Monera
meliputi organisme yang mempunyai struktur tubuh amat sederhana yakni terdiri
atas sel-sel primitif, yang bersifat prakariotik. Sel prakariotik adalah sel
yang bahan intinya belum terlidungi oleh selaput inti atau karioteka. Termasuk
ke dalam kelompok monera adalah bekteri dan ganggang biru atau Chyanophyta.
I. Bakteri
Pada klasifikasi, mahkluk ini dikelompokkan ke dalam dunia tumbuhan, sub divisi Schyzomycetes atau jamur belah, karena berkembang biak dengan membelah diri. Dalam klasifikasi terbaru, bakteri termasuk ke dalam kerajaan monera.
Pada klasifikasi, mahkluk ini dikelompokkan ke dalam dunia tumbuhan, sub divisi Schyzomycetes atau jamur belah, karena berkembang biak dengan membelah diri. Dalam klasifikasi terbaru, bakteri termasuk ke dalam kerajaan monera.
A. Ciri-ciri
dan Sifat Bakteri
Untuk dapat mempelajari bakteri dengan benar kita perlu mengenali ciri-ciri dan sifatnya.
Untuk dapat mempelajari bakteri dengan benar kita perlu mengenali ciri-ciri dan sifatnya.
1. Ciri-ciri
bakteri
Bakteri merupakan makhluk renik yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Bakteri merupakan makhluk renik yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tubuh
bakteri tersusun atas satu sel (unisel). Hidup secara sendiri-sendiri (soliter)
dan ada pula yang hidup berkelompok (koloni). Ukuran tubuhnya dengan satuan
mikron, lebih besar daripada virus. Untuk mengamati-nya diperlukan alat bantu
berupa mikroskop.
2. Sel tubuh
bakteri tidak mempunyai kloroplas, sehingga tampak transparan atau tembus
cahaya. Karena tidak memiliki kloroplas, bakteri tidak dapat menyusun zat
makanannya sendiri dengan bantuan energi cahaya matahari. Namun demikian, ada
beberapa jenis bakteri yang memiliki pigmen/zat warna seperti kloroplas,
sehingga dapat melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, bakteri tersebut
bersifat fotoautotrop. Ada pula bakteri yang tidak memiliki pigmen, tetapi
dapat menyintesis zat makanan sendiri dengan menggunakan energi kimia pada
medianya, disebut bakteri kemoautotrop.
3. Bakteri
berkembang biak secara tak kawin/ aseksual, yaitu dengan membelah diri.
4. Bakteri
hidup di mana-mana, mulai daerah tropis hingga daerah kutub, mulai dari dataran
rendah hingga puncak gunung. Ada yang hidup bebas, parasit, dan ada pula yang
saprofit.
2. Bentuk
Bakteri
Berdasarkan bentuknya, bakteri dibedakan menjadi tiga, yaitu bakteri berbentuk bulat seperti bola (kokus), batang atau silindris (basilus), dan seperti spiral (sprillium). Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut!
Berdasarkan bentuknya, bakteri dibedakan menjadi tiga, yaitu bakteri berbentuk bulat seperti bola (kokus), batang atau silindris (basilus), dan seperti spiral (sprillium). Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut!
1.
Kokus
Kokus adalah bakteri berbentuk bulat seperti bola. Berdasarkan koloninya, kokus dapat dibedakan menjadi 5 macam:
1. Monokokus,
yakni bakteri berbentuk bola yang hidup mandiri atau soliter.
2. Diplokokus,
yakni bakteri berbentuk bola yang hidup selalu berpasang-pasangan, tiap pasang
terdiri atas dua bakteri.
3. Tetrakokus,
yakni bakteri berbentuk bulat yang hidup berkelompok dan setiap kelompok
terdiri dari atas empat bakteri.
4. Sarkina,
yakni bakteri berbentuk bola yang hidup berkelompok dan setiap kelompok terdiri
atas delapan bakteri yang membentuk susunan seperti kubus.
5. Streptokokus,
yakni bakteri berbentuk bola yang bergandeng-gandengan seperti rantai.
6.
Stafilokokus, yakni bakteri
berbentuk seperti bola dan bergerombol seperti anggur.
2.
Basil (bacillus)
Basil adalah bakteri berbentuk seperti silinder atau batang kecil. Bakteri berbentuk ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Monobasilus,
yakni bakteri berbentuk batang yang hidup mandiri atau soliter.
2. Diplobasilus,
yakni bakteri berbentuk batang yang hidup berpasangan dua-dua.
3. Streptobasilus,
yakni bakteri berbentuk batang yang membentuk rantai.
3.
Spiril (spirillum)
Spiril adalah bakteri yang mempunyai bentuk seperti spiral, berkelok, atau melengkung. Yang termasuk bentuk bakteri ini adalah vibrion, yakni bakteri yang berbentuk seperti tanda baca koma.
3. Struktur
tubuh bakteri
Tubuh bakteri terdiri atas satu sel. Sel tubuh bakteri menyerupai sel tumbuhan. Bagian-bagian sel suatu bakteri terdiri atas dinding sel, selaput plasma, dan sitoplasma.
Tubuh bakteri terdiri atas satu sel. Sel tubuh bakteri menyerupai sel tumbuhan. Bagian-bagian sel suatu bakteri terdiri atas dinding sel, selaput plasma, dan sitoplasma.
1. Dinding sel
merupakan bagian yang cukup kuat dan tersusun atas zat hemiselulosa. Fungsi
dinding sel adalah sebagai pelindung bagian tubuh bakteri, sekaligus pemberi
bentuk tubuh.
