Esai
Dilihat dari bentuknya esai mirip dengan opini. Esai
membahas masalah sesuai dengan pendapat penulis. Jadi, satu masalah dapat
ditulis menjadi esai yang berbeda. Perbedaan ini sesuai dengan pendapat
penulis. Esai berusaha meyakinkan pembaca untuk menerima pendapat penulis. Esai
membahas masalah apa saja mulai dari masalah yang penting sampai masalah yang
biasa. Misalnya, novel yang baru terbit atau suara tangis bayi baru lahir pun
bisa dijadikan esai.
Esai dapat di tulis dengan panjang yang berbeda-beda. Tidak
ada yang menentukan panjang nya sebuah esai. Esai cenderung sederhana, padat
dan focus pada masalah. Kalimat-kalimat yang digunakan dalam esai sangat
pribadi. Penulisan kalimat dalam esai sangat bergantung pada khas penulis.
Setiap penulis memiliki khas yang berbeda. Perbedaan tersebut terlihat pada
kalimat yang dibuat pada esai yang ditulis.
Contoh :
Selain dikenal sebagai penulis yang sangat produktif, Korrie
Layun Rampan juga diakui sebagai dokumentator kesusastraan yang ketulusan dan
ketelatenannya dapat disejajarkan dengan H.B Yassin, Paus Sastra Indonesia
modern. Korrie memang bukan kritikus yang kritik-kritikannya memiliki tendens
membabtis seorang pengarang seperti yang dilakukan H.B Yassin pada Chairil
Anwar, misalnya. Akan tetapi, tak dapat dipungkiri bahwa kekayaan
dokumentasinya merupakan kekayaan kesustraan Indonesia itu sendiri. Selama
puluhan tahun ia telah mengumpulkan lebih dari 25000 judul buku yang nasibnya
mencemaskan karena tidak terawat dengan baik. Dan sampai saat ini belum ada
lembaga pemerintah yang tertarik untuk mengambil alih pengurusan buku-buku
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar