recent : 01052013
06:07
Tararam Potre
Main
Cast : Wu yi Fan a.k.a Kris
Kang Je Ah as readers
Genre
: Fantasi, Romance
Author : Isnawati (Isnapcy95)
Author : Isnawati (Isnapcy95)
Hello, hello ^^ author kembali
dengan membawa ff baru dengan genre yang sedikit berbeda. Author juga kali ini
membawa Leader EXO-M, Wu Yi Fan a.k.a Kris sebagai Main cast-nya.
Ff ini terinspirasi dari cerita
masa kecil Harry Potter dan cerita Vampire yang lumayan tren belakangan ini. FF
ini penuh dengan hal-hal yang mungkin tidak masuk akal, banyak kata-kata atau
istilah baru yang mungkin akan membuat readers menjadi bingung dan tidak
mengerti jalan ceritanya. Sebagian kata-kata atau istilah itu memang sengaja
author cantumkan dalam rangka mengingat pelajaran yang waktu author membuatnya
author sedang dalam masa mendekati Ujian Nasional atau National Examination. Typo
bertebaran dimana-mana, harap dimaklumi.
Ok ! langsung saja tanpa banyak bacot
lagi, silakan di baca ^^ hope u like it ^^
Happy reading ya :33 don’t forget
follow me @Isnapcy95 at twitter. Thanks
Ketakutan adalah hal yang berbahaya di
kehidupanmu. Semua dapat berakhir hanya karena sedikit rasa takut. Semuanya
memerlukan keberanian dan rasa percaya.
*Mr.
Louis PoV*
Aku harus segera menjauh dari
pemukiman. Aku takut kemarah Dewa vampire (Mozaros) akan menghancurkan semuanya
seperti hancurnya kota Bandung pada saat Bandung Lautan api (?) Hirosima dan Nagasaki pasca di bom oleh
Amerika Seikat /author jadi ngelantur ke sejarah-_-v/ mengorbankan banyak nyawa
hanya karena aku ingin menyelamatkan isteri dan anakku. Aku tidak ingin
bersifat egois setidaknya biarlah disana, ditempat dimana tidak terlalu banyak
hal yang harus dikorbankan.
Arrrgh !!
Apa yang terjadi padaku? Tiba-tiba
saja energiku seperti terkuras.. kakiku melemah dan sepertinya mulai tidak mampu
lagi menopang berat tubuhku.
Sial!! umpatku dalam hati. Padahal
ini saat-saat yang sangat penting. Sangat penting bagi kelangsungan keluarga
Louis dan sekelompok orang yang ada di sekitar sini. Aku harus mengalihkan
perhatian mereka.. Jika tidak, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan
terjadi selanjutnya kepada istri dan anakku. Aku tidak mau jika anak dan
istriku dijadikan persembahan bagi dewa vampire. Aku tidak mau mereka terbunuh
secara sadis karenanya.. darah mereka dimakan olehnya dan akibatnya kekuatannya
semakin bertambah. Maka barang pasti, Dewa vampir akan semakin semena-mena pada
semua vampire, dan kehidupan cinta vampire dan manusia tidak akan pernah dapat
berlangsung dengan baik..
@@@
@author PoV
/other
place/
Hhah.. hhahh ! “eottoke?? Apa yang harus
aku lakukan?”
Hembusan napas yang memburu
terdengar dari sesosok wanita yang kira-kira berumur sekitar 30tahun-an.
Wajahnya terlihat sangat pucat, raut kecemasan, ketakutan dan lelah terlukis
jelas di wajahnya. Pikirannya tengah bergulat hebat. Maklum saja dia tengah di
kejar oleh beberapa Arka (sebutan bagi tangan kanan Dewa Vampir yang tugasnya
menangkap dan menghukum siapa saja yang melanggar peraturan Kerajaan Vampir).
Aku harus menyelamatkan anakku
pikirnya. Pikirannya sekarang sedang kacau dia tidak juga menemukan solusinya.
Wanita itu hampir putus asa. Hidup dan matinya beserta anaknya sekarang di
ujung tanduk, jaraknya dengan para Arka sekarang sudah sangat dekat.
