BAB I Pendahuluan
A. Latar
belakang masalah
Semua makhluk hidup
dalam hidupnya mengalami proses perubahan biologis seperti perubahan bentuk,
ukur an, maupun volumenya. Perubahan tersebut terjadi disebabkan semua
organisme tersebut mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tumbuhan adalah
makhluk hidup yang mempunyai ciri sebagaimana makhluk hidup lainnya. Salah satu
ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah
pertambahan jumlah sel pada suatu organisme. Pertumbuhan bersifat tidak dapat
kembali (irreversible). Proses pertumbuhan biasanya diikuti dengan pertambahan
berat tubuh. Pertumbuhan diikuti dengan perkembangan yang merupakan proses
saling terkait. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan diawali dengan
pertumbuhan bakal biji dan bakal buah .
Tahap
berikutnya yaitu perkecambahan. tumbuhan yang telah mengalami perkecambahan
kemudian akan mengalami pertumbuhan sampai akhirnya menjadi tumbuhan dewasa
yang dapat menghasilkan biji kembali. Pertumbuhan pada tanaman dapat dilihat dari
makin besarnya suatu tanaman yang disebabkan oleh jumlah sel yang bertambah
banyak dan bertambah besar. Suatu kecambah akan tumbuh menjadi tanaman yang
utuh. Selain tumbuh, tanaman juga mengalami perkembangan, yaitu proses menuju
kedewasaan secara seksual di mana tanaman sudah siap untuk menghasilkan
keturunan.
Faktor luar yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan salah satunya adalah suhu atau
temperature. Suhu berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan, antara lain
mempengaruhi kerja enzim Oleh karena itu, suhu mempengaruhi proses pertumbuhan
tumbuhan. Berdasarkan hal tersebut kami memilih suhu untuk diamati pengaruhnya
terhadap pertumbuhan kacang hijau.
B.
Rumusan masalah
·
Pengaruh suhu pada pertumbuhan kacang hijau
·
Suhu yang manakah yang paling baik untuk
pertumbuhan kacang hijau
C.
Tujuan masalah
·
Untuk mengetahui pengaruh suhu pada
pertumbuhan kacang hijau
·
Untuk mengetahui suhu yang manakah yang
paling baik untuk pertumbuhan kacang hijau.
D.
Batasan masalah
Pada penelitian ini , kami hanya meneliti
tentang sejauh mana pengaruh suhu atau temperature terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
BAB II Tinjauan pustaka
Pertumbuhan adalah proses kenaikan massa dan volume yang
irreversibel (tidak kembali ke asal) karena adanya tambahan substansi dan
perubahan bentuk yang terjadi selama proses tersebut. Selama pertumbuhan
terjadi pertambahan jumlah dan ukuran sel. Pertumbuhan dapat diukur serta
dinyatakan secara kuantitatif.
Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan
atau tingkat yang lebih sempurna. Perkembangan tidak dapat dinyatakan secara
kuantitatif. Perkembangan merupakan proses yang berjalan sejajar dengan
pertumbuhan.
Dalam
pertumbuhan dan perkembangan terjadi pembelahan sel, pemanjangan sel dan
diferensiasi sel.
Macam-Macam Pertumbuhan Pada Tumbuhan
a. Pertumbuhan
primer adalah pertumbuhan yang memanjang baik yang terjadi pada ujung akar
maupun ujung batang. Pertumbuhan primer dapat diukur secara kuantitatif yaitu
dengan menggunakan alat auksanometer . Pertumbuhan primer pada ujung akar dan
ujung batang dapat dibedakan menjadi 3 daerah yaitu:
1)
Daerah pembelahan sel, terdapat di bagian
ujung akar. Sel-sel di daerah ini aktif membelah (bersifat meristematik)
2)
Daerah perpanjangan sel, terletak di belakang
daerah pembelahan. Sel-sel di daerah ini memiliki kemampuan untuk membesar dan
memanjang.
3)
Daerah diferensiasi sel, merupakan daerah
yang sel-selnya berdiferensiasi menjadi sel-sel yang mempunyai fungsi dan
struktur khusus.
Pada ujung pucuk dan ujung akar,
terdapat jaringan yang bersifat meristematik. Jaringan meristem yang terletak
di ujung akar menyebabkan pemanjangan akar. Pertambahan panjang akar pada
jagung mencapai 1 cm per hari. Ujung akar akan menghasilkan tudung akar.
