Konser
Lady Gaga
Perbedaan pendapat
tentang terselenggara atau tidaknya konser The Born This Way Ball Tour-nya Lady
Gaga pada tanggal 3 juni 2012 mendatang di Stadion Utama Gelora Bung Karno,
Senayan, Jakarta memang sangat wajar.
Sebab di dunia ini tidak mungkin semua orang berpendapat dan berpikiran
sama. Ada yang pro dan ada pula yang kontra.
Bagi pihak yang pro mereka mengharapkan konser
tersebut benar-benar diselenggarakan dan dapat berjalan dengan lancar sesuai
harapan. Sedangkan bagi yang kontra mereka menginginkan agar konser tersebut
dibatalkan atau bahkan dilarang karena mereka menilai bahwa penampilan Lady
Gaga tidak sesuai dengan budaya dan moral bangsa Indonesia. Hal itu didasarkan
pada sikap dan penampilan serta aksi panngung Lady Gaga dalam konser- konser
yang telah diselenggarakannya sebelumnya
yang memperlihatkan aurat dan gerakan-gerakan erotis yang cenderung menampilkan
pornoaksi dan bertentangan dengan berbagai kepercayaan serta budaya dan moral
masyarakat Indonesia.
Dari segi keamanan jika
akhirnya diputuskan bahwa konser tersebut boleh diselenggarakan sedangkan pihak
FFI masih bersikeras menolak terselenggaranya konser tersebut maka
dikhawatirkan bahwa akan terjadi kerusuhan ataupun bentrokan antara para yang
pro dan pihak-pihak yang kontra terhadap terselenggaranya konser tersebut. Oleh
karena itu, sebelum penyelenggaraan konser sebaiknya perlu diadakan komunikasi
dan pengakomodasi secara damai dan terbuka yang serius antara pihak yang
bertentangan agar keamanannya benar-benar dapat terjaga dan konser dapat
berjalan lancar sesuai harapan.
Serta sebaiknya juga
perlu dipertimbangkan baik dan buruknya penyelenggaan konser tersebut hingga
tidak akan terjadi penyesalan dikemudian hari. Jika lebih banyak buruknya maka
konser tidak perlu diselenggarakan sedangkan jika lebih banyak baiknya tidak
ada salahnya kalau kita memberikan kesempatan bagi Lady Gaga untuk
menyelenggarakan konsernya.
Dari segi ekonomi
sebuah konser adalah bisnis yang menguntungkan tidak hanya bagi artis yang
melakukan konser, promotor, pengusaha penyewaan peralatan konser, jasa
pengamanan, atau media massa hingga tukang parkir dan tukang catut. Begitu pula
sektor informal turut meraih keuntungan dari penjualan merchandise dan
makanan/minuman. Tentu saja banyak pihak
yang akan merasa kecewa karena pembatalan atau pelarangan konser tersebut.
Seandainya
penyelenggaraan konser tersebut harus dilarang atau dibatalkan kenapa tidak
dari awal saja sebelum tiket dijual dimasyarakat pada bulan maret kemarin
hingga saat ini tiket telah terjual maka tentunya banyak pihak yang akan kecewa
terutama bagi yang telah membeli tiket konser tersebut.
Dari segi kesenian
banyak yang berpendapat bahwa jika konser Lady Gaga dibatalkan atau dilarang
maka dapat dikatakan bahwa Negara kita mengurangi kebebasan seorang pekerja
seni untuk menampilkan dan mengkresikan karya seninya. Hal itu memang benar,
tetapi dari segi kebudayaan dan moral hal tersebut juga dapat menjadi
bertentangan karena adanya ketidaksesuian dengan moral dan budaya Indonesia.
Sehingga jika memang Lady Gaga benar-benar ingin melangsungkan konsernya di
Indonesia maka sudah sepantasnya dia bersedia dan setuju untuk merubah
penampilan serta aksi panggungnya menjadi lebih sopan dan sesuai dengan budaya
dan moral bangsa Indonesia selama konser dilangsungkan.
Selanjutnya jika dia bersedia dan setuju untuk
memenuhi syarat-syarat tersebut maka apa salahnya jika kita berikan kesempatan
padanya. Sedangkan dari pihak pemerintah juga bisa mengambil pelajaran dari
sikap pemerintah Korea Selatan yang tidak memberikan ijin bagi anak yang kurang
dari 18 tahun untuk menonton konser tersebut.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar