LAPORAN SISTEM PERNAPASAN
WRITE BY : ISNAWATI DAN LISNA WATI SMAN 2 KANDANGAN
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada
Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
laporan pratikum biologi ini. Saya percaya bahwa tanpa bantuan dari teman-teman
dan Ibu guru maka penulisan laporan pratikum biologi yang berjudul Mekanisme
Pernapasan Manusia ini tidak dapat selesai. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman dan Ibu guru yang telah membantu dan
mengarahkan. Kami sadar sepenuhnya bahwa penyusunan laporan pratikum ini masih
jauh dari sempurna. Apabila ada salah dalam penulisan laporan pratikum biologi
ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kata Pengantar ....................................................................................
Daftar Isi .................................................................................................
Bab I PENDAHULUAN........................................................................
A. Latar
Belakang Penelitian............................................................
B. Rumusan
Masalah........................................................................
C. Tujuan
Penelitian...........................................................................
D. Manfaat
Penelitian.........................................................................
Bab II TINJAUAN MASALAH.............................................................
Bab III METODE PENELITIAN...........................................................
A. Alat
dan Bahan...............................................................................
B. Cara
Kerja........................................................................................
C. Waktu
dan Tempat Penelitian......................................................
Bab IV HASIL DAN
PEMBAHASAN................................................
Bab V PENUTUP................................................................................
A.
Kesimpulan.....................................................................................
B.
Saran...............................................................................................
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Bernapas diartikan
sebagai proses pemasukan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan
mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan. Bernapas merupakan
salah satu ciri makhluk hidup. Semua makhluk hidup melakukan proses ini,
demikian juga manusia. Bernapas merupakan salah satu bentuk kegiatan tubuh guna
menghasilkan energi untuk hidup.
Ketika bernapas, kita menghirup oksigen (O2)
dan mengembuskan karbon dioksida (CO2). Kita harus menghirup oksigen karena
setiap sel penyusun tubuh membutuhkan oksigen. Oksigen digunakan untuk
pembakaran zat-zat makanan (protein, lemak, dan karbohidrat) dalam sel-sel
tubuh. Pembakaran itu menghasilkan energi serta karbon dioksida. Energi inilah
yang digunakan manusia untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Selain itu,tanpa
oksigen, sel-sel penyusun tubuh manusia terutama sel-sel otak akan rusak hanya
dalam beberapa menit. Dan akhirnya manusia tersebut dapat menjadi mati karena
kekurangan oksigen.
B.
Rumusan
Masalah
§ Bagaimana
mekanisme pernapasan pada manusia?
§
Apakah yang dimaksud dengan inspirasi dan ekspirasi pada pernapasan manusia?
C.
Tujuan
Penelitian
§ Mengetahui
dan memahami bagaimana
mekanisme pada pernapasan manusia.
§ Mengamati mekanisme inspirasi dan ekspirasi pada
pernapasan manusia.
D.
Manfaat
Penelitian
§ Siswa
dapat mengetahui dan memahami bagaimana
mekanisme pada manusia.
§ Siswa
dapat mengetahui
dan memahami apakah yang dimaksud dengan inspirasi dan ekspirasi pada pernapasan manusia.
§ Dapat
menambah rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alat Pernapasan Manusia
Sistem pernapasan pada manusia
meliputi semua struktur yang menghubungkan udara ke dan dari paru-paru. Organ
pernapasan utama berupa paru-paru.
1. Hidung
Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra
pembau. Hidung terdiri atas lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga
hidung. Rongga hidung memiliki rambut, banyak kapiler darah, dan selalu lembap
dengan adanya lendir yang dihasilkan oleh selaput mukosa. Di dalam rongga
hidung, udara disaring oleh rambut-rambut kecil (silia) dan selaput lendir yang
berguna untuk menyaring debu, melekatkan kotoran pada rambut hidung, mengatur
suhu udara pernapasan, maupun menyelidiki adanya bau. Pada pangkal rongga mulut
yang berhubungan engan rongga hidung terdapat suatu katup yang disebut anak
tekak. Saat menelan makanan anak tekak ini akan terangkat ke atas menutup
rongga hidung sehingga makanan tidak dapat masuk ke dalam rongga hidung.
