Hello saya kembali dengan hasil tugas mandiri di lingkungan tempat belajar saya yang baru... setelah sibuk menyesuaikan diri dan kesibukan yang lain.. hmm.. ya.. semoga bermanfaat tulisan yang ada di blog saya ini.. dan jangan lupa cantumkan sumber setiap mau mengutip ya^^
TUGAS BELAJAR MANDIRI
BIOKIMIA
METABOLISME AIR, VITAMIN, DAN
MINERAL
Oleh:
Isnawati
I1B113007
Bagian
Biokimia Fakultas Kedokteran
Universitas
Lambung Mangkurat
Banjarbaru
September
2013
Metabolisme
adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup, mulai
makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa,
jamur, tumbuhan, hewan; sampai mkhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti
manuasia. Di dalam proses ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai
senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.
Metabolisme
meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme)
senyawa atau komponen dalam sel hidup.. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh
enzim. Hal lain yang penting dalam metabolisme adalah peranannya dalam
penawaracunan atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang
beracun menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh.
Metabolisme Vitamin
Definisi
vitamin adalah sebuah kelompok dari nutrisi-nutrisi yang harus dalam susunan
makanan (i.e lingkungan yang bersifat kimia) dari suatu organisme. Ada beberapa
fungsi vitamin dalam sitem biological tanpa beberapa tipe pada aktivasi metabolisme
atau sambungan untuk sebuah ko-fungsional spesies (misalnya enzim), harus
mengalami yang namaya konversi metabolik.
Metabolik
transformasi dari bentuk nutrisi-nutrisi pada banyak vitamin kedalam bentuk
yang aktif dalam metebolisme harus termasuk modifikasi substantive pada
struktur kimia vitamin dan/atau kombinasinya dengan golongan metabolikal
penting lainnya. Selanjutnya, beberapa vitamin diaktifkan ke fungsi golongan
mereka, factor yang dapat memengaruhi aktivasi metabolisme vitamin dapat dalam
pengaruh efekasi nutrisi.
1. Metabolism
Vitamin A
Vitamin A dalam makanan sebagian besar
terdapat dalam bentuk eter esensial retinil, bersama karotenoid bersama lipida
lain dalam lambung. Dalam sel-sel mukosa usus halus, ester retinil
dihiddrolisis oleh enzim-enzim pankreas esterase menjadi retinol yang lebih
efesien diabsorsi daripada ester retinil. Sebagian karetonoid, terutama beta
karoten di dalam sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol.
Dalam usus halus retinol bereaksi dengan
asam lemak dan membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi
sel-sel vili dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh kilomikron melalui
sistem limfe ke dalam aliran darah menuju hati. Hati merupakan tempat
penyimpanan terbesar vitamin A dalam tubuh.
Bila tubuh memerlukan, vitamin A
dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol yang diangkut oleh Retinol
Binding-Protein (RBD) yang disentesis oleh hati. Pengambilan retinol oleh
berbagai sel tubuh bergantung pada resepton permukaan membran yang spesifik
oleh RBP. Retinol kemudian diangkut melalui membran sel untuk kemudian
diikatkan pada Celluler Retinol Binding-Protein (CRBD) dan RBP kemudian
dilepaskan. Di dalam sel mata retinol berfungsi sebagai retinal dan dalam sel
epitel sebagai asam retinoat.
2. Metabolisme
Vitamin B1 (Tiamin)
Tiamin mudah larut dalam air, sehingga
didalam usus halus mudah diserap kedalam mukosa. Didalam sel epitel mukosa usus
thiamin diphosphorylasikan dengan pertolongan ATP dan sebagai TPP dialirkan
oleh vena portae kehati. Thiamin dieskresikan didalam urine pada keadaan
normal, eskresi ini parallel terhadap tingkat konsumsi, tetapi pada kondisi
defisien hubungan parallel ini tidak lagi berlaku.
3. Metabolisme
Vitamin B2 (Riboflavin)
Riboflavin bebas terdapat didalam bahan
makanan dan larut didalam air, sehingga mudah diserap dari rongga usus kedalam
mukosa. Didalam sel epithel mukosa usus, riboflavin bebas mengalami
phosphorylasi dengan pertolongan ATP dan sebagai FMN dialirkan melalui vena
portale kehati.