Tudung akar akan menghasilkan lendir yang dapat mempermudah akar menembus
tanah. Menurut Hopson (1990: 475), pada ujung akar terdapat tiga daerah
pertumbuhan berturut-turut dari ujung ke pangkal, yakni daerah pembelahan,
daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi.
b. Pertumbuhan
sekunder adalah pertumbuhan yang dapat menambah diameter batang. Pertumbuhan
sekunder merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu cambium dan
kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil. Perkembangan
adalah Deverensiasi sel-sel menjadi struktur dan fungsi tertentu. Kacang hijau
sejenis tanaman budi jaya dan palawijaya yang dikenal luas di daerah tropika.
Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Pabacaeae) ini memiliki banyak manfaat
dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati
tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai
tanaman pangan Legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Perkecambahan
Perkecambahan
adalah peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Biji akan
berkecambah jika berada dalam lingkungan yang sesuai. Proses perkecambahan ini
memerlukan suhu yang cocok, banyaknya air yang memadai, persediaan oksigen yang
cukup, kelembapan, dan cahaya. Struktur biji yang berbeda antara tumbuhan
monokotil dan dikotil akan menghasilkan struktur kecambah yang berbeda pula.
Pada tumbuhan monokotil, struktur kecambah meliputi radikula, akar primer,
plumula, koleoptil, dan daun pertama. Sedangkan, pada kecambah tumbuhan dikotil
terdiri atas akar primer, hipokotil, kotiledon, epikotil, dan daun pertama.
Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu epigeal dan hipogeal.
a.
Pada perkecambahan epigeal, kotiledon terdapat di permukaan tanah karena
terdorong oleh pertumbuhan hipokotil yang memanjang ke atas.
b.
Pada perkecambahan hipogeal, kotiledon tetap berada di bawah tanah,
sedangkan plumula keluar dari permukaan tanah disebabkan pertumbuhan epikotil
yang memanjang ke arah atas.
Pada dikotil tidak muncul koleoptil. Dari dalam tanah,
kotiledonnya akan muncul ke atas permukaan tanah bersamaan dengan munculnya
daun pertama. Kotiledon akan memberi makan bakal daun dan bakal akar sampai
keduanya dapat mengadakan fotosintesis. Itulah sebabnya, lama-kelamaan
kotiledon menjadi kecil dan kisut. Perkecambahan yang kotiledonnya terangkat ke
permukaan tanah dinamakan perkecambahan epigeal. (Moore, et al,
1995: 404).
Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan
dan Pertumbuhan
a. Faktor
Dalam
1) Gen
Berfungsi mengawasi reaksi kimia di dalam
sel, terutama reaksi sintesis protein dan sintesis enzim. Gen-gen yang terbawa
oleh setiap kromosom dari suatu generasi akan menentukan sifat generasi
berikutnya.
2) Hormon
Disebut zat tumbuh atau Fitohormon. Hormon adalah
regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat pada bagian tumbuhan,
sedangkan respon pertumbuhan terjadi di bagian tumbuhan lainnya. Misalnya di
akar, batang, dan daun. Hormon ditemukan pada tahun 1928 oleh F.W. Went. Hormon
tumbuhan yang telah diketahui antara lain auksin, giberelin, sitokinin, gas
etilen, dormin, kalin, dan asam traumalin.
b.
Faktor Luar
1) Nutrisi
(Makanan)
Umumnya tumbuhan memerlukan makanan dari
lingkungan yang berupa unsur-unsur mineral. Unsur mineral ini berperan dalam
penyusunan molekul organik. Beberapa unsur mineral juga terdapat dalam bentuk
ion anorganik dalam protoplasma. makanan tersebut sebagai sumber energi dan
sumber materi untuk mensintesis berbagai komponen sel.
a)
Air
Air termasuk senyawa utama yang dibutuhkan tumbuhan.