Di dalam peraturan Arkaza
(kerajaan vampir), vampire manapun tanpa
kecuali apabila menikah dengan manusia maka dia akan dijadikan budak seumur
hidupnya, hidupnya akan dibuat selalu berada dalam tekanan, apabila vampire itu
mempunyai kekuatan maka kekuatannya akan diserap, sedangkan istrinya akan
dibunuh di depan matanya sesadis-sadisnya, apabila pernikahannya menghasilkan
seorang keturunan maka anak itu juga akan di bunuh seperti halnya sang ibu. – Arkazos 3 : 21
“Ya Tuhan ! Tolonglah aku dan anakku saat ini,
dan juga selamatkan suamiku.. setidaknya kalau ini adalah takdirku, saat
terakhirku dan juga saat terakhir suamiku menghirup udara bumi ini, ku mohon
biarkan anakku tetap hidup ” panjatnya disela puncak ketegangan, di tengah
kalut yang melanda, disaat penghujung maut, saat-saat yang menentukan hidup dan
matinya.
Entah Tuhan telah menjawab doanya
saat itu juga. Tiba-tiba saja dia mendapatkan ilham. Dia melepaskan baju yang
melekat dibadan bayinya, kemudian menyelimuti bayinya yang sekarang naked (?) agar
tidak kedinginan. Lalu dia meletakkannya di sebuah kandang anjing, di tempat
yang cukup aman hingga sampai ada orang yang menemukannya.
Dia meraih salah satu anjing
kecil yang berada di kandang itu dan memasangkan baju bayinya pada anjing itu.
setelah selesai dia kemudian memandang sebentar bayinya itu dan menciumnya,
seakan dia tidak akan pernah bertemu lagi dengan bayinya itu. hingga akhirnya
dia beranjak pergi dengan perasaan berat dan tidak kuasa berpisah dengan
anaknya.
Wanita itu terus berlari sekuat
tenaganya dan masuk ke dalam sebuah mobil yang kebetulan saat itu sedang
ditinggalkan pemiliknya dengan kondisi lengkap beserta kuncinya. Dia meletakkan
bayi anjing yang telah dibawanya untuk mengelabuit para Arka yang tengah
mengejarnya dan kemudian menghidupkan mesin mobil tersebut lalu membawanya
meluncur ke arah jalan raya.
Dia terus mengemudi sambil
memperhatikan para Arka yang kini berada beberapa meter saja lagi. makhluk apa
mereka itu? pikirnya. Mengapa mereka sangat cepat? Ah, bagaimana dengan bayiku?
Semoga mereka tidak menyadarinya ?
Sepertinya keajaiban benar-benar
terjadi malam itu para Arka yang mengejar wanita itu tidak menyadari bayi laki-laki
tidak berdosa itu. Mereka hanya mengejar wanita itu, atau sebut saja Ny. Wu
Elis. Doa wanita itu terjawab. Doa seorang ibu memang mustajab pikirnya. Ada
sedikit perasaan lega di dadanya.
Tapi ini bukan saatnya dia
menghela napas lega, dia masih di kejar para Arka itu. tidak ada jalan lain,
aku tidak mau mati secara sadis di hadapan suamiku. Lebih baik aku mati karena
accident kecelakaan. Setidaknya bayiku sudah selamat pikirnya. Biarlah. Ini
lebih baik ujarnya mantap.
Wanita itu menginjak gasnya lebih kencang.
Bruk ! bruk ! braak ! duar ! Mobil yang di kendarai wanita itu menabrak
pembatas jalan, terlempar dan berguling-guling jatuh kebawah hingga kemudian
berakhir dengan meledaknya mobil itu bersama isinya, hingga menyisakan onggokan
arang dan besi hitam.
Para Arka itu tidak berani
mendekat. Mereka takut pada api. Api merupakan lambang kekuatan Dewa vampire (Mozaros).
“Mozaros sudah menghukumnya” seru
salah seorang Arka itu, sepertinya dia adalah ketua para Arka itu. “ayo kita
kembali mengejar Wuyi !” */Wuyi merupakan nama asli dari Mr. Louis dalam
kehidupan para vampir/* para Arka itu segera beranjak pergi meninggalkan TKP
(?).