4. Metabolisme
Vitamin C
Vitamin C mudah diabsorsi secara aktif
dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus lalu masuk ke
peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata absorsi adalah 90% untuk konsumsi
diantara 20 dan 129 mg sehari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram pada absorsi
sebanyak 16% . Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi
tertinggi adalah dalam jeringan adrenal, pituitari, dan retina.
5. Metabolisme
vitamin D3
Vitamin D3 (kolekalsiferof) dibentuk
didalam kulit sinar ultraviolet dari 7-dehidrokolesterol. Vitamin D3 didalam
hati diubah menjadi bentuk aktif 25-hidroksi kolikasiferol {25(OH)D3} yang lima
kali lebih aktif dari pada vitamin D3. Bentuk {25(OH)D3} adalah bentuk vitamin
D yang banyak di dalam darah dan
banyaknya bergantung konsumsi dan penyingkapan tubuh terhadap matahari. Bentuk
paling aktif adalah kolsitriol atau
1,25-dihidroksi kolekalsiferol {1,25(OH)2D3} yang 10 kali lebih aktif dari vitamin D3. Bentuk aktif ini
dibuat oleh gnjal. Kalsitriol pada usus halus meningkatkan absorpsi kalsium dan
fosfor dan pada tulang meningkatkan mobilisasinya. Sisntesis kalsitriol diatur
oleh taraf kalsium dan fosfor didalam serum. Hormon paratiroid (PTH) yang dikeluarkan
bila kalsium dalam serum rendah, tampaknya merupakan perantara yang merangsang
produksi {1,25(OH)2D3} oleh ginjal. Jadi tarf konsumsi kalsium yang rendah
tercermin dalam taraf kalsium serum yang
rendah. Hal ini akan mempengaruhi sekresi PTH dan peningkatan sintesis
kalsitriol oleh gnjal. Taraf fosfat dari makanan mempunyai pengaruh yang sama,
tetapi tidak membutuhkan PTH.
6. Metabolisme
Vitamin E
Pada tahun 1922, diketemukan suatu zat
larut lemak yang dapat menegah keguguran dan sterilitas pada tikus. Vitsmin E
kemudian pada tahun 1936 dapat diisolasi dari minyak gndum dan dinamakan
tokoferol. Semarang dikenal beberapa bentuk tokoferol dan vitamin E biasa
digunakan untuk menyatakan setiap campuran tokoerol yang aktif secara biologik.
Fungís
vitamin E:
·
Sebagai antioksidan yang larut dalam
lemak dan larut dalam hidrogen dari gugus hidroksil.
·
Melindungi asdama lemak jennuh ganda
komponen membran sel lain dari oksidasi radikal bebas.
Sebanyak 20-80 % tokoferol diabsorsi di
bagian atas usus halus dalam bentuk misel. Absorsi tokoferol dibantu
trigliserida rantai sedang dan dihambat asam lemak rantai panjang tidak jenuh
ganda. Transprortasi dari mukosa usus halus kedalam sistem limfe dilakukan oleh
kilo micrón untuk dibawa ke hati. Dari hati bentuk alfa-tokofeol diangkut oleh
very low-density lipoprotein/VLDL masuk kedalam plasma, sedangkan sebagian
besar gama-tokoferol dikeluarkan melalui empedu. Tokoferol di dalam plasma
kemudian diterima oleh reseptor sel-sel perifer low-density lipoprotein/LDL dan
masuk ke membran sel. Tokoferol menumpuk di bagian-bagian sel dimana produksi
radikal bebas paling banyak terbentuk, yaitu di mitokondria dan retikulum
endoplasma.
Metabolisme Air
Air
adalah pelarut senyawa ionik dan netral, dapat mengalami ionisasi. Mempengaruhi
disosiasi makro molekul. Sebagian besar tubuh manusia kurang lebih 70% terdiri
dari air. Hampir semua reaksi kimia di dalam tubuh terjadi pada medium air.
Secara umum air berfungsi sebagai bahan pelarut dalam tubuh. Air berguna untuk
melakukan proses metabolisme dalam tubuh seperti pencernaan, ekskresi,
penguapan, dan lain-lain.