2. Selaput
plasma berada di sebelah dalam dinding sel, merupakan selaput lipoprotein yang
berfungsi sebagai pintu gerbang zat yang masuk atau keluar ke dan dari dalam
sel bakteri.
3. Sitoplasma
terdapat di sebelah dalam selaput plasma. pada bagian inilah terdapat berbagai
organel yang berfungsi sebagai pelaksana kegiatan hidup, seperti respirasi sel,
sintesis sel, dan lain-lain. Pada bagian tengah sitoplasma terdapat bahan inti
yang tidak terlindungi oleh selaput inti. Pada bahan inti ini terdapat
kromosom.
4.
Alat Gerak bakteri
Ada beberapa jenis bakteri yang dapat bergerak dengan alat berupa bulu cambuk atau flagelum. Berdasarkan jumlah dan letak flagelumnya, bakteri dapat dibedakan menjadi lima, yaitu:
Ada beberapa jenis bakteri yang dapat bergerak dengan alat berupa bulu cambuk atau flagelum. Berdasarkan jumlah dan letak flagelumnya, bakteri dapat dibedakan menjadi lima, yaitu:
1. atrik, yakni
bakteri yang tidak memiliki flagelum,
2. montrik,
yaitu bakteri yang mempunyai satu flagelum pada ujung tubuhnya.
3. amfitrik,
yakni bakteri yang memiliki dua kelompok falgelum yang masing-masing terdapat
di ujung tubuhnya.
4. lopotrik,
yakni bakteri yang memiliki sekelompok flagelum pada salah satu ujung tubuhnya.
5.
peritrik, yakni bakteri yang
memiliki flagelum di seluruh permukaan tubuhnya.
5. Makanan bakteri
Berdasarkan caranya memperoleh makanan, bakteri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri heterotrop dan bakteri autrotrop.
Berdasarkan caranya memperoleh makanan, bakteri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri heterotrop dan bakteri autrotrop.
1.
Bakteri heterotrop
Bakteri heterotrop adalah bakteri yang tidak dapat menyintesis zat makanannya sendiri. Jadi, makanannya bergantung kepada organisme lain. Ada bakteri yang makanannya diperoleh dari sisa organisme lain yang telah mati. Bakteri jenis ini disebut bakteri saprofit. Ada juga bakteri yang makanannya diperoleh langsung dari organisme lain. Bakteri jenis ini disebut bakteri parasit. Ada bakteri yang parasit pada hewan, tumbuhan, maupun manusia.
Bakteri yang menumpang pada manusia tidak selalu membahayakan kesehatan manusia. Misalnya, bakteri Escherichia coli yang hidup pada usus tebal. Bakteri ini membantu membusukkan sisa makanan dan juga membantu pembentukan vitamin K yang penting untuk pembekuan darah. Bakteri yang tidak menimbulkan penyakit pada manusia disebut bakteri apatogen.
Sebaliknya banyak bakteri yang menumpang hidup pada manusia dan menimbulkan penyakit disebut bakteri patogen.
Bakteri heterotrop adalah bakteri yang tidak dapat menyintesis zat makanannya sendiri. Jadi, makanannya bergantung kepada organisme lain. Ada bakteri yang makanannya diperoleh dari sisa organisme lain yang telah mati. Bakteri jenis ini disebut bakteri saprofit. Ada juga bakteri yang makanannya diperoleh langsung dari organisme lain. Bakteri jenis ini disebut bakteri parasit. Ada bakteri yang parasit pada hewan, tumbuhan, maupun manusia.
Bakteri yang menumpang pada manusia tidak selalu membahayakan kesehatan manusia. Misalnya, bakteri Escherichia coli yang hidup pada usus tebal. Bakteri ini membantu membusukkan sisa makanan dan juga membantu pembentukan vitamin K yang penting untuk pembekuan darah. Bakteri yang tidak menimbulkan penyakit pada manusia disebut bakteri apatogen.
Sebaliknya banyak bakteri yang menumpang hidup pada manusia dan menimbulkan penyakit disebut bakteri patogen.
2.
Bakteri autotrof
Bakteri autotrof adalah bakteri yang dapat menyusun zat makanannya sendiri. Untuk menyusun zat makanan tersebut, bakteri memerlukan energi.
Berdasarkan sumber energi yang digunakannya, bakteri autotrof dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fotoautotrof dan kemoautotrof.
1. Bakteri
fotoautotrof adalah bakteri yang dapat menyintesis zat makanannya sendiri
dengan meng-gunakan energi cahaya matahari. Contoh kelompok bakteri ungu
(bakteriopurpurin) dan bakteri hijau (bakterioklorofil).
2. Bakteri
kemoautotrof adalah bakteri yang dapat menyintesis zat makanannya sendiri
dengan meng-gunakan energi kimia. Contoh bakteri kemoautotrof antara lain
bakteri besi, bakteri belerang, dan bakteri zat lemas (Nitrosomonas,
Nitrosococcus, Nitobacter).
6.
Pernapasan bakteri
Bakteri dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu bakteri aerob dan bakteri anaerob.
Bakteri dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu bakteri aerob dan bakteri anaerob.
1. Bakteri
aerob adalah bakteri yang dalam hidupnya memerlukan oksigen bebas untuk memecah
zat pada mediumnya. Bakteri jenis ini sering disebut bakteriobligat aerob.
Bakteri yang bersifat aerob senang hidup pada lingkungan lembab dan cukup
udara. Contoh bakteri aerob antara lain bakteri penyebab penyakit TBC
(Mycobacterium tuberculosis) Nitrosomonas, Nitrosococcus,dan Nitrobacter.
2. Bakteri anaerob
adalah bakteri yang dalam hidupnya atau dalam memecah zat yang tidak memerlukan
oksigen bebas. Bakteri ini sering disebut bakteri obligat anaerob. Untuk
memecah zat makanan pada mediumnya, bakteri mengeluarkan zat jenis fermen
tertentu. Contoh bakteri anaerob antara lain Micrococcus denitrificans biasa
hidup pada lahan yang kaya zat nitrat tetapi miskin oksigen. Dalam kondisi
tersebut Micrococcus denitrificans menguraikan zat HNO3 menjadi NH3 dan O2.
Sementara itu, Clostridium tetani adalah bakteri penyebab penyakit tetanus.
6.
Reproduksi bakteri
Umumnya, bakteri berkembang biak secara aseksual, yaitu dengan membelah diri atau membelah biner (pembelahan satu sel menjadi dua sel anakan). Pembelahan sel bakteri termasuk pembelahan amitosis, yang secara sederhana.
Umumnya, bakteri berkembang biak secara aseksual, yaitu dengan membelah diri atau membelah biner (pembelahan satu sel menjadi dua sel anakan). Pembelahan sel bakteri termasuk pembelahan amitosis, yang secara sederhana.
Cara reproduksi generatif bakteri sering disebut paraseksual. Paraseksual berlangsung dengan tiga cara, yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi.
1. Transformasi
adalah perpindahan sedikit materi genetik yang berupa AND atau gen dari sel bakteri
yang satu ke bakteri yang sejenis lainnya dengan proses fisiologis yang
kompleks.
2. Konjugasi
adalah bergandengnya dua bakteri (+ dan -) dengan membentuk jembatan untuk
pemindahan materi genetik.
3. Transduksi
adalah pemindahan materi genetika dengan perantaraan virus.
Dalam kondisi yang ideal, bakteri akan membelah setiap 20 menit. Dengan demikian, dapat dihitung berapa kali dalam sehari sebuah sel bakteri dapat membelah.
Dalam kondisi yang ideal, bakteri akan membelah setiap 20 menit. Dengan demikian, dapat dihitung berapa kali dalam sehari sebuah sel bakteri dapat membelah.
Dalam kondisi yang kurang
menguntungkan, beberapa jenis bakteri akan mati. Tetapi, ada beberapa jenis
bakteri yang mampu bertahan hidup, yaitu dengan jalan membuat dinding kuat yang
disebut kista. Bakteri yang dalam bentuk kista, intinya menjadi spora. Karena
spora ini tersimpan di dalam dinding kista yang kuat maka spora ini sering disebut
endospora. Dalam keadaan sebagai endospora, bakteri tidak aktif dan dapat
bertahan selama 50 tahun. Berbeda dengan spora jamur, lumut, dan paku-pakuan,
spora bakteri berguna untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang
tidak menguntungkan, sedangkan spora jamur, lumut, dan paku-pakuan adalah untuk
perkembang-biakan.
8.
Pertumbuhan bakteri
Pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
Pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Temperatur
Suhu optimal untuk pertumbuhan bakteri adalah antara 270 – 3000C. Namun demikian, ada pula bakteri yang tumbuh baik pada suhu lebih rendah atau lebih tinggi daripada suhu optimum rata-rata tersebut.
Suhu optimal untuk pertumbuhan bakteri adalah antara 270 – 3000C. Namun demikian, ada pula bakteri yang tumbuh baik pada suhu lebih rendah atau lebih tinggi daripada suhu optimum rata-rata tersebut.
2. Kelembaban
Bakteri dapat tumbuh baik pada lingkungan yang lembab atau kadar airnya cukup tinggi.
Bakteri dapat tumbuh baik pada lingkungan yang lembab atau kadar airnya cukup tinggi.
3. Sinar
matahari
Sinar matahari, khususnya sinar ultraviolet dapat mematikan bakteri. Di samping itu, sinar ultraviolet juga mampu merusak struktur kromosom bakteri.
Sinar matahari, khususnya sinar ultraviolet dapat mematikan bakteri. Di samping itu, sinar ultraviolet juga mampu merusak struktur kromosom bakteri.
4. Zat kimia
Beberapa jenis zat kimia, misalnya antibiotik dan zat-zat kimia yang lain, ada yang dapat mematikan atau merusak dinding sel bakteri, sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Beberapa jenis zat kimia, misalnya antibiotik dan zat-zat kimia yang lain, ada yang dapat mematikan atau merusak dinding sel bakteri, sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
B. PERANAN
BAKTERI BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
1). Bakteri
yang menguntungkan
1. Bakteri
pembusuk
Kita tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi jika tidak ada bakteri dan organisme pengurai lainnya. Kemungkinan besar permukaan bumi ini akan penuh sampah dan bangkai sisa organisme. Namun bersyukurlah, bahwa Tuhan telah menciptakan bakteri yang menjadi sahabat kita dalam mengatasi masalah sampah dan bangkai tersebut. Tidak hanya itu, sampah-sampah dan bangkai tersebut diuraikan oleh bakteri menjadi unsur-unsur hara. Dengan demikian, bakteri pembusuk tersebut sangat membantu dalam mengembalikan kesuburan tanah.
Di dalam usus besar kita juga terdapat bakteri pembusuk, yaitu Escherichia coli. Bakteri ini membantu membusukkan sisa pencernaan makanan. Di samping itu, Escherichia coli membantu pembentukan vitamin K yang penting untuk proses pembekuan darah.