@@@
/the following day/
Mentari mulai menyinari pagi kala
itu. Ny. Wu tengah menyiapkan sarapan untuk suaminya Mr. Wu Yixin. Dia juga
menyiapkan segala macam makanan peliharaannnya kemudian mulai beranjak membawa
makanan-makanan itu ke tempatnya (?)
“Huek ! huek ! (?)” terdengar
suara tangisan bayi. “seperti ada suara bayi?” gumamnya. Dia menajamkan pendengarannya
mencoba menerka dimanakah sumber suara tangisan bayi yang didengarnya itu.
“Emm, mungkinkah itu suara bayi
tetangga?” gumamnya.
“tetapi kok suaranya terasa dekat
sekali? Apa benar yang ku dengar?” dia terus bertanya-tanya dalam hatinya.
“Ah, mana mungkin itu bisa
terjadi. Aku pasti telah lelah berharap keajaiban akan terjadi, hingga aku
berhalusinasi seperti ini.” Pikirnya lagi seraya mendenguskan napasnya.
“Bayimu sudah tiada.. kau harus
bisa merelakan kepergiannya, ara?” gumamnya, meyakinkan hati dan pikirannya.
Nampaknya dia benar-benar lelah dengan harapan yang tidak kunjung juga menjadi
nyata. Bagaimana tidak bayi pertamanya harus pergi meninggalkannya dan suaminya
karena sakit keras. Wanita itu menyesali semua yang terjadi, masih tengiang di
kepalanya saat-saat bersama dengan sang buah hati yang sangat dia cintai.
One, Two, Three.. detik demi detik
berlalu.. selama itu pula Ny. Wu bergulat sendiri dengan pikirannya. Tanpa
sadar kalau suara tangisan bayi yang di dengarnya semakin jelas dan tidak juga
kunjung berhenti, mengusiknya kembali.
“ah, tidak mungkin jika itu hanya
halusinasiku saja” pikirnya. Dia melangkahkan kakinya mendekati arah sumber
suara yang didengarnya. Posisinya kini sudah sangat dekat, dekat dan terus
lebih dekat. Dia mulai menoleh kesana kemari mencari dimanakah asal suara itu.
Dia menoleh ke berbagai arah tetapi tidak kunjung juga menemukan apa yang dia
cari.
“Aneh !” serunya. Betapa tidak
terdengar suara tangisan bayi tapi tidak nampak dimanakah sosoknya. Dia
berpikir kalau dia memang sedang berhalusinasi. Dia lalu membalikkan badannya
dan mulai melangkahkan kakinya menjauh, tapi belum sampai beberapa langkah
jauhnya dia memutuskan untuk kembali mengamati dan mencari lagi dimanakah
sumber suara tangisan bayi itu.
@Ny.
Wu PoV
Srek ! sreek !
Kulangkahkan kakiku mendekat ke
sebuah kandang anjing di pekarangan rumahku. Aku masih saja bertanya-tanya atas
pendengaranku. Kuperhatikan dengan seksama seluruh penjuru kandang itu.. tapi
aku tidak juga menemukan sosok yang ku cari. Ah, tidak mungkin,, cerutukku. Aku
memperhatika lagi seluruh sudut kandang itu, hingga akhirnya aku melihat
sesosok bayi mungil, dengan paras yang elok, membuatku terpana melihatnya. Aku
langsung jatu hati pada bayi itu.
Dengan perasaan bahagia aku
meraih bayi itu ke dalam dekapanku. seketika suara tangisannya mereda. Seolah
dia sudah lama menantikan pelukan hangat dari seorang ibu. “ibu? Siapa ibunya? Kenapa dia ada di dalam
kandang anjingku?” tanyaku pada diri sendiri(?) dalam hati seolah aku baru
menyadari kalau bayi ini bukan bayiku Wu Yi Fan yang telah pergi.
Pipiku terasa panas. Air mataku
kembali menetes dipipiku. Ingatan kembali tentang bayiku, yang sangat aku cintai
yang baru saja pergi. Dalam hati yang terdalam aku masih belum bisa merelakannya.
