PERILAKU RIDHA
KELOMPOK V
1.
ALDI RENALDI
2.
ISNAWATI
3.
LAZUARDI IMANI
4.
RATIH SEPTIA NAVILA
5.
REGINA NOR AMELIA DEWI
PERILAKU RIDHA
A. PENGERTIAN RIDHA
Ridha (رِضَى ) menurut kamus
al-Munawwir artinya senang, suka, rela. Ridha adalah perasaan lega
atau kepuasan seseorang terhadap
hasil
prestasi yang diraih atau terhadap hasil keputusan yang diberikan oleh Allah
sebagai takdir-Nya, dan atau terhadap keputusan pihak lain yang harus ia terima
karena sesuai dengan prinsip keadilan. Rida dapat juga diartikan sebagai
kebahagiaan hati dalam menerima sebuah ketetapan (takdir).
Hadis Nabi
saw.menegaskan bahwa seorang mukmin yang ingin meraih manisnya iman dan
nikmatnya harus memiliki sikap rida terhadap tiga hal, yaitu sebagai berikut.
a. Ridha menjadikan Allah
sebagai Tuhan.Maksudnya menyembah dan menaati segala aturan-Nya dan menjauhi
segala Larangan-Nya.
b.
Ridha dalam menjadikan
Islam sebagai agamanya yang ia taati segala aturannya.
c.
Ridha dalam menjadikan
Muhammad sebagai utusan Allah yang ia pautuhi segala nasihat dan sabdanya.
Dalam
kehidupan ini seseorang harus mampu menampilkan sikap ridha minimal dalam empat
hal:
a.
Ridha terhadap perintah dan larangan
Allah
Artinya
ridha untuk mentaati Allah dan Rasulnya. Pada hakekatnya seseorang yang telah
mengucapkan dua kalimat syahadat, dapat diartikan sebagai pernyataan ridha
terhadap semua nilai dan syari’ah Islam. Hal ini
sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. al-Bayyinah (98) ayat 8.
b.
Ridha terhadap taqdir Allah.
Pada suatu
hari Ali bin Abi Thalib r.a. melihat Ady bin Hatim bermuram durja, maka Ali
bertanya ; “Mengapa engkau tampak bersedih hati ?”. Ady menjawab ; “Bagaimana
aku tidak bersedih hati, dua orang anakku terbunuh dan mataku tercongkel dalam
pertempuran”. Ali terdiam haru, kemudian berkata, “Wahai Ady, barang siapa
ridha terhadap taqdir Allah swt. maka taqdir itu tetap berlaku atasnya dan dia
mendapatkan pahalaNya, dan barang siapa tidak ridha terhadap taqdirNya maka hal
itupun tetap berlaku atasnya, dan terhapus amalnya”.
Ada dua
sikap utama bagi seseorang ketika dia tertimpa sesuatu yang tidak diinginkan
yaitu ridha dan sabar. Ridha merupakan keutamaan yang dianjurkan, sedangkan
sabar adalah keharusan dan kemestian yang perlu dilakukan oleh seorang muslim.
Perbedaan
antara sabar dan ridha adalah sabar merupakan perilaku menahan nafsu dan
mengekangnya dari kebencian, sekalipun menyakitkan dan mengharap akan segera
berlalunya musibah. Sedangkan ridha adalah kelapangan jiwa dalam menerima
taqdir Allah swt. Dan menjadikan ridha sendiri sebagai penawarnya. Sebab
didalam hatinya selalu tertanam sangkaan baik (Husnuzan) terhadap sang Khaliq
bagi orang yang ridha ujian adalah pembangkit semangat untuk semakin dekat kepada
Allah, dan semakin mengasyikkan dirinya untuk bermusyahadah kepada Allah.
Dalam suatu
kisah Abu Darda’, pernah melayat pada sebuah keluarga, yang salah satu anggota
keluarganya meninggal dunia. Keluarga itu ridha dan tabah serta memuji Allah
swt. Maka Abu Darda’ berkata kepada mereka. “Engkau benar, sesungguhnya Allah
swt. apabila memutuskan suatu perkara, maka dia senang jika taqdirnya itu
diterima dengan rela atau ridha.