Kita tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi jika tidak ada bakteri dan organisme pengurai lainnya. Kemungkinan besar permukaan bumi ini akan penuh sampah dan bangkai sisa organisme. Namun bersyukurlah, bahwa Tuhan telah menciptakan bakteri yang menjadi sahabat kita dalam mengatasi masalah sampah dan bangkai tersebut. Tidak hanya itu, sampah-sampah dan bangkai tersebut diuraikan oleh bakteri menjadi unsur-unsur hara. Dengan demikian, bakteri pembusuk tersebut sangat membantu dalam mengembalikan kesuburan tanah.
Di dalam usus besar kita juga terdapat bakteri pembusuk, yaitu Escherichia coli. Bakteri ini membantu membusukkan sisa pencernaan makanan. Di samping itu, Escherichia coli membantu pembentukan vitamin K yang penting untuk proses pembekuan darah.
2. Bakteri
penghasil antibiotika
Beberapa jenis bakteri yang mampu menghasilkan antara lain:
(1) Streptomyces griceus, mampu menghasilkan streptomisin,
(2) Streptomyces aureofacien, mampu menghasilkan aureomisin, dan
(3) Streptomyces venezuele, mampu menghasilkan kloromisin dan kloramphenicol.
Beberapa jenis bakteri yang mampu menghasilkan antara lain:
(1) Streptomyces griceus, mampu menghasilkan streptomisin,
(2) Streptomyces aureofacien, mampu menghasilkan aureomisin, dan
(3) Streptomyces venezuele, mampu menghasilkan kloromisin dan kloramphenicol.
3. Bakteri
penghasil asam
Beberapa bakteri yang memproduksi asam antara lain:
(1) Clostridium butiricum, penghasil asam butirat
(2) Propioni bacterium, penghasil asam propionat, dan
(3) Acetobacter, penghasil asam cuka atau asam asetat
Beberapa bakteri yang memproduksi asam antara lain:
(1) Clostridium butiricum, penghasil asam butirat
(2) Propioni bacterium, penghasil asam propionat, dan
(3) Acetobacter, penghasil asam cuka atau asam asetat
4. Bakteri
dalam pemrosesan susu
Dalam industri pemrosesan susu banyak digunakan jasa bakteri. Bakteri Lactobacillus bulgaricus dapat digunakan untuk membuat yoghurt, yaitu sejenis minuman dari bahan susu. Di dalam susu, bakteri Loctobacillus memperbanyak diri dan tumbuh dengan cepat. Bakteri ini menyekresikan zat yang memberikan aroma sedap pada susu. Di samping untuk kepentingan produksi asam dan minuman, beberapa jenis bakteri juga banyak digunakan untuk memproduksi makanan, misalnya mentega dan keju. Perubahan krim asam pada bahan keju hingga menjadi padat serta aroma yang harum dari keju adalah berkat zat kimia yang dihasilkan oleh bakteri.
Dalam industri pemrosesan susu banyak digunakan jasa bakteri. Bakteri Lactobacillus bulgaricus dapat digunakan untuk membuat yoghurt, yaitu sejenis minuman dari bahan susu. Di dalam susu, bakteri Loctobacillus memperbanyak diri dan tumbuh dengan cepat. Bakteri ini menyekresikan zat yang memberikan aroma sedap pada susu. Di samping untuk kepentingan produksi asam dan minuman, beberapa jenis bakteri juga banyak digunakan untuk memproduksi makanan, misalnya mentega dan keju. Perubahan krim asam pada bahan keju hingga menjadi padat serta aroma yang harum dari keju adalah berkat zat kimia yang dihasilkan oleh bakteri.
5. Bakteri yang
mengikat zat nitrogen
Beberapa jenis bakteri ada yang mampu mengikat zat lemas/nitrogen (N2) dari udara bebas. Zat nitrogen merupakan unsur yang sangat diperlukan oleh tumbuhan untuk sintetis protein.
Beberapa jenis bakteri ada yang mampu mengikat zat lemas/nitrogen (N2) dari udara bebas. Zat nitrogen merupakan unsur yang sangat diperlukan oleh tumbuhan untuk sintetis protein.
6. Peranan
bakteri dalam pengolahan limbah
Di zaman teknologi yang serba canggih ini ternyata banyak masalah yang timbul. Salah satu di antaranya adalah dihasilkannya limbah industri yang makin meningkat. Untuk mengatasi masalah limbah tersebut, salah satu di antaranya ialah dengan menggunakan jasa bakteri aerob. Bakteri aerob yang banyak di udara bebas dibiarkan mengoksidasi limbah-limbah di bak penampungan yang terbuka. Dengan cara tersebut bakteri aerob akan bebas mengoksidasi zat limbah tersebut.
Di zaman teknologi yang serba canggih ini ternyata banyak masalah yang timbul. Salah satu di antaranya adalah dihasilkannya limbah industri yang makin meningkat. Untuk mengatasi masalah limbah tersebut, salah satu di antaranya ialah dengan menggunakan jasa bakteri aerob. Bakteri aerob yang banyak di udara bebas dibiarkan mengoksidasi limbah-limbah di bak penampungan yang terbuka. Dengan cara tersebut bakteri aerob akan bebas mengoksidasi zat limbah tersebut.
7. Bakteri dan
rekayasa genetika
Pada dasawarsa terakhir ini, bakteri memberikan andil besar dalam bidang rekayasa genetika. Dalam bidang ini, bakteri dapat digunakan sebagai sarana untuk pencangkokan gen dari berbagai mahkluk hidup. Dengan cara ini dapat dihasilkan suatu varietas makhluk hidup yang memiliki sifat gabungan sesuai dengan yang diinginkan manusia.
Di samping itu, sekarang telah dikembangkan produksi asam amino berkualitas tinggi menggunakan jasa bakteri.
Pada dasawarsa terakhir ini, bakteri memberikan andil besar dalam bidang rekayasa genetika. Dalam bidang ini, bakteri dapat digunakan sebagai sarana untuk pencangkokan gen dari berbagai mahkluk hidup. Dengan cara ini dapat dihasilkan suatu varietas makhluk hidup yang memiliki sifat gabungan sesuai dengan yang diinginkan manusia.
Di samping itu, sekarang telah dikembangkan produksi asam amino berkualitas tinggi menggunakan jasa bakteri.
8. Pembuatan
biogas
Kemampuan bakteri untuk menguraikan zat-zat organik dapat dipergunakan untuk menguraikan sampah-sampah dan kotoran ternak yang banyak kita miliki. Dengan menggunakan bakteri tersebut, sampah dan kotoran ternak diolah untuk menghasilkan biogas. Biogas ini dapat dipergunakan untuk bahan bakar pengganti BBM ataupun bahan bakar lain yang keberadaannya semakin terbatas
Kemampuan bakteri untuk menguraikan zat-zat organik dapat dipergunakan untuk menguraikan sampah-sampah dan kotoran ternak yang banyak kita miliki. Dengan menggunakan bakteri tersebut, sampah dan kotoran ternak diolah untuk menghasilkan biogas. Biogas ini dapat dipergunakan untuk bahan bakar pengganti BBM ataupun bahan bakar lain yang keberadaannya semakin terbatas
2). Bakteri
yang merugikan
1. Bakteri
patogen
Bakteri patogen adalah bakteri parasit yang dapat menimbulkan penyakit bagi manusia. Penyakit yang ditimbulkannya dapat mengganggu berbagai alat tubuh seperti saluran pencernaan, saluran pernapasan, alat kelamin, sistem syaraf, dan darah. Beberapa jenis bakteri patogen yang banyak menyerang masyarakat di daerah tropis termasuk Indonesia.
Macam-macam Bakteri dan Penyakit yang ditimbulkannya
Bakteri patogen adalah bakteri parasit yang dapat menimbulkan penyakit bagi manusia. Penyakit yang ditimbulkannya dapat mengganggu berbagai alat tubuh seperti saluran pencernaan, saluran pernapasan, alat kelamin, sistem syaraf, dan darah. Beberapa jenis bakteri patogen yang banyak menyerang masyarakat di daerah tropis termasuk Indonesia.
Macam-macam Bakteri dan Penyakit yang ditimbulkannya
1. Bakteri
Clostridium tetani menyebabkan penyakit Tetanus/kejang otot
2. Bakteri
Diplococcus pneumonia menyebabkan penyakit Pneumonia/radang paru-paru
3. Bakteri
Mycobacterium tuberculosis menyebabkan penyakit TBC
4. Bakteri
Mycobacterium leprae menyebabkan penyakitLepra/kusta
5. Bakteri
Neisseria gonorrhoeae menyebabkan penyakit Raja singa/ kencing nanah
6. Bakteri
Pasteurella pestis menyebabkan penyakit Pes/sampar
7. Bakteri
Salmonella typosa menyebabkan penyakit Tifus
8. Bakteri
Shigella dysenteriae menyebabkan penyakit Disentri
9. Bakteri
Treponema pallidum menyebabkan penyakit Sifilis
10. Bakteri
Vibrio cholerae menyebabkan penyakit Kolera
2. Bakteri
parasit pada hewan dan tumbuhan
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri antara lain sebagai berikut:
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri antara lain sebagai berikut:
1. Antraks,
disebabkan oleh Bacillus antraxis. Hewan yang diserang adalah sapi, kerbau, dan
domba.
2. Bruselosis,
disebabkan Brucella abortus. Penyakit ini biasa menyerang sapi.
3. Bengkak
rahang, penyababnya adalah Actynomyces bovis. Penyakit ini biasa menyerang
sapi.
Penyakit tumbuhan yang disebabkan
oleh bakteri antara lain: kanker batang jeruk disebabkan oleh Xanthomonas
citri, kanker batang kopi disebabkan oleh Agrobacterium tumefaciens, dan
penyakit busuk daun labu disebabkan oleh Erwina tracheiphilla.
3. Bakteri
perusak bahan makanan
Berikut ini adalah beberapa contoh bakteri perusak bahan makanan:
Berikut ini adalah beberapa contoh bakteri perusak bahan makanan:
1. Pseudodomonas
cocovenenans, menghasilkan racun asam bongkrek. Bakteri ini biasa hidup pada
tempe bongkrek yang berasal dari ampas tahu dan ampas kelapa yang pembuatannya
kurang higienis.
2. Clostridium
botulinum, menghasilkan racun botulinin. Bakteri ini sering ditemukan pada
makanan kaleng yang sudah rusak. Racun asam bongkrek maupun botulinin dapat
mematikan manusia yang meng-konsumsinya.
3. Leuconostoc
mesentroides menghasilkan lendir pada makanan yang telah lama atau akan basi.
C. Tindakan
Preventif Terhadap Ancaman Bakteri
Untuk mengatasi berbagai aktivitas bakteri yang sangat merugikan tersebut, perlu dilakukan tindakan yang tepat. Misalnya, untuk mencegah kerusakan bahan pangan, bahan pangan tersebut perlu diawetkan. Sedangkan, untuk mencegah timbulnya wabah penyakit perlu tindakan pencegahan, yaitu dengan vaksinasi serta penjagaan kesehatan dan kebersihan lingkungan.
