*first*
Main
Cast : Wu yi Fan a.k.a Kris
Kang Je Ah as readers
Genre
: Fantasi, Romance, multicapter
Author : Isnapcy
Annyeong readers ! ^^ Author
kembali dengan part ke 2 Tararam potre
yang mungkin aneh, sulit dimengerti -_-v Author lagi berusaha dan mencoba
membuat cerita dengan genre berbeda. Hasilnya jelek? Mianhae… Author mohon maaf
sebesar-besarnya kepada semua readers yang merasa kecewa atas semua
ketidaknyamanannya. -_-v
Oleh karena itu, author
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun cerita ini dan dengan begitu
semoga saja hasilnya bisa lebih bagus. Oke cukup coleteh dari author. Let’s
read it and then give me ur advises and critics.
Don’t forget to follow my twitter
@Isnapcy95 ^^
@@@
/back to/
/author PoV/
“hey !” seru seorang yeoja lagi
pada seorang namja yang tidak pernah dia lihat, kali ini dengan suara yang
lebih lantang, setelah dia berkelebat dengan ingatan masa lalunya yang masih
menghantuinya hingga saat ini.
Namja itu kemudian menolehkan
wajahnya ke arah yeoja itu. Yeoja itu dapat melihat dengan jelas wajah namja
itu. Tampan ! Tampan sekali ! Tatapan matanya tajam. Saraf okulomotorik, Troklear
dan saraf Abdusen yeoja itu
tidak bekerja sinkron sepertinya ketika menatap mata namja itu. Urat-urat
nadinya serasa mengendur, tenaganya bagai habis terkuras. Matanya hampir
menandingi kekuatan medusa, hingga yeoja itu diam membatu seketika.
Baru pertama kalinya yeoja itu
melihat namja setampan itu, ditambah lagi dengan perawakannya yang tegap dan
dadanya yang bidang menambah daya tariknya yang sudah mempesona semakin
mempesona. Yeoja itu terlarut dalam
pikirannya sendiri untuk beberapa saat.
Hingga…..
“Hey ! Kang Je Ah ! Sadarlah !
namja itu mungkin saja berbahaya untukmu. Kau harus berhati-hati dengannya.
Akan lebih baik lagi untukmu jika kau menjauh dari namja itu. Disaat terdesak
kau tidak bisa memakai kepandaianmu menghitung sudut ataupun sejenismu. Dia
seorang namja yang berukuran tubuh yang lebih besar darimu. Dan… dia juga
tampan. Itu bisa membuatmu lengah… terlebih lagi kau hanya mempunyai peluang
yang kecil tidak akan cukup menjanjikan keselamatanmu” seru salah satu sudut
pikirannya.
“Kang Je ah kau tidak
berpikir untuk melepaskan petualangan barukan. Ini pasti akan menyenangkan
sekali. Kau bisa menerka kalau semuanya akan begitu menegangkan. Bukannya kau
menyukai hal-hal yang berbau seperti itu. hmm. ” seru sudut pikirannya yang
lain.
“Jangan coba-coba beradu
adrenalin lagi. Keselamatannmu terancam ! Pergi ! pergi menjauh Kang Je ah”
seru yang satunya lagi.
“Keselamatanmu terancam ? haha
it’s so funny. Hidup matimu sudah ditakdirkan jangan takut Kang Jeah. Kau
percaya itu kan?”
“Takdir ? memang takdir telah
ditentukan… tapi itu juga kurang menjanjikan keselamatan nyawamu. Bukankah
nyawa lebih berharga dari segalanya. Dan
bagaimana kalau seandainya yang terjadi takdirmu kali ini adalah kau harus
mati? Palli ! Pergilah menjauh ! Hindari hal yang terburuk”
Je ah merasa bingung harus melakukan apa karena adanya bisikan-bisikan di pikirannya yang memerintahkan dan memintanya untuk melakukan dua hal yang berbeda sekaligus. Selama perkelebatan pikiran apa
yang harus dia lakukan saat itu… je ah dikejutkan oleh seruan namja yang menjadi pokok persoalan dan membuat pikirannya menjadi bertentangan..
“who are you? Why u tailing me?
ah, you’re my fan, aren’t you ?” namja itu melontarkan sederet kata-kata dalam
bahasa Inggris dengan aksen yang terdengar sangat kental. Suara beratnya terdengar manly, walau ada nada kasar dan marah didalamya.. entah setan apakah yang merasuki pikirannya.. je ah menyimpulkan namja dihadapannya itu orang baik...
“Mwo?” seru Kang Jeah. Dia tidak
percaya apa yang baru saja dia dengar dari mulut namja yang ada di hadapannya.
"baik apa?? dia kasar begitu///"gumam je ah lagi dalam hati dengan perasaan kesal dan menyesal tentang apa yang baru dia pikirkan beberapa saat yang lalu..
Kang jeah pun sontak membalikan
badannya dan merapikan kembali topinya yang sudah tampak rapi dan menyapu
setitik keringat di keningnya. Masih dengan perasaan kesalnya dia menjauhi namja yang dinilainya aneh
itu tanpa berucap sepatah katapun menaggapi ucapan namja tadi.
“Aissh, jinja ! wajahnya saja
yang tampan tapi dia tidak mempunyai rasa kemanusiaan (?). Bisa-bisanya dia
langsung menuduhku mengikutinya apalagi dia berkata dengan nada sekasar itu. Ok ! Kalau dia sedang
tidak ingin diikuti dan dia merasa diikuti olehku ataupun orang lain, tapi
setidaknya dia seharusnya bisa bersikap lebih ramahlah padaku, kepada seorang
YEOJA.” umpatnya seraya terus melangkahkan kakiku menuju arah yang berlawanan
dengan namja itu.
“Eh? Tunggu dulu? Yeoja? Andwee
!! Jangan-jangan dia mengiraku namja hingga dia bersikap kasar padaku. Eottoke?”
gerutunya.
“Haruskah aku mendekati namja itu
lagi dan menunjukan kalau aku ini yeoja?? Kurasa itu bukanlah penyelesaian yang
baik” pikirnya.
“aishh ! jinjaa… menyebalkan
sekali namja itu” teriaknya seraya menghentakan kakinya ditanah meluapkan rasa
kesalnya. Kang Je ah bukanlah yeoja yang jika kesal akan mudah melupakan
kekesalannya begitu saja. Setidaknya dia akan merenungkannya selama beberapa
hari dan malam mencari solusi agar apa yang dia inginkan bisa terlaksana. Keras
kepala !
dan... setelah beberapa hari terlewati dan selama itu dia tidak pernah bertemu atau bahkan melihat ujung kuku namja itu sekalipun,, je ah akhirnya menyerah dan sepertinya mulai berpikiran rasional..
"ah tapi.... apa peduli ku??" pikir je ah lagi... " dia tidak mengenalku ataupun terkait denganku... apa yang kupermsalahkan???" tanyanya pada diri sendiri,,
@@@
/Kang Jeah PoV
Sesaat aku hampir tiba
dipekarangan rumahku, Soohyun ahjumma langsung menghampiriku. “neo gwenchanayo”
dia membalik-balikan badanku, Mengamati setiap inchi tubuhku dari atas hingga
ke bawah. Raut wajahnya nampak cemas, sepertinya dia ingin memastikan aku tidak
melakukan hal-hal aneh yang dapat membuatku kembali dalam bahaya.
“Nan gwenchana, ahjumma”. Aku
sungguh tidak habis pikir mengapa Soohyun ahjumma begitu mengkhawatirkanku.
Tidak pernah ku lihat wajahnya sepanik itu.
Seolah tidak percaya dengan apa
yang baru saja aku katakan dia lantas kembali memutar-mutar dan membalikan
badanku, mengamati apakah aku benar-benar baik-baik saja. Aku merasa menjadi
anak kecil kembali. Walaupun begitu aku bersyukur karena masih ada orang yang
mengkhawatirkan aku.