Tanpa air tumbuhan tidak bisa tumbuh. Kekurangan air dapat menghambat aktivitas
metabolisme.
b)
Kelembapan
Pengaruh kelembapan udara berbeda-beda
terhadap berbagai pertumbuhan. Tanah dan udara yang lembap berpengaruh baik
bagi pertumbuhan. Kondisi lembap menyebabkan banyak air yang diserap tumbuhan
dan lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi ini mendukung aktivitas pemanjangan
sel sehingga sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum dan tumbuhan
bertambah besar.
c)
Oksigen
Oksigen berfungsi dalam reaksi metabolisme
tumbuhan karena oksigen penting dalam respirsi yang menghasilkan energi. Jika
kekurangan oksigen, respirsi terganggu dan energi berkurang sehingga
pertumbuhan terganggu.
d)
Cahaya
Cahaya sangat diperlukan tumbuhan hijau untuk
berfotosintesis. Namun cahaya juaga merupakan faktor penghambat pertumbuhan
meninggi karena cahaya dapat menguraikan auksin.
e)
Suhu
Suhu merupakan faktor lingkungan
yang penting bagi tumbuhan karena berhubungan dengan kemampuan melakukan
fotosintesis, translokasi, respirasi, dan transpirasi. Tumbuhan memiliki suhu
optimum untuk dapat tumbuh dan berkembang. Suhu optimum merupakan suhu yang paling baik untuk
pertumbuhan tanaman secara ideal. Selain suhu optimum, tanaman juga mempunyai
suhu maksimum dan minimum yang bisa diterima olehnya. Suhu maksimum merupakan
suhu tertinggi yang memungkinkan tumbuhan masih dapat bertahan hidup. Suhu
minimum merupakan suhu terendah yang memungkinkan tumbuhan bertahan hidup.
Temperatur atau suhu yang tinggi
akan mempengaruhi kandungan air pada jaringan tumbuhan . Strategi tumbuhan
dalam menghadapi temperatur yang tinggi adalah dengan meningkatkan proses
transipasi (penguapan air yang umumnya melalui daun). Selain itu, temperatur
juga mempengaruhi kerja enzim dalam tubuh tumbuhan yang bekerja pada proses
metabolisme.
Temperature
untuk pertumbuhan dan perkembangan setiap jenis tumbuhan berbeda-beda.
Temperature yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tingkat
tinggi berkisar antara 0°C hingga 45°C. Contohnya, berbagai kultivar gandum (triticum
vulgare) dapat tumbuh pada kisaran temperature mendekati 0°C - 40°C. Namun, pertumbuhannya akan optimal pada kisaran
temperature 20°C - 25°C. temperature optimum untuk pertumbuhan jagung (zea
mays) berkisar antara 30°C - 35°C, tetapi jagung tidak dapat tumbuh pada
temperature dibawah 12°C. Sebagian besar tumbuhan memerlukan temperature sekitar 10°–38°C untuk pertumbuhannya. Sebenarnya, temperature optimum pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan berkaitan dengan asal wilayah jenis tumbuhan
tersebut. Tumbuhan yang berasal dari wilayah tropis memerlukan temperature yang
relative lebih tinggi dibandingkan tumbuhan yang berasal dari daerah sub-tropis
atau kutub.
Pengaruh
suhu pada beberapa proses pertumbuhan (Proses Fisiologis)
1. Transpirasi
Pada Tanaman
Transpirasi dapat diartikan sebagai
proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata.
Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang
lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna tersebut sangat kecil
dibanding dengan yang hilang melalui stomata.
Merupakan faktor lingkungan yang
terpenting yang mempengaruhi transpirasi daun yang ada dalam keadaan turgor.
Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu udara, tetapi daun
yang kena sinar matahari mempunyai suhu 10o -20o F lebih tinggi daripada suhu
udara
Pengaruh tempratur terhadap
transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain, yaitu didalam hubungannya
dengan tekanan uap air di dalam daun dan tekanan uap air di luar daun. Kenaikan
tempratur menambah tekanan uap di dalam daun. Kenaikan temperatur itu sudah
barang tentu juga menambah tekanan uap di luar daun, akan tetapi berhubung
udara di luar daun itu tidak di dalam ruang yang terbatas, maka tekanan uap
tiada akan setinggi tekanan uap yang terkurung didalam daun. Akibat dari pada
perbedaan tekanan ini, maka uap air akan mudah berdifusi dari dalam daun ke
udara bebas.
2. Suhu
mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting: bukaan stomata, laju
transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
Peningkatan
suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses di atas
Setelah
melewati titik optimum, proses tersebut mulai dihambat: baik secara fisik
maupun kimia, menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)
Hubungan
suhu dan pertumbuhan tanaman dapat diamati pada gambar berikut ini :
BAB III Metode Penelitian
A. Rancangan
penelitian
Dalam
penelitian ini populasai, sampel dan variabel adalah sbb :
a.
