tidak menyadarinya ?


Sepertinya keajaiban benar-benar terjadi malam itu para Arka yang mengejar wanita itu tidak menyadari bayi laki-laki tidak berdosa itu. Mereka hanya mengejar wanita itu, atau sebut saja Ny. Wu Elis. Doa wanita itu terjawab. Doa seorang ibu memang mustajab pikirnya. Ada sedikit perasaan lega di dadanya.


Tapi ini bukan saatnya dia menghela napas lega, dia masih di kejar para Arka itu. tidak ada jalan lain, aku tidak mau mati secara sadis di hadapan suamiku. Lebih baik aku mati karena accident kecelakaan. Setidaknya bayiku sudah selamat pikirnya. Biarlah. Ini lebih baik ujarnya mantap.


 Wanita itu menginjak gasnya lebih kencang. Bruk ! bruk ! braak ! duar ! Mobil yang di kendarai wanita itu menabrak pembatas jalan, terlempar dan berguling-guling jatuh kebawah hingga kemudian berakhir dengan meledaknya mobil itu bersama isinya, hingga menyisakan onggokan arang dan besi hitam.


Para Arka itu tidak berani mendekat. Mereka takut pada api. Api merupakan lambang kekuatan Dewa  vampire (Mozaros).


“Mozaros sudah menghukumnya” seru salah seorang Arka itu, sepertinya dia adalah ketua para Arka itu. “ayo kita kembali mengejar Wuyi !” */Wuyi merupakan nama asli dari Mr. Louis dalam kehidupan para vampir/* para Arka itu segera beranjak pergi meninggalkan TKP (?).


@@@

/the following day/

Mentari mulai menyinari pagi kala itu. Ny. Wu tengah menyiapkan sarapan untuk suaminya Mr. Wu Yixin. Dia juga menyiapkan segala macam makanan peliharaannnya kemudian mulai beranjak membawa makanan-makanan itu ke tempatnya (?)


“Huek ! huek ! (?)” terdengar suara tangisan bayi. “seperti ada suara bayi?” gumamnya. Dia menajamkan pendengarannya mencoba menerka dimanakah sumber suara tangisan bayi yang didengarnya itu.


“Emm, mungkinkah itu suara bayi tetangga?” gumamnya.
“tetapi kok suaranya terasa dekat sekali? Apa benar yang ku dengar?” dia terus bertanya-tanya dalam hatinya.


“Ah, mana mungkin itu bisa terjadi. Aku pasti telah lelah berharap keajaiban akan terjadi, hingga aku berhalusinasi seperti ini.” Pikirnya lagi seraya mendenguskan napasnya.


“Bayimu sudah tiada.. kau harus bisa merelakan kepergiannya, ara?” gumamnya, meyakinkan hati dan pikirannya. Nampaknya dia benar-benar lelah dengan harapan yang tidak kunjung juga menjadi nyata. Bagaimana tidak bayi pertamanya harus pergi meninggalkannya dan suaminya karena sakit keras. Wanita itu menyesali semua yang terjadi, masih tengiang di kepalanya saat-saat bersama dengan sang buah hati yang sangat dia cintai.


          One, Two, Three.. detik demi detik berlalu.. selama itu pula Ny. Wu bergulat sendiri dengan pikirannya. Tanpa sadar kalau suara tangisan bayi yang di dengarnya semakin jelas dan tidak juga kunjung berhenti, mengusiknya kembali.


          “ah, tidak mungkin jika itu hanya halusinasiku saja” pikirnya. Dia melangkahkan kakinya mendekati arah sumber suara yang didengarnya. Posisinya kini sudah sangat dekat, dekat dan terus lebih dekat. Dia mulai menoleh kesana kemari mencari dimanakah asal suara itu. Dia menoleh ke berbagai arah tetapi tidak kunjung juga menemukan apa yang dia cari.


“Aneh !” serunya. Betapa tidak terdengar suara tangisan bayi tapi tidak nampak dimanakah sosoknya. Dia berpikir kalau dia memang sedang berhalusinasi. Dia lalu membalikkan badannya dan mulai melangkahkan kakinya menjauh, tapi belum sampai beberapa langkah jauhnya dia memutuskan untuk kembali mengamati dan mencari lagi dimanakah sumber suara tangisan bayi itu.
         
@Ny. Wu PoV

Srek ! sreek !