Tapi aku melihat ada sebuah
harapan ketika melihat bayi mungil yang tengah ada di dekapanku. Aku bertekad
untuk menjadikan dia sebagai pengganti Wu Yi Fan, bayi malangku itu. bayi ini
pun akan aku namai dengan nama yang sama Wu Yi Fan.
@@@
/A
few years later/
*Kang
Je Ah PoV*
Semilir angin menyentuh kulitku..
aku masih saja mengutak-atik laptopku… aku benar-benar bosan di tinggalkan umma
dan appa sendiri di rumah.. appa dan umma terus saja menyuruhku untuk diam di
rumah selama mereka pergi sedangkan mereka bisa ke mana pun mereka inginkan..
sungguh terasa tidak adil bagiku..
Ketika rasa bosanku kian memuncak
dengan rasa mantap aku membereskan laptopku dan peralatan kesayanganku, aku
segera menuju kamarku menapaki jalan dan tangga yang kadang membuatku jengkel
saat-saat aku kepepet atau kesiangan.
Setibanya aku di dalam kamarku
yang berada di lantai kedua ini, aku lantas membuka lemariku. Diantara banyak
baju yang ada di dalam lemariku, aku lebih tertarik mengambil satu t-shirt
coklat, jaket hitam, celana jeans dengan warna yang senada. Tidak membutuhkan
waktu yang lama, aku mengganti baju yang tengah ku pakai dengannya.
Dengan perasaan mantap aku
menghadap cermin besar yang ada di dekat pintu ruang bacaku. Ku lihat setelan
yang sudah ku pakai sudah sangat cocok dengan hobbyku yang agak berbeda dengan
remaja putri lainnya. Ku raih topi hitam yang tergantung indah di dinding
lemari kayu persis di samping cermin besar yang tengah berada dihadapanku saat
ini. Dengan terlebih dahulu ku gulung rambutku yang cukup panjang, ku lekatkan
topi itu dikepalaku.
Kupandang sekali lagi cermin itu.
“semuanya sudah perfect Kang Je Ah”.
Aku segera mengambil ranselku dan
menggendongnya di belakangku. Aku hendak beranjak meninggalkan kamarku.
Tapi aku masih merasakan ada sesuatu yang janggal. Aku memusatkan pikiranku
mencari sesuatu yang janggal itu.
Aha ! Hampir saja aku melupakan
salah satu atributku yang terpenting. Sepatu boot ! ya sepatu boot. Tanpanya
aku tidak akan bisa menjelajahi daerah kekuasaanku (?). Ku ambil salah satu
sepatu boot yang ku simpan di tempat tersembunyi dimana semua orang tidak
mengetahuinya kecuali Tuhan, malaikat dan diriku sendiri tentunya. Aku tidak
bisa membayangkan kalau sampai umma mengetahuinya. Tamatlah sudah riwayatku.
Dengan langkah kaki
mengendap-endap, ku tenteng sepatu boot yang baru saja ku ambil. Sesekali ku
lihat disekitarku, hanya memastikan tidak ada yang melihatku saat aku tengah
melakukan aksi rahasiaku.
Setelah jarakku berada sudah
cukup jauh dari pandangan rumahku, aku memasang sepatu boot hitamku.
Sreeek.. aku mendengar bunyi
gemuruh angin menghembus lebih kencang sesaat.. dan kalau saja itu bukan
halusinasiku.. aku seperti melihat sekelebat bayangan hitam bergerak menuju
semak belukar yang ada di ujung kompleks rumahku. Bukan pesawat atau apapun,
aku yakin sekali, karena aku tidak mendengar desingan mesinnya.
Jiwa penyelidikku menggerakkan
tubuhku untuk melangkahkan kakiku mendekati bayangan hitam dan besar yang tahu
apakah itu. Yang ku tahu, bayangan itu sedikit bergerak menjauh. Entah mengapa
rasa penasaranku terus memaksaku untuk terus membuntuti ke mana bayangan itu
bergerak.