“nan gwenchanayo, ahjumma sayang”
kataku kembali menegaskan bahwa aku benar-benar baik-baik saja. “waeyo
ahjumma?” tanyaku ketika kulihat sepertinya Soohyun ahjumma masih tidak mau
mempercayaiku.
“ahjumma sangat takut kamu tidak kembali…
emm…” kata-kata Soohyun ahjumma terpotong, dia sepertinya sedang memikirkan
kembali apa yang baru saja dia lontarkan padaku.
“ne?” tanyaku seraya menatap mata
Soohyun ahjumma.
“aniyo.. hehe.. kamu baik-baik
saja ahjumma sudah sangat senang..” katanya lagi dengan sedikit terbata-bata
dan senyum yang agak dipaksakan. Aku yakin sekali Soohyun ahjumma pasti sedang
menyembunyikan sesuatu. Aku tahu betul dia bukan orang yang pandai menyembunyikan
sesuatu. Walaupun demikian aku yakin kata-kata terakhir, kalau dia
mencemaskanku itu benar-benar tulus. Ya jelas saja selama ini, jika appa dan
umma pergi aku pasti akan tinggal bersama Soohyun ahjumma. Bahkan dia lebih seperti
umma kandungku saja yang selalu ada jika aku membutuhkannya.
@@@
/Kang
Je Ah’s room/
Aku masih terngiang wajah namja
yang beberapa waktu yang lalu ku temui tanpa sengaja di sekitar semak belukar
di ujung komplek rumahku. Entah mengapa wajahnya selalu muncul di benakku.
Sepertinya hemisfer serebrum-ku bekerja dengan baik saat itu hingga aku bisa
mengingat dengan jelas struktur wajahnya.
Aku juga masih belum mengerti
kejadian di masa laluku, sewaktu aku masih sangat kecil. Kejadian itu sangat
persis dengan apa yang baru saja ku alami tadi. Hanya saja namja itu tidak
jatuh tersungkur, kesakitan, mengerang ataupun hilang tanpa bekas seperti halnya
ahjushi yang kala itu ku temui.
Seperti biasa pikiranku kembali
dipenuhi dengan runtutan pertanyaan yang semakin membuatku bingung. Runtutan
pertanyaan yang bermunculan begitu saja dan selalu menuntutku untuk menemukan
jawabannya. Ah, rasanya otakku terasa pecah. Mengapa terasa sulit untukku hanya
menemukan jawaban pertanyaan. Padahal hanya pertanyaaan saja. Dia tidak
memerasku ataupun meminta tumbal dan hal-hal yang sangat aneh padaku.
Kelenjar adrenalinku sepertinya
benar-benar bekerja keras sekarang. Banyak hal yang harus dipikirkan, hormone
adrenalin atau epinefrin harus terus menerus diproduksi saat-saat seperti ini, sehingga
aku bisa tetap siaga menghadapi segala sesuatunya.
Walaupun dampak tidak langsungnya
dalam jangka waktu tertentu dapat menyebabkan penyakit hipertensi karena
tekanan darah dan denyut jantung selalu berada dalam frekuensi tinggi. Tidak
ada asam benzoate atau sejenisnya yang dapat membuat arteri ataupun vena yang
ada di seluruh tubuhku tetap berfungsi dengan baik.
Detik demi detik terus berlalu
aku tidak juga kunjung menemukan jawaban segala runtutan pertanyaan yang
menghujam di kepalaku. Serasa tidak adil bagiku, pertanyaan datang tanpa
kompromi, bukannya membuatku lebih baik malah menyisakan rasa penasaran yang
sedikit menyiksa batin.
/A few hours later/
Udara dingin menyentuh kulitku,
rambutku yang panjang serasa tersingkap diterpa angin dingin malam hari yang
menghembus masuk melalui jendela kamarku yang terbuka. Rasanya terasa
menggelitik kulitku dan kemudian mengusikku dari keterlelapanku. Dengan berat
ku buka mataku yang sempat terpatri selama beberapa waktu, saat aku memasuki
dunia mimpiku, alam bawah sadarku.