Populasi dan sampel
Populasi : 100 biji kacang hijau
Sampel : 20 biji
b.
Variabel
·
Variabel Independen (Variabel Bebas) adalah suhu.
·
Variabel Dependen (Variabel Terikat) adalah
pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau.
·
Variabel Kontrol adalah cahaya , air , kelembapan , nutrisi.
Alat
·
Thermometer
·
Penggaris
Bahan
·
biji kacang hijau
·
Tanah
·
Lidi dan kertas
·
gelas plastic bekas
·
Air
Cara Kerja
·
Siapkan alat dan bahan yang di perlukan.
·
Pilihlah biji kacang hijau yang sehat
kemudian rendam biji kacang hijau tersebut selama beberapa jam.
·
Buatlah empat media dengan memasukkan tanah
secukupnya ke dalam gelas plastic bekas.
·
Kemudian tanamlah biji kacang hijau yang
sudah di rendam tersebut pada media yang sudah di buat dan masing-masing media
di tanam 10 biji kacang hijau.
·
Berilah tanda pada setiap media yang sudah di
Tanami kacang hijau tersebut dengan bendera.
·
Letakkanlah setiap media yang telah di Tanami
tersebut pada tempat yang berbeda seperti di bawah pohon, di tempat yang
terkena sinar matahari, di kamar dan di dalam kulkas.
·
Ukurlah suhu di setiap tempat tersebut serta
siramlah masing-masing dengan air secukupnya setiap hari kemudian catatlah
perubahannya.
·
Amati pertumbuhan dan perkembangan pada kacang
hijau tersebut. Ukurlah panjang dan lebar batang dan daunnya setiap hari dan
catatlah perubahannya. Sedangkan untuk akar di ukur saat hari terakhir
percobaan.
B. Teknik
pengumpulan data
Pengumpulan data/informasi dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu melalui studi kepustakaan, observasi, dan lainnya.
Faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan tersebut dinamakan variabel bebas,
sedangkan pertumbuhan tumbuhannya dinamakan variabel terikat.
Ada dua jenis data, yaitu data kualitatif dan
data kuantitatif.
a. Data
kualitatif tidak memerlukan perhitungan matematis sebab data tersebut sudah
memiliki makna untuk menafsirkan hasil penelitian dalam percobaan yang di
lakukan, misalnya kapan mulai tumbuh akar; kapan kotiledon menyusut (kondisi
kotiledon); kapan tumbuh daun pertama.
b. Data
kuantitatif merupakan data memerihal, belum bermakna, maka perlu pengolahan dan
analisis, antara lain dengan statistik. Misalnya panjang akar.
Untuk memudahkan dalam pengumpulan data yang
ada maka sebaiknya menggunakan table seperti berikut ini :
TABEL KUANTITATIF DAN
KUALITATIF
Untuk
hari pertama penelitian masih belum ada perubahan pada lebar daun , panjang
batang, panjang daun, panjang akar, warna daun dsb. Jadi yang di buat tabelnya
mulai dar hari ke dua.
NO
|
KUANTITATIF
|
KUALITATIF
|
||||
PANJANG BATANG
|
LEBAR DAUN
|
PANJANG DAUN
|
PANJANG AKAR
|
WARNA DAUN
|
KERAS LEMBEK BATANG
|
|
GELAS A DI DALAM RUANGAN
|
||||||
1
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
GELAS B DI BAWAH POHON
|
||||||
1
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
GELAS C DI ATAS MEJA TERKENA SINAR MATAHARI
|
||||||
1
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
GELAS D DI DALAM KULKAS
|
||||||
1
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
C. Teknik
analisa data
Data
yang telah di amati nantinya akan disusun sesuai topik kajian. Kemudian
dilakukan penyusunan berdasarkan kemudian data yang telah dipersiapkan secara
logis dan sistematis. Data yang diperoleh kemudian di analisis menggunakan
teknik deskriftif argumentatif sederhana.