Ku langkah kakiku lebih cepat
dari semula, semakin cepat dan lebih cepat hingga akhirnya terlihatlah sesosok
namja tinggi yang berdiri tidak begitu jauh dariku.. namja itu berperawakan
tegap, dadanya bidang, wajahnya? Aku belum begitu yakin.. aku tidak begitu
jelas melihat wajahnya.. aku melihatnya dari samping dan di sini tidak cukup
banyak cahaya untukku melihat wajahnya dengan jelas dan terlebih lagi jarakku
dengannya masih belum begitu dekat.
“hey..” panggilku. tapi sosok itu
hanya diam membisu dan tidak menghiraukan pangilanku. Apa dia tidak mendengar
panggilanku? Padahal menurutku suaraku sudah cukup nyaring dan jelas untuk di
dengarnya. Atau dia itu mempunyai masalah pendengaran? Tapi bukan itu yang
membuatku sangat penasaran. Siapa namja ini sebenarnya? Mengapa dia bisa berada
di sini?
Berbagai pertanyaan atas rasa
penasaranku semakin bermunculan padahal hanya berawal dari rasa penasaranku
akan adanya sebuah bayangan hitam yang berkelebat. Rasa penasaran itu yang
membuatku memutuskan untuk melangkahkan
kaki ku mendekatinya lagi dan aku berharap namja itu tidak bergerak menjauh dan
menghilang sebelum aku bisa memuaskan jiwaku yang terus menerus mendesakku untuk
mengetahui lebih banyak. Entah keberuntungan apa yang tengah ku dapatkan, namja
itu hanya diam pada posisinya semula dia tidak bergeming sedikitpun.
Seperti ada sesuatu yang
menghambat pergerakannya.. Dia tidak bergeming di tempatnya.. aneh ! itulah hal
yang pertama kalinya munculku dalam pikiranku. Apakah dia sedang bereksperimen?
Jika benar, sungguh sangat konyol sekali namja ini. Tidak sesuai dengan
penampilannya. Atau dia menyadari keberadaanku ?
Cling ! Jutaan neuron dan sel-sel
sarafku mulai bekerja. Mereka bekerja sama memunculkan ingatan masa laluku.
Entah dalam kenyataan atau hanya hayalanku saja. Seperti piring yang baru
dicuci dengan sunlight, memori masa kecilku tiba-tiba saja muncul. Hemisfer
serebrumku memang selalu memberikan kejutan bagiku.
Yap! Ini bukan kali pertamanya
aku melihat bayangan seperti itu. Aku pernah mengalami hal seperti ini.. kurasa
itu yang membawaku hingga aku berada sampai sejauh ini.. tapi itu tejadi bukan
di alam mimpiku.. de ja vu? Aku tidak percaya pada hal yang seperti itu.
/flashback/
Bruk !! Sesosok tubuh besar itu
tiba-tiba roboh dan tersungkur di atas
tanah.. Mataku tiada henti-hentinya memperhatikan setiap inchi tubuh tinggi
besar itu.. siapa ahjusshi itu? Dia sangat aneh.. Kenapa malam-malam begini
ahjushi itu berlutut disana? Di tengah hutan yang sangat minim cahaya ini? Hal yang paling membuatku heran kenapa tubuh
yang terlihat sangat kokoh itu bisa roboh begitu saja? Padahal tadi
pergerakannya sangat cepat. Sekarang ahjushi itu malah seperti kehilangan
tenaganya..
Aku memberanikan diriku meraih lengan bajunya
yang panjang dengan jari-jari tanganku yang kecil mungil.. “ahjussi..” kataku
menarik-narik bajunya, memperhatikan
wajahnya yang terlihat pucat.. ah entahlah atau hanya perasaanku saja
wajahnya terlihat pucat.. aku juga tidak begitu yakin.. mungkin saja penglihatanku
salah.. di sana tidak cukup banyak cahaya untukku melihat sosok itu lebih
jelas..