Air
merupakan komponen utama protoplasma, darah dan limfa, sehingga air berfungsi
juga untuk mengangkut sisa metabolisme dari jaringan ke luar tubuh, serta
mengangkut nutrisi ke seluruh tubuh. Kita memerlukan 2,5 liter air setiap
harinya, karena setiaphari badan kita kehilangan lebih dari 2,5 liter. Air
keluar dari tubuh melalui air kencing, bersama feses, keringat, dan berupa uap
air dari paru-paru. Kebutuhan air dalam tubuh dapat diperoleh dari air minum,
makanan, buah, dan sayuran.
Air
Tubuh Total
a. Cairan
ekstraseluler :
·
Plasma terdapat di dalam darah
·
Cairan interstitiel. Menggenangi sel
dalam jaringan. Plasma dan cairan
interstitiel saling bercampur lewat pori kapiler pembuluh darah, difusi,
prosesnya adalah fisikokimia
·
Cairan pada jaringan ikat padat, tulang
kartilago, jaringan pengikat. Pertukaran air & elektrolit lambat. Tulang
itu terlihat padat tetapi sebenarnya ada pertukaran air dan elektrolit.
b. Cairan
interseluler :
Cairan
transseluler, termasuk cairan interseluler. Cairan yang terbentuk aktivitas
sekretoris dari kelenjar ludah, pankreas, hati, empedu, dll.
-
Asupan & Hilangnya air tubuh à
keduanya harus sama atau seimbang. Jika tidak maka akan terjadi dehirasi dan
overhidrasi
-
Asupan air : Makanan (makanan yang
mengandung air) & air metabolik (air yang yang dihasilkan oleh oksidasi
tubuh berasal dari proses katabolisme)
c. Hilangnya
air : kulit (menjaga suhu tubuh), paru, ginjal, usus. Masukan air 2.500
ml/hari, air minum 1.200-1.500 ml/hari, makanan 770-1.000 ml/hari, air
metabolik (air yang dihasilkan metabolisme dalam tubuh) tergantung pada laju
metabolik masing-masing. Jumlah masukan air tergantung pada aktifitas fisik
seseorang.
Di
dalam tubuh manusia, cairan akan terdistridusi ke dalam 2 kompartemen utama
yaitu cairan intraselular (ICF) dan cairan ekstrasellular (ECF). Cairan
intraselular adalah cairan yang terdapat di dalam sel sedangkan cairan
ekstraselular adalah cairan yang terdapat di luar sel. Kedua kompartemen ini
dipisahkan oleh sel membran yang memiliki permeabilitas tertentu. Hampir 67%
dari total badan air (Body’s Water)
tubuh manusia terdapat di dalam cairan intrasellular dan 33% sisanya akan
berada pada cairan ekstrasellular. Air yang berada di dalam cairan
ekstrasellular ini kemudian akan terdistribusi kembali kedalam 2
Sub-Kompartemen yaitu pada cairan interstisial (ISF) dan cairan intravaskular
(plasma darah). 75% dari air pada kompartemen cairan ekstraselular ini akan
terdapat pada sela-sela sel (cairan interstisial) dan 25%-nya akan berada pada
plasma darah (cairan intravaskular).
Pendistribusian
air di dalam 2 kompartemen utama (Cairan Intrasellular dan Cairan
Ekstrasellular) ini sangat bergantung pada jumlah elektrolit dan makromolekul
yang terdapat dalam kedua kompartemen tersebut. Karena sel membran yang
memisahkan kedua kompartemen ini memiliki permeabilitas yang berbeda untuk tiap
zat, maka konsentrasi larutan (osmolality)
pada kedua kompartemen juga akan berbeda.
Komposisi
elektrolit cairan tubuh
Cairan
interstisiel, elektrolit cairan interstisiel sama dengan plasma kecuali
protein. Protein plasma berfungsi mempertahankan tekanan osmosis terutama
albumin, sebagai pengangkut albumin. Jumlah air tubuh kira-kira tetap,
distribusi berubah-ubah. Gerakan/perpindahan diarahkan ke arah tekanan osmotik.
Tekanan osmotik dikarenakan ada perbedaan konsentrasi.