BAB IV Hasil Penelitian
TABEL PENGUKURAN SUHU
HARI
|
TEMPAT
|
SUHU
|
Pertama
19 , juli 2012
|
Di dalam kulkas
|
120C
|
Di dalam ruangan
|
300C
|
|
Di bawah pohon
|
280C
|
|
Di bawah sinar matahari
|
290C
|
|
Kedua
20 , juli 2012
|
Di dalam kulkas
|
120C
|
Di dalam ruangan
|
260C
|
|
Di bawah pohon
|
230C
|
|
Di bawah sinar matahari
|
230C
|
|
Ketiga
21 , juli 2012
|
Di dalam kulkas
|
120C
|
Di dalam ruangan
|
260C
|
|
Di bawah pohon
|
280C
|
|
Di bawah sinar matahari
|
290C
|
|
Keempat
22 , juli 2012
|
Di dalam kulkas
|
120C
|
Di dalam ruangan
|
240C
|
|
Di bawah pohon
|
280C
|
|
Di bawah sinar matahari
|
300C
|
|
Kelima
23 , juli 2012
|
Di dalam kulkas
|
0,60C
|
Di dalam ruangan
|
260C
|
|
Di bawah pohon
|
280C
|
|
Di bawah sinar matahari
|
280C
|
|
Keenam
24 , juli 2012
|
Di dalam kulkas
|
0,70C
|
Di dalam ruangan
|
250C
|
|
Di bawah pohon
|
300C
|
|
Di bawah sinar matahari
|
320C
|
|
Ketujuh
25 , juli 2012
|
Di dalam kulkas
|
0,60C
|
Di dalam ruangan
|
260C
|
|
Di bawah pohon
|
290C
|
|
Di bawah sinar matahari
|
300C
|
Table pengukuran kuantitatif dan kualitatif
1. Panjang batang (dalam cm)
Hari
|
Gelas A di dalam ruangan
|
|||||||||||||||||
2
|
0,5
|
0,2
|
0,3
|
0,1
|
0,5
|
0,4
|
0,6
|
0,3
|
0,4
|
0,5
|
||||||||
3
|
1,1
|
1
|
1,4
|
1,5
|
1,4
|
1
|
1,2
|
0,5
|
1
|
1,8
|
||||||||
4
|
3
|
1
|
2
|
1,5
|
2
|
1
|
4
|
0,5
|
1
|
2,5
|
||||||||
5
|
8
|
1
|
2
|
1,5
|
6
|
1
|
10
|
0,5
|
1
|
2,5
|
||||||||
6
|
14
|
1
|
2
|
1,5
|
13
|
2
|
20
|
2
|
1
|
2,5
|
||||||||
7
|
18
|
1
|
2
|
1,5
|
22
|
2
|
23
|
2,8
|
1
|
3
|
||||||||
Hari
|
Gelas B di bawah pohon
|
|||||||||||||||||
2
|
0,3
|
0,2
|
0,2
|
0,4
|
0,3
|
0,3
|
0,2
|
0,4
|
0,3
|
0,2
|
||||||||
3
|
1
|
1
|
1,5
|
1,4
|
0,3
|
0,4
|
1
|
1,3
|
1
|
1
|
||||||||
4
|
1
|
1
|
2
|
2
|
0,3
|
0,5
|
2
|
2
|
1
|
1
|
||||||||
5
|
1
|
1
|
2
|
3
|
0,4
|
0,6
|
-
|
2
|
1,5
|
1
|
||||||||
6
|
1
|
1
|
2
|
4
|
0,4
|
0,6
|
|
2,5
|
1,5
|
1
|
||||||||
7
|
1,2
|
1,1
|
2
|
9,4
|
0,4
|
0,6
|
-
|
2,5
|
1,5
|
1
|
||||||||
Hari
|
Gelas C di atas meja terkena sinar matahari
|
|||||||||||||||||
2
|
0,4
|
0,3
|
0,4
|
0,3
|
0,5
|
0,2
|
0,2
|
0,2
|
0,3
|
0,4
|
||||||||
3
|
1,5
|
0,4
|
1
|
1
|
1,5
|
1
|
1
|
0,3
|
1
|
1
|
||||||||
4
|
2
|
0,4
|
1
|
1
|
2,5
|
1
|
1
|
0,3
|
1
|
1
|
||||||||
5
|
2,5
|
0,5
|
1,5
|
1
|
3,5
|
1
|
1
|
0,5
|
1
|
1
|
||||||||
6
|
5
|
0,5
|
1,5
|
1
|
6,2
|
1
|
1
|
0,5
|
1
|
1
|
||||||||
7
|
5
|
0,5
|
1,5
|
1
|
7,9
|
1
|
1
|
0,5
|
1
|
1
|
||||||||
Semua batang tanaman yang
diteliti memiliki batang yang lembek.