Untuk mengatasi berbagai aktivitas bakteri yang sangat merugikan tersebut, perlu dilakukan tindakan yang tepat. Misalnya, untuk mencegah kerusakan bahan pangan, bahan pangan tersebut perlu diawetkan. Sedangkan, untuk mencegah timbulnya wabah penyakit perlu tindakan pencegahan, yaitu dengan vaksinasi serta penjagaan kesehatan dan kebersihan lingkungan.
1) Vaksin
untuk Mencegah Penyakit Karena Bakteri
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri telah ditemukan vaksinnya. Vaksin-vaksin tersebut diberikan kepada orang yang sehat, sehingga jika terinfeksi oleh kuman yang vaksinnya telah ada dalam tubuh, orang itu akan kebal terhadap penyakit tersebut.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri telah ditemukan vaksinnya. Vaksin-vaksin tersebut diberikan kepada orang yang sehat, sehingga jika terinfeksi oleh kuman yang vaksinnya telah ada dalam tubuh, orang itu akan kebal terhadap penyakit tersebut.
Beberapa
vaksin yang telah ditemukan antara lain:
1. Vaksin BCG
(Bacillus Calmete Guerin) berfungsi untuk mencegah penyakit TBC.
2. Vaksin DPTP
(Diphteri, Pertusis, Tetanus, Profilaksi) berfungsi untuk mencegah penyakit
difteri, batuk rejan, dan tetanus.
3. Vaksin TDC
(Typhus, Cholera, Dysentria) untuk mencegah penyakit tifus, kolera dan
disentri.
4. Vaksin
kotipa untuk mencegah penyakit kolera, tifus, dan paratifus.
2)
Pengawetan Makanan
Untuk mengatasi aktivitas bakteri saprofit yang merusak bahan makanan serta menimbulkan racun maka makanan perlu diawetkan. Pengawetan dapat dilakukan secara tradisional maupun secara konvensional. Pengawetan makanan secara tradisional antara lain dengan pengeringan, pengasapan, pengasaman, pengasinan, dan pemanisan.
Sedangkan, pengawetan secara konvesional antara lain dengan sterilisasi, pasteurisasi, pembekuan, pendinginan, penggunaan bahan kimia, serta dengan radiasi.
Untuk mengatasi aktivitas bakteri saprofit yang merusak bahan makanan serta menimbulkan racun maka makanan perlu diawetkan. Pengawetan dapat dilakukan secara tradisional maupun secara konvensional. Pengawetan makanan secara tradisional antara lain dengan pengeringan, pengasapan, pengasaman, pengasinan, dan pemanisan.
Sedangkan, pengawetan secara konvesional antara lain dengan sterilisasi, pasteurisasi, pembekuan, pendinginan, penggunaan bahan kimia, serta dengan radiasi.
Pengawetan
makanan dengan pengeringan, pengasaman, pemanisan, dan pengasapan pada
prinsipnya memberikan lingkungan yang tidak ideal untuk kehidupan bakteri.
Dengan perlakuan itu, kondisi larutan lingkungan luar bakteri menjadi lebih
pekat. Hal ini menyebabkan air di dalam sitoplasma bakteri akan berosmosis ke
luar, sehingga bakteri akan mati karena kekurangan air. Lingkungan yang dingin
akan menyebabkan bakteri tidak aktif. Oleh karena itu, jika makanan yang
diawetkan dengan pendinginan dikeluarkan dari tempat pengawetannya, akan segera
menunjukkan adanya aktivitas bakteri.
Pengawetan dengan pasteurisasi bertujuan untuk membunuh bakteri yang patogen saja. Sedangkan, bakteri yang apatogen dan tidak merugikan dibiarkan tetap hidup. Pengawetan secara pasteurisasi biasa dilakukan pada susu. Susu yang diawetkan dengan cara ini dipanaskan sampai dengan suhu 600C, kemudian didinginkan. Setelah dingin suhu dipanaskan lagi hingga mencapai suhu 600C. kegiatan ini dilakukan sampai 3 atau 4 kali. Dengan perlakuan semacam ini, diperkirakan semua bakteri patogen telah mati, sedangkan bakteri apatogen tetap hidup.
Pengawetan dengan pasteurisasi bertujuan untuk membunuh bakteri yang patogen saja. Sedangkan, bakteri yang apatogen dan tidak merugikan dibiarkan tetap hidup. Pengawetan secara pasteurisasi biasa dilakukan pada susu. Susu yang diawetkan dengan cara ini dipanaskan sampai dengan suhu 600C, kemudian didinginkan. Setelah dingin suhu dipanaskan lagi hingga mencapai suhu 600C. kegiatan ini dilakukan sampai 3 atau 4 kali. Dengan perlakuan semacam ini, diperkirakan semua bakteri patogen telah mati, sedangkan bakteri apatogen tetap hidup.
Pengawetan
bahan makanan secara sterilisasi dimaksudkan untuk membebaskan bahan makanan
dari semua bakteri, baik yang patogen maupun yang apatogen. Bahan yang akan
diawetkan dipanaskan sampai 1000 C atau lebih selama beberapa menit. Pada suhu
ini seluruh bakteri telah mati. Sterilisasi biasa dilakukan pada bahan makanan
yang akan disimpan lama atau akan diawetkan secara pengalengan. Bahan makanan
yang biasa disterilkan misalnya susu dan ikan dalam kaleng.
Untuk membebaskan kuman alat-alat laboratorium dan alat-alat kedokteran, biasa digunakan pemanas dengan oven. Dengan alat ini, alat-alat disterilkan dengan dipanaskan sampai suhu 1000C atau lebih selama beberapa menit. Untuk membebaskumankan alat-alat tersebut juga dapat dilakukan dengan meredamnya di dalam alkohol pekat.