Bahan
yg terdapat dlm cairan tubuh :
1. Elektrolit
terutama K dan Na
Na
dan K mempengaruhi retensi dan distribusi air tubuh. Gerakan dipengaruhi oleh
perubahan kadar elektrolit dan tekanan osmotik pada masing-masing sisi.
Na
= tulang punggug cairan ekstraseluler
K = tulang punggug cairan intrsaseluler
2. Bahan
organik dgn molekul besar (protein)
Penting dlm pertukaran air antara darah
& cairan interstitiel. Terutama pemindahan air dari kompartemen yg satu ke
lainnya (bukan air tubuh total).
3. Senyawa
organik bermolekul kecil (glukose, urea, dan asam amino)
Tidak
penting dlm pengaturan distribusi. Mempengaruhi air tubuh total.
4. Senyawa
organik lain
Metabolisme Mineral
Mineral
adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral
termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral.
Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat
yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik
biasanya tidak termasuk). Mineral merupakan bagian dari tubuh yang memegang
peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel,
jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium, fosfor, dan
magnesium adalah bagian dari tulang, besi dari hemoglobin dalam sel darah merah,
dan iodium dari hormon tiroksin. Di samping itu mineral berperan dalam berbagai
tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim.
Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengaturan
pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam basa, membantu transfer
ikatan-ikatan penting melalui membran sel dan pemeliharaan kepekaan otot dan
saraf terhadap rangsangan.
Mineral diperlukan bagi fungsi fisiologik dan biokimia.
·
Makromineral: diperlukan
dalam jumlah yang lebih besar dari 100 mg/ hari.
·
Mikromineral ( trace element
) diperlukan dalam jumlah yang kecil dari pada 100 mg/hari.
Mineral Makromolekul
a. Metabolisme
Natrium
Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi
(3 hingga 7 gram sehari) diabsorpsi, terutama di dalam usus halus. Natrium yang
diabsorpsi secara aktif (membutuhkan energi). Natrium yang diabsorpsi dibawa
oleh aliran darah ke ginjal. Di sini natrium disaring dan dikembalikan ke
lairan darah dalam jumlah yang cukup mempertahankan taraf natrium dalam darah.
Kelebihan natrium yang jumlahnya mencapai 90-99% dari yang dikonsumsi,
dikeluarkan melalui urine. Pengeluaran natrium ini diatur oleh hormon
aldosteron, yang dikeluarkan kelenjar adrenal bila kadar natrium darah menurun.
Aldosteron merangsang gunjal untuk mengabsorpsi kembali natrium. Dalam keadaan
normal, natrium yang dikeluarkan melalui urine sejajar dengan jumlah natrium
yang dikonsumsi. Jumlah natrium dalam urine tinggi bila konsumsi tinggi dan
rendah bila konsumsi rendah.
Hampir semua natrium yang terdapat di
dalam tubuh akan tersimpan di dalam soft body tissue dan cairan tubuh. Ion
natrium (Na+) merupakan kation utama di dalam cairan ekstrasellular (ECF)
dengan konsentrasi berkisar antara 135-145 mmol/L. Ion natrium juga akan berada
pada cairan intrasellular (ICF) namun dengan konsentrasi yang lebih kecil yaitu
± 3 mmol/L.
b. Metabolisme
Fosfor (P)
Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien
sebagai fosfor bebas di dalam usus setelah dihidrolisis dan dilepas dari
makanan. Bayi dapat menyerap 85-90% fosfor yang berasal dari air susu ibu
sebanyak 65-70% fosfor berasal dari susu sapi dan 50-70% fosfor berasal dari
susunan makanan normal dapat diabsorpsi oleh anak-anak dan orang dewasa.
Fosfor dibebaskan dari makanan oleh
enzim alkalin fosfatase di dalam mukosa usus halus dan diabsorpsi secara aktif
dan difusi pasif. Absorpsi aktif dibantu oleh bentuk aktif vitamin D. sebagian
besar fosfor di dalam darah terutama terdapat sebagai fosfat anorganik atau
sebagai fosfolipida. Kdar fosfor di dalam darah diatur oleh hormon paratiroid
(PTH) yang dikeluarkan oleh kelenjar paratiroid dan oleh hormon kalsitonin.