2. Warna, lebar(dalam cm) dan bayaknya daun
Gelas A1,5,7 : 2
hijau muda(hari ke 5-7)
Gelas A9 : 2
hijau muda (hari ke 7)
Hari
|
Lebar daun
|
||||||||||
5
|
0,4
|
0
|
0
|
0
|
0,6
|
0
|
0,8
|
0
|
0
|
0
|
|
6
|
0,8
|
0
|
0
|
0
|
0,8
|
0
|
0,9
|
0
|
0
|
0
|
|
7
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1,1
|
0
|
1,3
|
0,8
|
0
|
0,6
|
Gelas B4 : 3
hijau muda (hari ke 6-7)
Hari
|
Lebar daun
|
|||||||||
6
|
0
|
0
|
0
|
0,7
|
0
|
0
|
-
|
0
|
0
|
0
|
7
|
0
|
0
|
0
|
0,9
|
0
|
0
|
-
|
0
|
0
|
0
|
Gelas C1 : 2 hijau
muda (hari ke 5), 2 hijau tua(hari ke 6), 3 hijau tua(hari ke 7)
Gelas C5 : 3hijau
muda (hari ke 5), 3 hijau tua(hari k3 6-7)
Hari
|
Lebar daun
|
|||||||||
5
|
0,6
|
0
|
0
|
0
|
0,6
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
6
|
0,6
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
7
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1,5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3.
Panjang akar
Pada percobaan kali ini panjang akar diukur setelah
tanaman di cabut atau pada hari terakhir penelitian.
a.
Gelas A2,3,4,6,9 akarnya busuk, gelas A1
panjangnya 17cm, gelas A5 panjangnya 11,5cm, gelas A7 panjangnya 16,5 cm dan
gelas A10 panjangnya 14,5 cm.
b.
Gelas B2,5,8,9 akarnya busuk, gelas B1&6
panjangnya 1cm, B3 panjangnya 1,5 cm, B4 panjangnya 7cm, dan B10 panjangnya
0,5cm.
c.
Gelas C2,6,8,9,10 akarnya busuk, C1
panjangnya 4cm, C3,4,7 panjangnya 0,5cm,
dan C5 panjangnya 13,3cm.
Catatan
:
*Untuk
hari pertama tidak di buat tabelnya karena masih belum ada perubahan.
*Untuk
gelas C yang diletakkan di kulkas tidak dibuat tabelnya karena dari penelitian
tidak ada perubahan sama sekali, artinya tumbuhan kacang hijau yang diletakkan
di kulkas tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangan pada penelitian kali
ini.
BAB V Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah kami lakukan diketahui bahwa pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman
kacang hijau pada setiap tempat yang berbeda yaitu di dalam ruangan , di dalam kulkas , di bawah pohon dan dimeja terkena sinar
matahari menunjukkan banyak
perbedaan. Tanaman kacang hijau pada percobaan
di dalam kulkas sama sekali tidak berkembang berbeda dengan tanaman kacang hijau pada percobaan di
dalam ruangan sangat tumbuh subur malah terlihat
seperti berkembang daripada tanaman kacang hijau di tempat
yang terkena sinar matahari dan di bawah pohon yang tempatnya sejuk.
Tanaman kacang
hijau pada percobaan di tempat
yang terkena sinar matahari dan di bawah pohon tampak seperti biasa saja, baik
fulmula ataupun radikula tidak nampak perkembangan secara nyata setelah penanaman. Tanaman kacang
hijau pada percobaan di bawah
pohon dan di tempat terkena sinar matahari tidak tumbuh secara normal seperti yang seharusnya terjadi seperti tanaman pada percobaan di dalam
ruangan yang terlihat subur padahal tidak terkena sinar matahari secara
langsung. Akan tetapi perkecambahannya lebih cepat. Berbeda dengan percobaan di bawah pohon dan tempat yang terkena sinar matahari
yang perkecambahannya sangat lambat.