Begitu
tingginya keutamaan ridha, hingga ulama salaf mengatakan, tidak akan tampak di
akhirat derajat yang tertinggi daripada orang-orang yang senantiasa ridha
kepada Allah swt. dalam situasi apapun (Hikmah, Republika, Senin 5 Februari
2007, Nomor: 032/Tahun ke 15)
c.
Ridha terhadap perintah orang tua.
Ridha
terhadap perintah orang tua merupakan salah satu bentuk ketaatan kita kepada
Allah swt. karena keridhaan Allah tergantung pada keridhaan orang tua, perintah
Allah dalam Q.S. Luqman (31) ayat 14 ;
Bahkan
Rasulullah bersabda : “Keridhaan Allah tergantung keridhaan orang tua, dan
murka Allah tergantung murka orang tua”. Begitulah tingginya nilai ridha orang
tua dalam kehidupan kita, sehingga untuk mendapatkan keridhaan dari Allah,
mempersyaratkan adanya keridhaan orang tua. Ingatlah kisah Juraij, walaupun
beliau ahli ibadah, ia mendapat murka Allah karena ibunya tersinggung ketika ia
tidak menghiraukan panggilan ibunya.
d.
Ridha terhadap peraturan dan
undang-undang negara
Menaati peraturan yang belaku merupakan bagian dari ajaran
Islam dan merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah swt. karena dengan
demikian akan menjamin keteraturan dan ketertiban sosial. Mari kita hayati
firman Allah dalam Q.S. an-Nisa (4) ayat 59 berikut :
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä (#qãèÏÛr& ©!$# (#qãèÏÛr&ur tAqߧ9$# Í<'ré&ur ÍöDF{$# óOä3ZÏB ( bÎ*sù ÷Läêôãt»uZs? Îû &äóÓx« çnrãsù n<Î) «!$# ÉAqߧ9$#ur bÎ) ÷LäêYä. tbqãZÏB÷sè? «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ÌÅzFy$# 4 y7Ï9ºs ×öyz ß`|¡ômr&ur ¸xÍrù's? ÇÎÒÈ
59. Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu,
Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Ulil Amri artinya orang-orang yang diberi kewenangan, seperti ulama dan umara
(Ulama dan pemerintah). Ulama dengan fatwa dan nasehatnya sedangkan umara
dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Termasuk dalam ridha terhadap peraturan dan undang-undang negara adalah ridha
terhadap peraturan sekolah, karena dengan sikap demikian, berarti membantu diri
sendiri, orang tua, guru dan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan
demikian mempersiapkan diri menjadi kader bangsa yang tangguh.
B. DALIL-DALIL MENGENAI PERILAKU RIDHA
Al Baqarah : 260
øÎ)ur tA$s% ÞO¿Ïdºtö/Î) Éb>u ÏRÍr& y#ø2 Çósè? 4tAöqyJø9$# ( tA$s% öNs9urr& `ÏB÷sè? ( tA$s% 4n?t/ `Å3»s9ur £`ͳyJôÜuÏj9 ÓÉ<ù=s% ( tA$s% õãsù Zpyèt/ör& z`ÏiB Îö©Ü9$# £`èd÷ÝÇsù y7øs9Î) ¢OèO ö@yèô_$# 4n?tã Èe@ä. 9@t6y_ £`åk÷]ÏiB #[ä÷ã_ ¢OèO £`ßgãã÷$# y7oYÏ?ù't $\÷èy 4 öNn=÷æ$#ur ¨br& ©!$# îÍtã ×LìÅ3ym ÇËÏÉÈ
260. dan (ingatlah)
ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana
Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman: "Belum
yakinkah kamu ?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakinkannya, akan
tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: "(Kalau
demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah[165] semuanya olehmu.
(Allah berfirman): "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian
dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang
kepadamu dengan segera." dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.
[165]
Pendapat diatas adalah menurut At-Thabari dan Ibnu Katsir, sedang menurut Abu
Muslim Al Ashfahani pengertian ayat diatas bahwa Allah memberi penjelasan
kepada Nabi Ibrahim a.s. tentang cara Dia menghidupkan orang-orang yang mati.