Kulangkahkan kakiku mendekat ke sebuah kandang anjing di pekarangan rumahku. Aku masih saja bertanya-tanya atas pendengaranku. Kuperhatikan dengan seksama seluruh penjuru kandang itu.. tapi aku tidak juga menemukan sosok yang ku cari. Ah, tidak mungkin,, cerutukku. Aku memperhatika lagi seluruh sudut kandang itu, hingga akhirnya aku melihat sesosok bayi mungil, dengan paras yang elok, membuatku terpana melihatnya. Aku langsung jatu hati pada bayi itu.


Dengan perasaan bahagia aku meraih bayi itu ke dalam dekapanku. seketika suara tangisannya mereda. Seolah dia sudah lama menantikan pelukan hangat dari seorang ibu.  “ibu? Siapa ibunya? Kenapa dia ada di dalam kandang anjingku?” tanyaku pada diri sendiri(?) dalam hati seolah aku baru menyadari kalau bayi ini bukan bayiku Wu Yi Fan yang telah pergi.


Pipiku terasa panas. Air mataku kembali menetes dipipiku. Ingatan kembali tentang bayiku, yang sangat aku cintai yang baru saja pergi. Dalam hati yang  terdalam aku masih belum bisa merelakannya.


Tapi aku melihat ada sebuah harapan ketika melihat bayi mungil yang tengah ada di dekapanku. Aku bertekad untuk menjadikan dia sebagai pengganti Wu Yi Fan, bayi malangku itu. bayi ini pun akan aku namai dengan nama yang sama Wu Yi Fan.

@@@
/A few years later/

*Kang Je Ah PoV*

Semilir angin menyentuh kulitku.. aku masih saja mengutak-atik laptopku… aku benar-benar bosan di tinggalkan umma dan appa sendiri di rumah.. appa dan umma terus saja menyuruhku untuk diam di rumah selama mereka pergi sedangkan mereka bisa ke mana pun mereka inginkan.. sungguh terasa tidak adil bagiku..


          Ketika rasa bosanku kian memuncak dengan rasa mantap aku membereskan laptopku dan peralatan kesayanganku, aku segera menuju kamarku menapaki jalan dan tangga yang kadang membuatku jengkel saat-saat aku kepepet atau kesiangan.


Setibanya aku di dalam kamarku yang berada di lantai kedua ini, aku lantas membuka lemariku. Diantara banyak baju yang ada di dalam lemariku, aku lebih tertarik mengambil satu t-shirt coklat, jaket hitam, celana jeans dengan warna yang senada. Tidak membutuhkan waktu yang lama, aku mengganti baju yang tengah ku pakai dengannya.


Dengan perasaan mantap aku menghadap cermin besar yang ada di dekat pintu ruang bacaku. Ku lihat setelan yang sudah ku pakai sudah sangat cocok dengan hobbyku yang agak berbeda dengan remaja putri lainnya. Ku raih topi hitam yang tergantung indah di dinding lemari kayu persis di samping cermin besar yang tengah berada dihadapanku saat ini. Dengan terlebih dahulu ku gulung rambutku yang cukup panjang, ku lekatkan topi itu dikepalaku.


Kupandang sekali lagi cermin itu. “semuanya sudah perfect Kang Je Ah”.
Aku segera mengambil ranselku dan menggendongnya di belakangku. Aku hendak beranjak meninggalkan kamarku. Tapi aku masih merasakan ada sesuatu yang janggal. Aku memusatkan pikiranku mencari sesuatu yang janggal itu.


Aha ! Hampir saja aku melupakan salah satu atributku yang terpenting. Sepatu boot ! ya sepatu boot. Tanpanya aku tidak akan bisa menjelajahi daerah kekuasaanku (?). Ku ambil salah satu sepatu boot yang ku simpan di tempat tersembunyi dimana semua orang tidak mengetahuinya kecuali Tuhan, malaikat dan diriku sendiri tentunya. Aku tidak bisa membayangkan kalau sampai umma mengetahuinya. Tamatlah sudah riwayatku.


Dengan langkah kaki mengendap-endap, ku tenteng sepatu boot yang baru saja ku ambil. Sesekali ku lihat disekitarku, hanya memastikan tidak ada yang melihatku saat aku tengah melakukan aksi rahasiaku.


Setelah jarakku berada sudah cukup jauh dari pandangan rumahku, aku memasang sepatu boot hitamku.