Rongga
hidung merupakan tempat masuknya udara pernapasan.
Di dalam rongga hidung udara akan mengalami:
a. Penyaringan, ditujukan kepada benda-benda
asing yang tidak berbentuk gas, misalnya debu.Benda-benda tersebut dihalangi
oleh rambut-rambut yang tumbuh ke arah luar lubang hidung.
b. Penghangatan, yaitu mengubah suhu udara agar
sesuai dengan suhu tubuh.
2. Faring atau tekak
Faring merupakan tempat terjadinya
persimpangan antara saluran pernapasan dengan saluran pencernaan. Di dalam
faring terdapat:
a. Epiglotis bertugas mengatur pergantian
perjalanan udara pernapasan dan makanan pada persimpangan tersebut.
b. Di bawah faring terdapat laring (pangkal
tenggorok).
c. Pada laring terdapat celah yang disebut
glotis yang menuju ke batang tenggorok, di dalam laring juga terdapat pita
suara.
3. Laring
Laring disebut juga pangkal tenggorok atau kotak
suara.Laring terdiri atas tulang rawan yang membentuk jakun. Jakun tersusun
atas tulang lidah, katup tulang rawan, perisai tulang rawan, piala tulang
rawan, dan gelang tulang rawan. Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup
pangkal tenggorokan (epiglotis). Pada waktu menelan makanan, epiglotis melipat
ke bawah menutupi laring sehingga makanan tidak dapat masuk dalam laring.
Sementara itu, ketika bernapas epiglotis akan membuka. Pada pangkal tenggorok
terdapat selaput suara atau lebih dikenal dengan pita suara.
4. Trakea
Trakea (batang tenggorokan) merupakan pipa yang
panjangnya kira-kira 9 cm. Trakea tersusun atas enam belas sampai dua puluh
cincin-cincin tulang rawan yang berbentuk C. Cincin-cincin tulang rawan ini di
bagian belakangnya tidak tersambung yaitu di tempat trakea menempel pada
esofagus. Hal ini berguna untuk mempertahankan agar trakea tetap terbuka. Cincin-cincin
tulang rawan diikat bersama oleh jaringan fibrosa, selain itu juga terdapat
beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang dihasilkan
oleh epitelium bersilia. Silia-silia ini bergerak ke atas ke arah laring sehingga
dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus lainnya yang ikut masuk saat
menghirup napas dapat dikeluarkan. Di paru-paru trakea ini bercabang dua
membentuk bronkus. Bronkus merupakan
pipa yang dindingnya terdiri atas 3 lapis, yaitu:
a. Lapis luar terdiri atas jaringan ikat.
b. Lapis tengah terdiri atas otot polos dan
cincin tulang rawan.
c. Lapis terdalam terdiri atas jaringan epitel
bersilia yang menghasilkan banyak lendir yang berfungsi untuk menangkap dan mengembalikannya
ke hulu saluran pernapasan benda-benda asing yang akan masuk ke paru-paru
bersama udara pernapasan.
5.Bronkus
Bronkus merupakan cabang batang
tenggorok. Jumlahnya sepasang, yang satu menuju ke paru-paru kanan dan yang
satu lagi menuju ke paru-paru kiri. Dinding bronkus juga terdiri atas 3 lapis,
yaitu jaringan ikat, otot polos, dan jaringan epitel, seperti pada trakea,
perbedaannya adalah bahwa dinding trakea jauh lebih tebal dan cincin tulang
rawan pada bronkus tidak berbentuk lingkar sempurna. Kedudukan bronkus yang ke
kiri dan ke kanan berbeda. Yang ke kiri lebih mendatar daripada yang ke kanan.