Kedua hormon tersebut berinteraksi dengan vitamin D untuk mengontrol jumlah
fosfor yang diserap, jumlah yang ditahan oleh ginjal, serta jumlah yang
dibebaskan dan disimpan di dalam tulang.
Fosfor sebagai bagian dari asam fosfat
yang terutama terdapat di dalam serelia tidak dapat dihidrolisis, oleh karena
itu tidak dapat diabsorpsi. Faktor-faktor makanan lain yang menghalangi absorpsi fosfor adalah Fe++,
Mg++ , asam lemak tidak jenuh dan antasid yang mengandung alumunium, karena
membentuk garam yang tidak larut air
c. Metabolisme
Kalsium (Ca)
Metabolisme
: absorbsi memerlukan protein pengikat – kalsium yang diatur oleh vitamin D,
hormon paratiroid dan kalsitonin.
d. Metabolisme
Magnesium (Mg)
Magnesium adalah kation nomor dua paling
banyak setelah natrium di dalam cairan intraseluler. Magnesium di dalam alam
merupakan bagian dari klorofil daun. Peranan magnesium dalam tumbuh-tumbuhan
sama dengan peranan zat besi dalam ikatan hemoglobin di dalam darah pada
manusia yaitu untuk pernafasan.
Magnesium bertindak di dalam semua sel
jaringan lunak sebagai katalisator dalam reaksi-rekasi biologi termasuk
reaksi-rekasi yang berkaitan dengan metabolisme energi, karbohidrat, lipd,
protein dan asam nukleat serta dalam sintesis, degradasi, dan stabilitas bahan
gen DNA. Sebagian besar reaksi ini terjadi dalam mitokondria sel.
Di dalam cairan sel ekstraseluler
magnesium berperan dalam transmisi saraf, kontrak, atot, dan pembekuan darah.
Dalam hal ini peranan magnesium berlawanan dengan kalsium. Kalsium merangsang
kontraksi otot, sedangkan magnesium mancegah. Kalsium menyebabkan ketegangan
saraf, sedangkan magnesium melemaskan saraf.
Magnesium terutama diabsorpsi di dalam
usus halus, kemungkinan dengan bantuan alat angkut aktif dan secara difusi
aktif. Di dalam darah sebagian besar magnesium terdapat dalam bentuk ion bebas,
atau dalam bentuk molekul kompleks hingga molekul kecil. Keseimbangan magnesium
di dalam tubuh terjadi melalui penyesuaian ekskresi magnesium melalui urin. 21
gr dalam tubuh, 70% bersama kalsium Ca & P dalam tulang. Lainnya di
jaringan lunak & cairan tubuh. Diperoleh dari padi-padian, kacang, coklat,
seafood, ASI. Alkohol meningkatkan hilangnya Mg dari tubuh. Kekurangan Mg
timbulkan gangguan fungsi otot dengan tremor, kejang.
Kebutuhan
laki-laki 200 – 700 mg/hari.
e. Metabolisme
Kalium (K)
Kation utama didalam cairan
intrasel; fungsi saraf dan otot, Na+/K+ ATPase, keseimbangan asam basa. Metabolismenya
diatur oleh aldosteron.
Kalium merupakan ion bermuatan positif
(kation) utama yang terdapat di dalam cairan intrasellular (ICF) dengan
konsentrasi ±150 mmol/L. Sekitar 90% dari total kalium tubuh akan berada di
dalam kompartemen ini. Sekitar 0.4% dari total kalium tubuh akan terdistribusi
ke dalam ruangan vascular yang terdapat pada cairan ekstraselular dengan
konsentrasi antara 3.5-5.0 mmol /L. Konsentrasi total kalium di dalam tubuh
diperkirakan sebanyak 2g/kg berat badan. Namun jumlah ini dapat bervariasi
bergantung terhadap beberapa faktor seperti jenis kelamin, umur dan massa otot
(muscle mass). Kebutuhan minimum kalium diperkirakan sebesar 782 mg/hari.
Di dalam tubuh kalium akan mempunyai
fungsi dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit dan keseimbangan asam basa. Selain itu, bersama
dengan kalsium (Ca ) dan natrium (Na ), kalium akan berperan dalam transmisi saraf,
pengaturan enzim dan kontraksi otot. Hampir sama dengan natrium, kalium juga
merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh. Setiap kelebihan
kalium yang terdapat di dalam tubuh akan dikeluarkan melalui urin serta
keringat.
Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam
usus halus. Sebanyak 80-90% kalium yang dimakan diekskresi melalui urin,
selebihnya dikeluarkan melalui feses dan sedikit melalui keringat dan cairan
lambung. Taraf kalium normal darah dipelihara oleh ginjal melalui kemampuannya
menyaring, mengabsorpsi kembali, dan mengeluarkan kalium di bawah pengaruh
aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan ion natrium
melalui mekanisme pertukaran di dalam tubuh ginjal.
Mineral Mikromolekul
a. Metabolisme
Besi (Fe)
Di
dalam tubuh manusia Fe akan :
·
Diangkut sebagai transferin;
·
disimpan sebagai feritin atau
hemosiderin;
·
hilang pada sel-sel yang terlepas dan
melalui perdarahan.
Besi merupakan mineral mikro yang paling
banyak terdapat di dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram di
dalam tubuh manusia dewasa. Besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam
tubuh: sebagai alat pengankut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai
alat angkut elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim
di dalam jaringan tubuh.
Tubuh sangat efisien dalam penggunaan
besi. Sebelum diabsorpsi di lambung besi dibebaskan dari ikatan organik,
seperti protein. Sebagian besar besi dalam bentuk feri direduksi mejadi bentuk
fero. Hal ini terjadi dalam suasana asam di lambung dengan adanya HCl dan
vitamin C yang terdapar di dalam
makanan. Absorpsi terutama terjadi di bagian atas usus halus (duodenum)
dengan bantuan alat angkut-protein khusus.
b. Metabolism
Flourin
Flour di alam dapat ditemukan di tanah,
di air maupun di udara, selain juga ditemukan pada tanaman. Flour merupakan
elemen paling elektronegatif dari semua elemen kimia, maka secara alamiah tidak
pernah dijumpai dalam bentuk elemen tersendiri. Kombinasi secara kimiawi dalam
bentuk flourides, fluorine adalah dalam urutan ke-17 dari susunan elemen, dan
keberadaannya merupakan 0,016-0,09 % dari tanah yang di permukaan. Di daerah
pegunungan, kandungan flour dalam tanah relative rendah.
Flour berfungsi mencegah karies gigi
dengan meningkatkan daya tahan email, remineralisasi lesi-lesi karies dini dan
sebagai bahan anti bakteri. Meningkatkan kekerasan tulang ( fluoroapatit ) dan
gigi.
Fluor dalam kadar rendah, sesuai dengan
rendahnya kadar fluor dalam cairan jaringan, akan menyatu dengan kristal apatit
selama periode pembentukan gigi. Setelah klasifikasi gigi selesai, tapi sebelum
erupsi, lebih banyak lagi fluor di serap oleh permukaan email yang berkontak
dengan cairan jaringan. Akhirnya, setelah erupsi dan selama hidup, email terus
menyerap fluor dari lingkungan sekitarnya. Pada saat ini penyerapan fluor
dipengaruhi oleh keadaan email misalnya apakah email tersebut sehat atau tidak,
atau apakah proses etsa atau karies telah menyebabkannya lebih porus karena
larutnya substansi interprismata. Meningkatnya keporusan email akan memudahkan
difusi dan penyerapan flournya. Pada gigi yang baru erupsi emailnya juga akan
menyerap fluor lebih banyak daripada email yang telah matang.
c. Metabolisme
Yodium (I)
Iodium ada di dalam tubuh dalam jumlah
yang sangat sedikit yaitu sebanyak kurang lebih 0,00004% dari berat badan atau
15-23 mg. sekitar 75% iodium ini ada di dalam kelenjar tiroid, yang digunakan
untuk mensintesis hormon tiroksin tetraiodotionin (T4), dan triiodotionin (T3).