Sreeek.. aku mendengar bunyi gemuruh angin menghembus lebih kencang sesaat.. dan kalau saja itu bukan halusinasiku.. aku seperti melihat sekelebat bayangan hitam bergerak menuju semak belukar yang ada di ujung kompleks rumahku. Bukan pesawat atau apapun, aku yakin sekali, karena aku tidak mendengar desingan mesinnya.


Jiwa penyelidikku menggerakkan tubuhku untuk melangkahkan kakiku mendekati bayangan hitam dan besar yang tahu apakah itu. Yang ku tahu, bayangan itu sedikit bergerak menjauh. Entah mengapa rasa penasaranku terus memaksaku untuk terus membuntuti ke mana bayangan itu bergerak.


Ku langkah kakiku lebih cepat dari semula, semakin cepat dan lebih cepat hingga akhirnya terlihatlah sesosok namja tinggi yang berdiri tidak begitu jauh dariku.. namja itu berperawakan tegap, dadanya bidang, wajahnya? Aku belum begitu yakin.. aku tidak begitu jelas melihat wajahnya.. aku melihatnya dari samping dan di sini tidak cukup banyak cahaya untukku melihat wajahnya dengan jelas dan terlebih lagi jarakku dengannya masih belum begitu dekat.


“hey..” panggilku. tapi sosok itu hanya diam membisu dan tidak menghiraukan pangilanku. Apa dia tidak mendengar panggilanku? Padahal menurutku suaraku sudah cukup nyaring dan jelas untuk di dengarnya. Atau dia itu mempunyai masalah pendengaran? Tapi bukan itu yang membuatku sangat penasaran. Siapa namja ini sebenarnya? Mengapa dia bisa berada di sini?


Berbagai pertanyaan atas rasa penasaranku semakin bermunculan padahal hanya berawal dari rasa penasaranku akan adanya sebuah bayangan hitam yang berkelebat. Rasa penasaran itu yang membuatku memutuskan untuk  melangkahkan kaki ku mendekatinya lagi dan aku berharap namja itu tidak bergerak menjauh dan menghilang sebelum aku bisa memuaskan jiwaku yang terus menerus mendesakku untuk mengetahui lebih banyak. Entah keberuntungan apa yang tengah ku dapatkan, namja itu hanya diam pada posisinya semula dia tidak bergeming sedikitpun.


Seperti ada sesuatu yang menghambat pergerakannya.. Dia tidak bergeming di tempatnya.. aneh ! itulah hal yang pertama kalinya munculku dalam pikiranku. Apakah dia sedang bereksperimen? Jika benar, sungguh sangat konyol sekali namja ini. Tidak sesuai dengan penampilannya. Atau dia menyadari keberadaanku ?


Cling ! Jutaan neuron dan sel-sel sarafku mulai bekerja. Mereka bekerja sama memunculkan ingatan masa laluku. Entah dalam kenyataan atau hanya hayalanku saja. Seperti piring yang baru dicuci dengan sunlight, memori masa kecilku tiba-tiba saja muncul. Hemisfer serebrumku memang selalu memberikan kejutan bagiku.


Yap! Ini bukan kali pertamanya aku melihat bayangan seperti itu. Aku pernah mengalami hal seperti ini.. kurasa itu yang membawaku hingga aku berada sampai sejauh ini.. tapi itu tejadi bukan di alam mimpiku.. de ja vu? Aku tidak percaya pada hal yang seperti itu.


/flashback/

Bruk !! Sesosok tubuh besar itu tiba-tiba roboh dan tersungkur  di atas tanah.. Mataku tiada henti-hentinya memperhatikan setiap inchi tubuh tinggi besar itu.. siapa ahjusshi itu? Dia sangat aneh.. Kenapa malam-malam begini ahjushi itu berlutut disana? Di tengah hutan yang sangat minim cahaya ini?  Hal yang paling membuatku heran kenapa tubuh yang terlihat sangat kokoh itu bisa roboh begitu saja? Padahal tadi pergerakannya sangat cepat. Sekarang ahjushi itu malah seperti kehilangan tenaganya..


Aku  memberanikan diriku meraih lengan bajunya yang panjang dengan jari-jari tanganku yang kecil mungil.. “ahjussi..” kataku menarik-narik bajunya, memperhatikan  wajahnya yang terlihat pucat.. ah entahlah atau hanya perasaanku saja wajahnya terlihat pucat.. aku juga tidak begitu yakin.. mungkin saja penglihatanku salah.. di sana tidak cukup banyak cahaya untukku melihat sosok itu lebih jelas..