Hal ini merupakan salah satu sebab paru-paru kanan lebih mudah terserang
penyakit.
6. Bronkiolus
Merupakan cabang dari bronkus.
Bronkiolus ini bercabang-cabang menjadi saluran yang semakin halus. Sel-sel
epitel bersilianya berubah menjadi sisik epitel.
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya
lebih tipis dan salurannya lebih kecil. Semakin kecil salurannya, semakin
berkurang tulang rawannya dan akhirnya tinggal dinding fibrosa dengan lapisan
silia. Setiap bronkiolus terminal (terakhir) bermuara ke dalam seberkas kantung-kantung
kecil mirip anggur yang disebut alveolus.
7. Alveolus
Alveolus
merupakan saluran akhir dari alat pernapasan yang berupa gelembung-gelembung
udara. Dindingnya tipis, lembap, dan berlekatan erat dengan kapiler-kapiler
darah. Alveolus terdiri atas satu lapis sel epitelium pipih dan di sinilah darah
hampir langsung bersentuhan dengan udara. Adanya alveolus memungkinkan
terjadinya perluasan daerah permukaan yang berperan penting dalam pertukaran
gas O2 dari udara bebas ke sel-sel darah dan CO2 dari sel-sel darah ke udara.
Alveolus (saluran udara buntu)
merupakan saluran akhir dari alat pernapasan. Alveolus berupa
gelembung-gelembung udara. Pada bagian alveolus inilah terjadi pertukaran O2
dari udara bebas ke sel-sel darah, dan CO2 dari sel-sel darah ke udara bebas.
8. Paru-paru
Paru-paru ada dua dan merupakan alat pernapasan utama.
Paru-paru terletak dalam rongga dada. Letaknya di sebelah kanan dan kiri serta
di tengahnya dipisahkan oleh jantung. Jaringan paru-paru mempunyai sifat
elastik, berpori, dan seperti spon. Apabila diletakkan di dalam air, paru-paru akan
mengapung karena mengandung udara di dalamnya. Paru-paru dibagi menjadi
beberapa belahan atau lobus. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru
kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun
atas lobula. Paru-paru dilapisi oleh selaput atau membran serosa rangkap dua disebut
pleura. Di antara kedua lapisan pleura itu terdapat eksudat untuk meminyaki
permukaannya sehingga mencegah terjadinya gesekan antara paru-paru dan dinding dada
yang bergerak saat bernapas. Dalam keadaan sehat kedua lapisan itu saling erat
bersentuhan. Namun dalam keadaan tidak normal, udara atau cairan memisahkan
kedua pleura itu dan ruang di antaranya menjadi jelas. Tekanan pada rongga
pleura atau intratoraks lebih kecil daripada tekanan udara luar (± 3–4 mmHg).
Di bagian dalam paru-paru terdapat gelembung halus yang merupakan perluasan
permukaan paru-paru yang disebut alveolus dan jumlahnya lebih kurang 300 juta
buah. Dengan adanya alveolus, luas permukaan paru-paru diperkirakan mencapai 160
m2 atau 100 kali lebih luas daripada luas permukaan tubuh.
Aliran udara dari udara bebas ke
paru-paru dan sebaliknya, ditentukan oleh perubahan tekanan udara dalam rongga
paruparu, rongga dada, dan rongga perut. Perubahan tekanan disebabkan oleh
terjadinya perubahan volume setiap ruangan. Perubahan volume setiap ruangan ini
diatur oleh otot-otot pernapasan yaitu
otot antartulang rusuk, otot diafragma, dan otot dinding perut. Berdasarkan
otot yang berperan aktif pada proses pernapasan, pernapasan pada manusia dapat
dibedakan menjadi pernapasan dada dan pernapasan perut.
a. Pernapasan dada
Otot yang berperan aktif dalam
pernapasan dada adalah otot antartulang rusuk (interkostal). Otot ini dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu otot antartulang rusuk luar (interkostal eksternal)
yang berperan mengangkat tulang-tulang rusuk, dan otot antartulang rusuk dalam
(interkostal internal) yang berperan menurunkan tulang rusuk ke posisi semula. Apabila
otot antartulang rusuk luar berkontraksi, tulang rusuk terangkat hingga volume rongga
dada bertambah besar. Hal ini menyebabkan tekanan udara rongga dada menjadi
lebih kecil dari tekanan udara rongga paru-paru, sehingga mendorong paru-paru mengembang
dan mengubah tekanannya menjadi lebih kecil daripada tekanan udara bebas.