Tanpa sengaja aku melihat dengan
jelas sesosok makluk dengan wajah dan perawakan seperti manusia dengan sayap
seperti naga tengah berada di depan jendela kamarku. Aku tidak begitu yakin
apakah benar apa yang baru saja ku lihat. Seperti yang ku ketahui hingga saat
ini, naga itu hanyalah makhluk yang tidak pernah dapat dibuktikan kebenaran
keberadaannya sepanjang sejarah bumi.
Dari berbagai sejarah disebutkan
kalau naga hanya legenda dari kepercayaan beberapa suku tertentu saja. Dan
merekapun tidak bisa membuktikan kebenaran keberadaannya. Hanya berdasarkan
kepercayaan saja.
Walaupun ada beberapa kelompok
masyarakat tertentu percaya akan keberadaannya hingga saat ini. Bahkan ada
beberapa orang mengaku melihatnya secara visual. Tapi tidak pernah ada bukti
kuat akan adanya keberadaan dan eksistensinya di muka bumi ini.
Sepertinya aku masih dalam alam
bawah sadarku, pikirku. Aku lantas mencubit lenganku sendiri, dan tidak terasa
sakit. Aku memang sedang dalam alam mimpi. Jadi biarlah sejenak aku berada
disini sebentar menikmati pertualangan baru walaupun hanya dalam mimpi pikirku.
@@@
/flashback/
“Kris….”
Terdengar suara terdengar
sayup-sayup. Entah darimana asalnya.
“Sial !” umpatku kesal. Bagaimana
bisa kepalaku terasa berat seperti ini? Ada apa denganku? Aku tidak dapat
melihat atau merasakan adanya kehadiran siapapun disekitarku. Kabut !
disekitarku dipenuhi oleh kabut tebal.
“bagaimana bisa aku berada
ditempat ini?” gumamku dalam hati.
“kris…!!” suara itu terdengar
lagi ditelingaku. Aku lantas mencoba bangkit. Perlahan ku kumpulkan tenagaku
untuk menegakkan tubuhku mencari sumber suara.
Aku menolehkan kepalaku ke kiri
dan kekanan, kemuka dan ke belakang (?) /emang bisa ya?/ tapi aku tetap tidak
menemukan sosok seorang pun ada ditempat aneh ini. Ditempat yang hanya nampak
ada kabut tebal dan seperti tidak ada kehidupan ini.
Perlahan kulangkahkan kakiku ke
depan beranjak dari tempatku tergeletak semula.
“hey!” teriakku dengan suara
sedikit tercekat. Sepertinya suaraku ikut-ikutan menghilang.
“anybody here!” teriakku sekali
lagi. kali ini suaraku agak mulai kembali normal.
Hening
! setelah beberapa lama aku menunggu namun tidak ada suara yang menjawab
pertanyaanku.
“anybody here ! please say
something if u here !”
Aku terus berteriak sambil
memasang baik-baik telingaku, namun tidak ada seorangpun yang menjawab.
Sepertinya aku benar-benar terjebak ditempat aneh ini.
“please… save me… hhh”
Hah haah haahh.. dadaku terasa
sesak. Kabutnya semakin tebal. Tidak hanya menggangu penglihatan tapi juga
mengganggu system pernapasanku.
Wuuush ! angin berhembus semilir.
Kabut disekitarku tiba-tiba memudar. Sebercak cahaya mulai tampak. Tak lama
kemudian nampaklah sesosok wanita separuh baya dengan setelan baju era 90-an
berwarna coklat yang tampak sedikit lusuh tapi menurutku cocok dengan tubuhnya
yang tinggi semampai. Aku berani menerka wanita itu sepertinya bukan orang
sembarangan. Dia pasti orang yang punya kedudukan. Tapi yang membuatku heran
adalah apa yang tengah dia lakukan disini?