Cling ! cahaya yang tampak terang
tiba-tiba saja menyinari suasan hutan malam kala itu. sinar itu telalu
menyilaukan, membuatku merasa sulit melihat. Tubuhku terasa berat, aku tidak
dapat mengendalikan tubuhku, kakiku terasa lemah, aku tergeletak ditanah, tak
berdaya. Sepertinya serebelumku enggan bekerja saat itu. Disisi lain, ditengah
ketidakberdayaanku, masih dapat kudengar
suara erangan. Suara erangan kesakitan dari ahjusshi itu. Rupanya masih ada beberapa
sarafku yang memaksa untuk tetap bekerja dan mengajak telingaku merekam suara
yang dapat kudengar barang sebentar.
Tik ! tik ! akhirnya aku tidak
sadarkan diriku. Aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Aku tidak tahu
bagaimana nasib ahjushi itu. Aku tidak tahu mengapa saat aku kembali sadar, aku
sudah berada di rumah. Tidak ada seorang pun yang tahu aku telah tidak sadarkan
diri di hutan. Semua mengatakan aku hanya berada di rumah kala itu.
Pertanyaan dan rasa heran, aneh, dan bingung
masih membekas di benak dan hatiku hingga saat ini. Bagaimana mungkin kalau itu
hanya bunga tidurku saja. Aku tidak bisa mencerna hal-hal yang seperti itu.
/back to/
“hey !” seruku lagi dengan suara
yang lebih lantang, setelah perkelebatan ingatan masa laluku yang masih
menghantuiku hingga saat ini.
Namja itu menolehkan wajahnya ke
arahku. Terlihatlah dengan jelas wajahnya. Tampan ! Tampan sekali ! tatapan
matanya tajam. Aku tidak bisa menatap matanya lebih lama. Saraf okulomotorik, Troklear dan saraf Abdusenku tidak bekerja sinkron
ketika menatap matanya. Urat-urat nadiku serasa mengendur, tenagaku bagai habis
terkuras. Matanya hampir menandingi kekuatan medusa.
That’s my first impression when I
look at him. Baru pertama kalinya aku melihat namja setampan itu, ditambah lagi
dengan perawakannya yang tegap dan dadanya yang bidang. Sosok namja yang sangat
ideal dan popular saat ini. Aku sebenarnya tidak begitu menyukai tipikal namja
seperti itu, tapi entah kenapa aku terpana sejenak, terlarut dalam pikiranku
sendiri.
Hey ! Kang Je Ah ! Sadarlah !
namja itu mungkin saja berbahaya. Kau harus berhati-hati dengannya. Akan lebih
baik lagi untukmu jika kau menjauh dari namja itu. Saat terdesak kau tidak bisa
memakai kepandaianmu menghitung sudut ataupun sejenismu. Kau hanya membutuhkan
peluang yang baik dan takdir. Seperti yang kau tahu peluang itu sangat kecil.
“who are you? Why u tailing me?
ah, you’re my fan, aren’t you ?” namja itu melontarkan sederet kata-kata dalam
bahasa Inggris dengan aksen yang terdengar sangat kental. Sepertinya namja ini
bukan penduduk asli daerah ini gumamku, aku bisa menebak dari aksennya dia
pasti berasal dari Canada atau kota sekitarnya. Terlebih lagi selama aku
mengarungi wilayah favoritku ini, seingatku aku tidak pernah berjumpa atau
bahkan melihatnya barang sekilas.
“Mwo?” seruku. Aku sungguh tidak
bisa mempercayai apa yang baru saja ku dengar.
~To
be Continued~
Bagaimana readers? Jelek ya? Hm,
harap dimaklumi ya, author baru pertama kali membawakan ff genre fantasi
romance seperti ini -__-v
Beberapa bagian dari cerita ini
juga author ketik di sela-sela menuju UN, di tengah-tengah stress yang melanda,
dan kemudian menjadi strain (?) /modulus young kali thor/
/banyak bacot lu thor/ /di tabok
readers/
Thanks for readers yang sudi
kiranya membaca ff nista nan abal ini -_-v
and give me RLC please... Author sangat membutuhkannya dalam rangka melanjutkan ff ini...
Yang suka sama ff ini bisa baca lanjutannya Tararam Potre part 2
Yang suka sama ff ini bisa baca lanjutannya Tararam Potre part 2