Untuk membebaskan kuman alat-alat laboratorium dan alat-alat kedokteran, biasa digunakan pemanas dengan oven. Dengan alat ini, alat-alat disterilkan dengan dipanaskan sampai suhu 1000C atau lebih selama beberapa menit. Untuk membebaskumankan alat-alat tersebut juga dapat dilakukan dengan meredamnya di dalam alkohol pekat.
II. Ganggang
Hijau Biru
Alga biru atau Crynophita semula dikelompokkan ke dalam dunia tumbuhan, seperti alga hijau, alga merah, alga pirang, dan alga keemasan. Karena struktur selnya sama dengan struktur sel bakteri, yaitu bersifat prokariotik maka ganggang biru dikelompokkan ke dalam dunia monera, sekelompok dengan bakteri.
Alga biru atau Crynophita semula dikelompokkan ke dalam dunia tumbuhan, seperti alga hijau, alga merah, alga pirang, dan alga keemasan. Karena struktur selnya sama dengan struktur sel bakteri, yaitu bersifat prokariotik maka ganggang biru dikelompokkan ke dalam dunia monera, sekelompok dengan bakteri.
Berbeda
dengan bakteri yang tubuhnya senantiasa satu sel, tubuh ganggang biru ada yang
bersel satu dan ada yang bersel banyak. Yang bersel satu ada yang hidup soliter
dan ada yang berkoloni, sedangkan yang bersel banyak umumnya berbentuk benang.
Alga ini
mempunyai klorofil di dalam sitoplasmanya, tetapi belum mempunyai kloroplas.
Karena mempunyai klorofil, alga ini dapat melakukan fotosintesis. Warna biru
pada alga ini disebabkan oleh adanya pigmen biru atau fikosianin.
Alga biru
hidup di tempat yang lembab, di air, dan ada pula yang bersimbiosis dengan
organisme lain. Beberapa jenis alga biru dapat bertahan hidup pada lingkungan
yang suhunya mencapai 850C. Oleh karena kemampuannya untuk hidup pada
lingkungan yang kurang menguntungkan maka alga biru ini dapat dikatakan sebagai
vegetasi perintis.
Lingkungan
bebatuan yang semula tak mungkin ditumbuhi vegetasi, karena dilapukkan oleh
alga biru, selanjutnya dapat menjadi tempat yang baik untuk pertumbuhan
vegetasi lain.
a. Reproduksi
Alga Biru
Alga biru berkembang biak secara aseksual, yaitu dengan membelah diri, fragmentasi, dan heterokist.
Alga biru berkembang biak secara aseksual, yaitu dengan membelah diri, fragmentasi, dan heterokist.
1. Membelah
diri
Perkembangbiakan dengan membelah diri hanya ditemukan pada alga biru bersel tunggal. Setiap tubuh yang terdiri atas satu sel akan membelah secara langsung menjadi dua, sehingga pembelahan biner.
Perkembangbiakan dengan membelah diri hanya ditemukan pada alga biru bersel tunggal. Setiap tubuh yang terdiri atas satu sel akan membelah secara langsung menjadi dua, sehingga pembelahan biner.
2. Fragmentasi
Perkembangan dengan cara fragmentasi ditemukan pada alga bersel satu yang hidup berkoloni serta alga biru berbentuk benang. Koloni (kumpulan alga biru bersel satu) akan memisah menjadi koloni yang lebih kecil. Selanjutnya, masing-masing sel menyusun koloni akan membelah biner, sehingga pada suatu ketika akan dihasilkan koloni alga biru yang ukurannya berimbang dengan koloni induknya.
Tubuh alga biru yang berbentuk benang akan terputus-putus menjadi beberapa bagian benang yang berukuran lebih pendek. Tiap bagian atau potongan akan tumbuh menjadi individu baru. Perkembangbiakan semacam ini sering juga homogonium.
Perkembangan dengan cara fragmentasi ditemukan pada alga bersel satu yang hidup berkoloni serta alga biru berbentuk benang. Koloni (kumpulan alga biru bersel satu) akan memisah menjadi koloni yang lebih kecil. Selanjutnya, masing-masing sel menyusun koloni akan membelah biner, sehingga pada suatu ketika akan dihasilkan koloni alga biru yang ukurannya berimbang dengan koloni induknya.
Tubuh alga biru yang berbentuk benang akan terputus-putus menjadi beberapa bagian benang yang berukuran lebih pendek. Tiap bagian atau potongan akan tumbuh menjadi individu baru. Perkembangbiakan semacam ini sering juga homogonium.
3. Heterokist
Pada bagian tertentu pada tubuh alga berbentuk benang terdapat sel berdinding tebal yang bentuknya berbeda dengan sel-sel di sekitarnya. Oleh karenanya sel tersebut dinamakan heterokist. Heterokist ini jika memisahkan diri dari benang induknya dapat tumbuh menjadi individu baru.
Pada bagian tertentu pada tubuh alga berbentuk benang terdapat sel berdinding tebal yang bentuknya berbeda dengan sel-sel di sekitarnya. Oleh karenanya sel tersebut dinamakan heterokist. Heterokist ini jika memisahkan diri dari benang induknya dapat tumbuh menjadi individu baru.
b. Contoh
Alga Biru
Berikut ini adalah beberapa contoh alga biru:
Berikut ini adalah beberapa contoh alga biru:
1. Alga biru
bersel satu
1. Croococcus,
alga ini biasa hidup di air kolam yang tenang, berkembang biak dengan membelah
diri.