Cling ! cahaya yang tampak terang tiba-tiba saja menyinari suasan hutan malam kala itu. sinar itu telalu menyilaukan, membuatku merasa sulit melihat. Tubuhku terasa berat, aku tidak dapat mengendalikan tubuhku, kakiku terasa lemah, aku tergeletak ditanah, tak berdaya. Sepertinya serebelumku enggan bekerja saat itu. Disisi lain, ditengah ketidakberdayaanku,  masih dapat kudengar suara erangan. Suara erangan kesakitan dari ahjusshi itu. Rupanya masih ada beberapa sarafku yang memaksa untuk tetap bekerja dan mengajak telingaku merekam suara yang dapat kudengar barang sebentar.


Tik ! tik ! akhirnya aku tidak sadarkan diriku. Aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Aku tidak tahu bagaimana nasib ahjushi itu. Aku tidak tahu mengapa saat aku kembali sadar, aku sudah berada di rumah. Tidak ada seorang pun yang tahu aku telah tidak sadarkan diri di hutan. Semua mengatakan aku hanya berada di rumah kala itu.


 Pertanyaan dan rasa heran, aneh, dan bingung masih membekas di benak dan hatiku hingga saat ini. Bagaimana mungkin kalau itu hanya bunga tidurku saja. Aku tidak bisa mencerna hal-hal yang seperti itu.


/back to/

“hey !” seruku lagi dengan suara yang lebih lantang, setelah perkelebatan ingatan masa laluku yang masih menghantuiku hingga saat ini.


Namja itu menolehkan wajahnya ke arahku. Terlihatlah dengan jelas wajahnya. Tampan ! Tampan sekali ! tatapan matanya tajam. Aku tidak bisa menatap matanya lebih lama. Saraf okulomotorik, Troklear dan saraf Abdusenku tidak bekerja sinkron ketika menatap matanya. Urat-urat nadiku serasa mengendur, tenagaku bagai habis terkuras. Matanya hampir menandingi kekuatan medusa.

That’s my first impression when I look at him. Baru pertama kalinya aku melihat namja setampan itu, ditambah lagi dengan perawakannya yang tegap dan dadanya yang bidang. Sosok namja yang sangat ideal dan popular saat ini. Aku sebenarnya tidak begitu menyukai tipikal namja seperti itu, tapi entah kenapa aku terpana sejenak, terlarut dalam pikiranku sendiri.

Hey ! Kang Je Ah ! Sadarlah ! namja itu mungkin saja berbahaya. Kau harus berhati-hati dengannya. Akan lebih baik lagi untukmu jika kau menjauh dari namja itu. Saat terdesak kau tidak bisa memakai kepandaianmu menghitung sudut ataupun sejenismu. Kau hanya membutuhkan peluang yang baik dan takdir. Seperti yang kau tahu peluang itu sangat kecil.

“who are you? Why u tailing me? ah, you’re my fan, aren’t you ?” namja itu melontarkan sederet kata-kata dalam bahasa Inggris dengan aksen yang terdengar sangat kental. Sepertinya namja ini bukan penduduk asli daerah ini gumamku, aku bisa menebak dari aksennya dia pasti berasal dari Canada atau kota sekitarnya. Terlebih lagi selama aku mengarungi wilayah favoritku ini, seingatku aku tidak pernah berjumpa atau bahkan melihatnya barang sekilas.

“Mwo?” seruku. Aku sungguh tidak bisa mempercayai apa yang baru saja ku dengar.

~To be Continued~


Bagaimana readers? Jelek ya? Hm, harap dimaklumi ya, author baru pertama kali membawakan ff genre fantasi romance seperti ini -__-v
Beberapa bagian dari cerita ini juga author ketik di sela-sela menuju UN, di tengah-tengah stress yang melanda, dan kemudian menjadi strain (?) /modulus young kali thor/
/banyak bacot lu thor/ /di tabok readers/
Thanks for readers yang sudi kiranya membaca ff nista nan abal ini -_-v
and give me RLC please... Author sangat membutuhkannya dalam rangka melanjutkan ff ini...

Yang suka sama ff ini bisa baca lanjutannya Tararam Potre part 2