“kris…” wanita itu memanggilku
sembari tersenyum lebar seakan dia telah mengenalku sejak lama sekali.
“Darimana kau mengetahui namaku
?” tanyaku heran sembari menatapnya tajam mencoba membaca ekspresi wajahnya.
“haha.
Tentu saja aku mengenalmu.” wanita itu lalu terkekeh kecil.
“kris.. kau tidak mengenaliku ?”
serunya. Aku mengerutkan keningku. Aku berani bertaruh. Aku sangat yakin aku
tidak pernah bertemu dengan wanita ini sebelumnya.
“baiklah kalau kau tidak
mengingatku… aku tidak akan memaksamu kris…” katanya seperti dia bisa membaca
pikiranku.
“tapi…”
Aku mendongakkan kepalaku kembali
memandangnya. “tapi?” tanyaku heran.
Dia tersenyum simpul dan kemudian
“jagalah dirimu baik-baik. Hiduplah dengan baik dan jangan berbuat jahat kepada
orang lain. Untuk beberapa waktu dekat ini kau akan menghadapi kesulitan jadi
berusahalah tegar, arra?”
Aku semakin mengernyitkan
keningku. Aku benar-benar tidak mengerti apa yang dia katakan. Sangat sulit
bagiku mencerna semua kata-katanya dengan baik.
“Apa maksud..?” belum sempat aku
menyelesaikan kalimatku apa daya wanita itu sudah menghilang tanpa jejak.
@@@
/a few days later/
Author pov
Seorang
namja berparas tampan dan berperawakan bidah dan gagah dengan pakaian serba
hitam tengah menarik kopernya yang juga berwarna hitam dengan sedikit tergesa-gesa.
Dia juga mengenakan kacamata hitam yang lumayan membuat orang yang melihatnya
akan mengira dia adalah supemodel atau bahkan seorang pangeran. But actually he’s not a supermodel or a prince.
Banyak
orang yang ada disekitarnya memandang dengan pandangan kagum bahkan ada yang
berteriak histeris.. tapi dia tidak menghiraukannya.. dia sedang mencari
seseorang yang tentunya sudah lama tidak dia temui dan sudah lama menunggu
kedatangannya saat ini..
“hello mom…” serunya pada seorang
wanita yang tidak lain adalah ibunya. Yeah she’s his mom..!
“hello.. kris??” tanyanya agak
ragu.
“hmm..” gumamnya pelan.
“are u really my son.. kris??”
dengan pandangan tidak percaya dia melihat anak yang telah dibesarkannya selama
ini.
“yes I am” katanya sembari
menyuguhkan senyumnya. Sang ibu pun sontak memeluk anaknya itu saking rindunya
dan sang anak membalas pelukannya.
“oh my god~ my son grown well now…
look~ u’re so tall now… I miss u.. son” katanya tulus dan dengan tatapan rindu
yang mendalam. Bagaimana tidak anaknya sekarang mulai menginjak dewasa.. ya 23
tahun sudah terlalu cukup untuk menyatakan dia bukanlah anak-anak dan remaja
lagi.
“ I know. I miss u too mom”
balasnya.
Sang ibu terlihat sangat terharu
kali ini dan kembali memeluk erat anaknya itu. dan sang anak pun membalas
pelukan erat ibunya hingga beberapa saat moment bahagia seperti itu.
“mom…” dia berseru lembut setelah
beberapa saat terhanyut dalam suasana.
“yeah.. son..” jawabnya.
“I think we must go home now.. I tired,
you know…”
“ah yes, sure my son…”
To be Continued~
@@@
Gimana readers?? Jelek ya?? Mianhamnida
-_-v author sudah berusaha.. karena itu please berikan komentar, kritik dan
sarannya… I need it for evaluate and referention..
For
readers who was read my ff I say thank you very much to read my ff….
Don’t
foget to follow my twitter @isnapcy95 or follow my weibo @isna2717 and my tumblr
@isnapcy too ~
Yang belum baca part 1 nya baca disini Tararam potre part 1