2. Gleocapsa,
bentuk tubuhnya mirip Croococcus, tetapi selnya diselubungi oleh selaput lendir
berwarna biru. Alga ini biasa hidup pada batu atau sebagai epifit pada tumbuhan
lain.
2. Alga biru
bersel satu berkoloni
1. Polycistis,
koloni alga ini berbentuk seperti bola. Hidup pada kolam yang airnya tenang dan
jernih.
2. Spirulina,
alga ini mampu berkembang biak dengan cepat serta mampu menyintesis zat makanan
dengan baik sehingga mampu menghasilkan zat organik bergizi tinggi.
3. Alga biru
berbentuk benang
1. Oscillatoria,
tubuhnya terdiri atas selapis sel pipih, hidup pada air tenang, berkembang biak
dengan fragmentasi benang atau hormogonium.
2. Nostoc
commune, sel-sel penyusun tubuhnya berbentuk bola yang tersusun seperti rantai.
Pada sel-sel tertentu, dindingnya menebal dan berubah menjadi heterokist.
3. Rivularia,
ciri khas tubuhnya adalah benang tubuhnya yang menyerupai cambuk. Pada pangkal
filamen atau benangnya sering ditemukan heterokist.
4. Anabaena
cycadae dan Anabaena azolae, kedua jenis alga ini mempunyai tubuh mirip Nostoc,
tetapi hidup bersimbiosis pada akar tumbuhan lain. Anabaena cycadae hidup
bersimbiosis pada akar tumbuhan pakis haji (Cycasrumphii), sedangkan Anabaena
azolae bersimbiosis pada akar paku air (Azolla pinnata). Seperti halnya Nostoc,
Anabaena juga berkembang biak dengan fragmentasi benang dan dengan heterokist.
c. Peranan
Alga Biru Bagi Kehidupan Manusia
Sebagai makhluk hidup autotrop, alga biru tak ada satu pun yang merugikan manusia. Bahkan, boleh dikatakan semuanya menguntungkan. Beberapa jenis alga biru bersel satu merupakan vegetasi perintis. Hal ini sangat dimungkinkan karena beberapa jenis alga biru ada yang mampu bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang kurang baik di mana organisme lain tak mampu hidup.
Sebagai makhluk hidup autotrop, alga biru tak ada satu pun yang merugikan manusia. Bahkan, boleh dikatakan semuanya menguntungkan. Beberapa jenis alga biru bersel satu merupakan vegetasi perintis. Hal ini sangat dimungkinkan karena beberapa jenis alga biru ada yang mampu bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang kurang baik di mana organisme lain tak mampu hidup.
Beberapa
jenis alga biru, seperti Nostoc commune, Anabaena cycadae, dan Anabaena azolae,
mampu membantu menyuburkan tanah, karena dapat mengikat zat nitrogen (N2) dari
udara bebas. Dengan aktivitas mereka, kadar mineral atau hara tanah akan
meningkat.
Beberapa
jenis alga biru, misalnya Spirulina, mampu menghasilkan senyawa karbohidrat dan
senyawa organik lain yang sangat diperlukan manusia. Oleh sebab itu, Spirulina
memberikan harapan kepada manusia untuk mengembang-kannya sebagai sumber bahan
makanan di masa yang akan datang.
Rangkuman
1. Kingdom
monera meliputi semua organisme yang tidak memiliki selaput intisel
(prokariotik) terdiri dari ganggang hijau biru
2. Perbedaan
antara bakteri dan ganggang hijau adalah:
o
bakteri tidak berklorofil
o
ganggang hijau biru berklorofil
3. Bakteri
hidup di mana-mana (air, tanah, udara, makhluk hidup lain)
4. Berdasarkan
bentuknya bakteri dibedakan menjadi:
o
batang (basil)
o
bola (kokus)
o
spiral (spiral)
5. Reproduksi
bakteri secara:
o
Pembelahan biner
o
Konjuksi
o
Transpormasi
o
Transduksi
6. Bakteri ada
yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan
7. Agar benda
bebas dari bakteri dan mikroorganisme lainnya dapat dilakukan dengan cara:
o
disterilkan
o
didinginkan
o
diberi garam
o
dipanaskan
o
diberi gula
o
diberi pengawet
o
diberi cuka
8. ganggang
hijau biru ada yang bermanfaat bagi menusia misalnya Anabaena yang bersimbiosis
dengan Azola dapat dijadikan sebagai pupuk hijau. Spirulina dijadikan suplemen
makanan karena proteinnya yang tinggi.
Nama Bakteri
dan Peranannya
1. Escherichia
Membantu membusukkan sisa makanan pada usus besar manusia dan pembentukan
Vitamin K
2. Streptomyces
qriseus Menghasilkan antibiotik streptomisin
3. Bacillus
polymyxa Menghasilkan antibiotik polimiksin
4. Streptomyces
rimosus Menghasilkan antibiotik tetrasiklin
5. Clostridium
acetobutylicum Menghasilkan cairan kimia aseton dan botanol
6. Metano
bacterium Menghasilkan biogas berupa Metana
7. Acetobacterium
Pembuatan asam cuka
8. Lactobacillus
bulgaricus Pembuatan yoghurt
9. Acetobater
xylinum Pembuatan sari kelapa
10. Clostridium
botulinum Pembusukan makanan
11. Mycobacterium
tuberculosis Penyebab penyakit TBC
12. Vibrio
Cholerae Penyebab penyakit kolera atau muntaber
13. Clostridium
tetani Penyebab penyakit tetanus
14. Mycobacterium
leprae Penyebab penyakit lepra
15.
Baccilus antracis Penyebab penyakit
antraks
Tidak ada komentar:
Posting Komentar