Iodium dengan mudah diabsorpsi dalam
bentuk iodida. Ekskresi dilakukan melalui ginjal, jumlahnya berkaitan dengan
konsumsi. Di dalam darah, iodium terdapat dalam bentuk bebas dan terikat
protein. Manusia dewasa sehat mengandung 15-20 mg iodium, 70-80% di antaranya
berada dalam kelenjar tiroid. Penangkapan yodida oleh kelenjar tiroid dilakukan
untuk memelihara transpor aktif yang dinamakan pompa iodium. Mekanisme ini
diatur oleh hormon yang merangsang tiroid dan hormon Tirotrofin yang
dikeluarkan oleh hipotalamus yang dikeluarkan oleh darah ke sel-sel sasaran dan
hati; di dalam sel-sel sasaran dan hati tirkosin dipecah dan bila diperlukan
yodium kembali digunakan. Iodium disimpan didalam tiroid sebagai tiroglobulin.
Dalam sal.pencernaan iodium bahan
makanan à
dikonversi menjadi I- ( mudah diserap ) à bergabung
dengan pool iodide intra / ekstraseluler à iodium ke
kelenjar tiroid untuk disimpan setelah mengalami peroksidasi akan melekat
dengan tirosin dari tiroglobulin.
Hormon yang Mengatur
Metabolisme Air dan Mineral
Hormon yang berhubungan dengan
metabolisme air dan mineral yaitu hormon paratiroid dan hormon kalsitonin.
a. Hormon
paratiroid
Berasal dari kelenjar paratiroid yang terdiri
dari empat kelenjar kecil, terletak bilateral pd ujung atas dan bawah kelenjar
tiroid. Hormon paratiroid merupakan rantai polipeptida tunggal yang terdiri
dari 84 asam amino, 34 asam amino pertama merupakan bagian yang penting karena
menentukan aktivitas biologisnya. Hormon paratiroid disintesis dalam kelenjar
paratiroid.
Parathormon (PTH) berfungsi untuk mengatur
kadar Ca2+ (kalsium) dalam darah, menurunkan kadar (PO4)3+ dalam darah dan
mengendalikan pembentukan tulang.
Bila terjadi kekurangan hormon ini akan
menyebabkan: (1). kretinisme pada masa pertumbuhan. (2). miksodema bila terjadi
pada masa dewasa dan (3). batu ginjal dalam pelvis renalis atau rongga ginjal.
Bila terjadi kelebihan hormon ini akan menyebabkan pertumbuhan morbus basedowi
dengan ciri – ciri meningkatnya metabolisme tubuh, meningkatnya denyut jantung,
gugup, mudah berkeringat, sulit meningkatkan berat badan, emosional, mata
melebar, lidah terjulur keluar, frekuensi buang air besar meningkat. Kejang
otot atau tetani.
b. Hormon
Kalsitonin
Kalsitonin merupakan hormon polipeptida yg
berefek hipokalsemik dan hipofosfatemik. Hormon polipeptida ini terdiri dari
residu 32 asam amino yg membentuk rantai tunggal lurus. Sekresi dan biosintesis
kalsitonin dipengaruhi oleh kadar ion Ca2+ plasma, bila kadar ion ini tinggi
maka kadar hormon pun meningkat, dan sebaliknya. Metabolisme kalsitonin manusia
terjadi di ginjal.
Kalsitonin berfungsi untuk menurunkan kadar
Ca2+ dalam darah, menurunkan resorpsi tulang dengan menghambat aktivitas
osteoklas dan menghambat absorpsi kalsium di usus halus. Penghambatan langsung
kalsitonin terhadap resopsi tulang oleh sel – sel osteoklas dan osteosit dapat
mengakibatkan efek hipokalsemik dan efek hipofosfatemik.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Combs,
Gerald F. 1991. The Vitamins : Fundamental Aspect in Nutrition and Health. New
York : Cambridge University Press
2. Lehningher,
Albert L. 1995. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama
3. Purnomo,
dkk. 2009. Biologi Kelas XI untuk SMA/M. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
4. http://ikanpaus09.blogspot.com/2011/07/metabolisme-air-dan-mineral.html.
Metabolisme Air dan Mineral. 10 Oktober 2013
5. http://kimfunny.blogspot.com/2010/12/metabolisme-vitamin-dan-mineral.html. Metabolisme Vitamin
dan mineral. 10. Oktober 2013
6. Irawan,
M.A. 2007. Cairan Tubuh, Elektrolit dan Mineral. Pssplab