Tumbuhan
memiliki suhu optimum untuk dapat tumbuh dan berkembang. Suhu optimum merupakan suhu yang paling baik untuk
pertumbuhan tanaman secara ideal. Selain suhu optimum, tanaman juga mempunyai
suhu maksimum dan minimum yang bisa diterima olehnya. Suhu maksimum merupakan
suhu tertinggi yang memungkinkan tumbuhan masih dapat bertahan hidup. Suhu
minimum merupakan suhu terendah yang memungkinkan tumbuhan bertahan hidup.
Secara teori
umumnya tumbuhan tidak tumbuh di bawah suhu 0°C dan di atas 40°C. Suhu yang
dikehendaki atau yang baik bagi pertumbuhan adalah 20°C – 37°C.
Sedangkan dalam percobaan yang telah kami lakukan jika di
urutkan berdasarkan cepat dan lambatnya pertumbuhan dan perkembangannya di
ketahui bahwa rentang suhu yang cocok adalah 24° C - 30° C (dalam ruangan),
kemudian 23° C - 29° C (di bawah pohon), selanjutnya 23° C - 32° C (tempat yang
terkena sinar matahari) dan 0,6° C - 12° C (di dalam kulkas). Jadi, suhu yang
baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau berkisar antara 23° C -
32° C.
Kenaikan
temperatur menambah tekanan uap di dalam daun. Kenaikan tempratur itu sudah
barang tentu juga menambah tekanan uap di luar daun, akan tetapi berhubung
udara di luar daun itu tidak di dalam ruang yang terbatas, maka tekanan uap
tiada akan setinggi tekanan uap yang terkurung didalam daun. Akibat dari pada
perbedaan tekanan ini, maka uap air akan mudah berdifusi dari dalam daun ke
udara bebas.
Suhu
mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting: bukaan stomata, laju
transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi.
Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses di
atas. Setelah melewati titik optimum, proses tersebut mulai dihambat: baik
secara fisik maupun kimia, menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi).
Jadi,
suhu mempengaruhi proses pertumbuhan tumbuhan dengan mempengaruhi laju proses
transpirasi, translokasi, respirasi, hingga fotosintesis. Yang mana semakin
optimum suhu yang mempengaruhi maka laju proses-proses tersebut akan optimum
juga. Sehingga proses pertumbuhan akan optimum pula.
Sebenarnya pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau selain di pengaruhi oleh suhu (temperature) juga dipengaruhi oleh nutrisi, cahaya, air dan kelembaban. Pada
percobaan yang kami lakukan ini juga dapat di ketahui bahwa intensitas cahaya
dapat mempengaruhi tinggi rendahnya suhu. Selain itu, pemberian air setiap
harinya juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.
BAB VI Penutup
A.
Kesimpulan
Dari percobaan di atas, dapat
disimpulkan bahwa :
Tanaman kacang hijau yang mengalami
pertumbuhan yang paling cepat adalah kacang hijau yang tumbuh pada rentang suhu
24° C - 30° C (dalam ruangan).
Suhu yang baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan kacang hijau berkisar antara 23° C - 32° C.
Pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau selain di pengaruhi oleh suhu (temperature) dipengaruhi pula oleh nutrisi, cahaya, air dan kelembaban.
B. Saran
Pilihlah
biji kacang hijau yang sehat untuk di teliti agar pertumbuhan dan
perkembangannya lebih mudah di amati. Saat mengukur suhu janganlah memegang
ujung bawah termometernya karena hasil pengukurannya dapat menjadi tidak
sesuai. Hal itu terjadi karena yang terukur adalah suhu tubuh kita.
Daftar pustaka
Aryulina,
Diah dkk. 2007. Biologi 3. Esis : Jakarta
Herlina,
Ida dkk. 2007. BIOLOGI 3. Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta
gue suka nih postingan, !
BalasHapusterima kasih^^
Hapusmakasih postingannya. bermanfaat sekali bagi saya
BalasHapusthank U guys, are you exo-L, I'm EXO-L too,.....
BalasHapus고마워.....
you're welcomeee :D
HapusYea i'm exo-L, nice to meet u, but i'll glad to know ur identity than anonim hehe
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussemuanya sudah dijelaskan dibagian pembahasan hasil kok :) dibaca lagi yaaa dan dipahami.
Hapuskalau masih bingung bisa pc saya di twitter @isnapcy95
This paper was made to identify and distinguish the growth and development of the green beans through the research that has been done
BalasHapustogel sgp