Selanjutnya akan terjadi aliran udara dari luar ke dalam rongga paru-paru
melalui rongga hidung, batang tenggorokan, bronkus, dan alveolus.
Proses pernapasan disebut inspirasi apabila otot
antartulang rusuk dalam berkontraksi, tulang rusuk akan tertarik ke posisi
semula sehingga mendesak dinding paru-paru. Akibatnya, rongga paru-paru
mengecil dan menyebabkan tekanan udara di dalamnya meningkat. Hal ini
menyebabkan udara dalam rongga paru-paru terdorong ke luar. Proses ini disebut
ekspirasi.
b. Pernapasan Perut
Pada
pernapasan perut, otot yang berperan aktif yaitu otot diafragma dan otot
dinding rongga perut. Apabila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma
akan mendatar. Hal ini menyebabkan volume rongga dada bertambah besar, sehingga
tekanan udara di dalamnya mengecil. Penurunan tekanan udara akan diikuti
mengembangnya paru-paru. Hal ini menyebabkan terjadinya aliran udara ke dalam
paru-paru (inspirasi). Apabila otot diafragma berelaksasi dan
otot dinding perut berkontraksi, isi rongga
perut akan terdesak ke arah diafragma,
sehingga posisi diafragma akan cekung ke arah rongga
dada. Hal ini menyebabkan volume rongga dada mengecil
dan tekanannya meningkat, sehingga menyebabkan isi
rongga paru-paru terdorong ke luar dan terjadilah ekspirasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
ALAT DAN BAHAN
1.
Botol
plastik bekas 1 buah.
2.
Balon
ukuran besar 1 buah.
3.
Balon
ukuran kecil 1 buah.
4.
Sedotan
ukuran besar 1 buah.
5.
Penyumbat
1 buah.
B. CARA
KERJA
1.
Sediakan
alat dan bahan yang diperlukan untuk percobaan.
2.
Kemudian
buatlah model . Botol plastik diumpamakan sebagai rongga dada, balon yang
berukuran kecil ada dalam botol plastik diumpamakan sebagi paru-paru, balon yang
berukuran besar diumpamakan sebagai diafragma.
3.
Tarik
membran karet balon ke bawah kemudian lepaskan kembali
4.
Amati
keadaan balon yang ada di dalam botol plastik tersebut kemudian catatlah
hasilnya.
C. WAKTU DAN TEMPAT
Tempat
: Aula Utama SMAN
2 Kandangan
Hari
: Selasa, 07 Februari 2012
Pukul : 14:45 – 16:00
WITA
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
NO
|
Perlakuan pada balon besar
|
Perubahan yang terjadi pada balon dalam botol
|
1
|
Ditarik
|
Menggelembung
|
2
|
Dikembalikan pada keadaan semula
|
Mengempis
|
B.
PEMBAHASAN
Saat
balon ditarik maka balon yang berada dalam botol menggelembung karena terisi
udara, hal ini disebabkan tekanan udara di dalam botol berkurang sedangkan tekanan udara di luar botol (udara bebas) yang tetap menjadi lebih besar sehingga udara di luar botol akan mengalir ke
dalam balon dalam botol yang diumpamakan sebagai paru-paru. Proses yang seperti
ini disebut proses inspirasi.
|
Keadaan ini akan menambah
besarnya rongga dada. Mendatarnya
diafragma dan terangkatnya tulang rusuk menyebabkan rongga dada bertambah
besar, di ikuti mengembangnya paru-paru, sehingga udara luar masuk melalui
hidung.
Keadaan
balon dalam botol saat membran karet dikembalikan adalah mengempis, hal ini
disebabkan karena tekanan dalam botol lebih besar dan tekanan udara di luar
mengecil atau berkurang sehingga udara dalam balon yang berada dalam botol
mengeluarkan udara keluar yang membuatnya mengempis ini disebut proses ekspirasi.
|
tulang
rusuk kembali ke posisi semula, Sehingga rongga dada menyempit. Akibatnya udara
dapat terdorong keluar paru-paru.
Secara
singkat dapat dijelaskan di bawah ini :
a. Pernapasan perut
1) Inspirasi
Bila diafragma berkontraksi sehingga
mendatar, maka rongga dada membesar. Keadaan ini menyebabkan tekanan udara di
paru-paru mengecil sehingga udara luar masuk.
2) Ekspirasi
Bila otot diafragma relaksasi, maka
rongga dada mengecil. Akibatnya tekanan di paru-paru membesar sehingga udara
keluar.
Sedangkan untuk pernapasan dada :
b. Pernapasan dada
1) Inspirasi
Bila otot antartulang rusuk
berkontraksi maka tulang-tulang rusuk terangkat sehingga volume rongga dada
membesar. Akibatnya, tekanan udara di paru-paru mengecil sehingga udara di luar
yang mempunyai tekanan lebih besar masuk ke dalam paru-paru.
2) Ekspirasi
Bila otot-otot antartulang rusuk
relaksasi maka tulang-tulang rusuk tertekan sehingga rongga dada mengecil. Akibatnya,
tekanan udara di paru-paru membesar sehingga udara keluar.
Pada proses
pernapasan, aliran udara dari udara bebas ke paru-paru dan sebaliknya, ditentukan
oleh perubahan tekanan udara dalam rongga paru-paru, rongga dada, dan rongga
perut. Perubahan tekanan disebabkan oleh terjadinya perubahan volume setiap
ruangan.
BAB V
PENUTUP
· KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
ü Kegiatan
pernapasan pada manusia berdasarkan otot yang berperan dalam proses pernapasan
dibedakan menjadi 2, yaitu pernapasan
dada dan pernapasan perut.
ü Pada
pernapasan dada yang berperan aktif adalah otot antar rongga perut atau
Muskulus Interkalaris sedangkan pada pernapasan perut yang berperan adalah otot
dinding rongga perut. Jadi mekanisme pernapasan dapat terjadi karena adanya
perbedaan tekanan udara di dalam dan di luar tubuh.
ü Dalam
sistem pernapasan manusia, ada proses inspirasi dan ekspirasi yaitu pengambilan udara pernapasan dari udara bebas untuk masuk
ke dalam tubuh atau paru-paru, serta mengeluarkan gas sisa ke udara bebas.
Pengambilan udara pernapasan ini dikenal dengan inspirasi, sedangkan
pengeluarannya dikenal dengan ekspirasi.
· SARAN
ü Untuk
mendapatkan hasil yang sesuai dan memuaskan lakukanlah percobaan dengan teliti.
ü Carilah
lebih banyak referensi untuk dijadikan sebagai bahan perbandingan.
DAFTAR PUSTAKA
Suwarno.
2009. Panduan Pembelajaran Biologi untuk SMA &
MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Purnomo,
dkk. Biologi kelas XI untuk SMA dan MA. 2009. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
Endang
Sri Lestari dan Idun Kistinnah.BIOLOGI
Makhluk Hidup dan Lingkungannya SMA/MA
untuk Kelas XI. 2009. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
makasih.. infonya sangat bermanfaat.. ngomong2 bias kita sama.. hihihi chanyeol
BalasHapusbaru pertama kali ini nemu blog yg nulis kpopers bgt
BalasHapusjadi salfok sama foto biasnya :)