Disuruh-Nya Nabi Ibrahim a.s. mengambil empat ekor burung lalu memeliharanya
dan menjinakkannya hingga burung itu dapat datang seketika, bilamana dipanggil.
Kemudian, burung-burung yang sudah pandai itu, diletakkan di atas tiap-tiap
bukit seekor, lalu burung-burung itu dipanggil dengan satu tepukan/seruan, niscaya
burung-burung itu akan datang dengan segera, walaupun tempatnya terpisah-pisah
dan berjauhan. Maka demikian pula Allah menghidupkan orang-orang yang mati yang
tersebar di mana-mana, dengan satu kalimat cipta hiduplah kamu semua pastilah
mereka itu hidup kembali. Jadi menurut Abu Muslim sighat amr (bentuk kata
perintah) dalam ayat ini, pengertiannya khabar (bentuk berita) sebagai cara
penjelasan. Pendapat beliau ini dianut pula oleh Ar Razy dan Rasyid Ridha.
Al
Maidah : 119
tA$s% ª!$# #x»yd ãPöqt ßìxÿZt tûüÏ%Ï»¢Á9$# öNßgè%ôϹ 4 öNçlm; ×M»¨Yy_ ÌøgrB `ÏB $ygÏFøtrB ã»yg÷RF{$# tûïÏ$Î#»yz !$pkÏù #Yt/r& 4 zÓÅ̧ ª!$# öNåk÷]tã (#qàÊuur çm÷Ztã 4 y7Ï9ºs ãöqxÿø9$# ãLìÏàyèø9$# ÇÊÊÒÈ
119. Allah
berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang
benar kebenaran mereka. bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha
terhadapNya[457]. Itulah keberuntungan yang paling besar".
[457]
Maksudnya: Allah meridhai segala perbuatan-perbuatan mereka, dan merekapun
merasa puas terhadap nikmat yang telah dicurahkan Allah kepada mereka.
At
Taubah : 59, 96, 100
öqs9ur óOßg¯Rr& (#qàÊu !$tB ÞOßg9s?#uä ª!$# ¼ã&è!qßuur (#qä9$s%ur $uZç6ó¡ym ª!$# $oYÏ?÷sãy ª!$# `ÏB ¾Ï&Î#ôÒsù ÿ¼ã&è!qßuur !$¯RÎ) n<Î) «!$# cqç6Ïîºu ÇÎÒÈ
59. Jikalau mereka
sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan RasulNya kepada
mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi Kami, Allah akan memberikan
sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, Sesungguhnya Kami
adalah orang-orang yang berharap kepada Allah," (tentulah yang demikian
itu lebih baik bagi mereka).
tbqàÿÎ=øts öNà6s9 (#öq|Ê÷tIÏ9 öNåk÷]tã ( bÎ*sù (#öq|Êös? öNåk÷]tã cÎ*sù ©!$# w 4ÓyÌöt Ç`tã ÏQöqs)ø9$# úüÉ)Å¡»xÿø9$# ÇÒÏÈ
96. mereka akan
bersumpah kepadamu, agar kamu ridha kepada mereka. tetapi jika Sekiranya kamu
ridha kepada mereka, Sesungguhnya Allah tidak ridha kepada orang-orang yang
Fasik itu.
cqà)Î6»¡¡9$#ur tbqä9¨rF{$# z`ÏB tûïÌÉf»ygßJø9$# Í$|ÁRF{$#ur tûïÏ%©!$#ur Nèdqãèt7¨?$# 9`»|¡ômÎ*Î/ Å̧ ª!$# öNåk÷]tã (#qàÊuur çm÷Ztã £tãr&ur öNçlm; ;M»¨Zy_ Ìôfs? $ygtFøtrB ã»yg÷RF{$# tûïÏ$Î#»yz !$pkÏù #Yt/r& 4 y7Ï9ºs ãöqxÿø9$# ãLìÏàyèø9$# ÇÊÉÉÈ
100. orang-orang
yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan
anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada
mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka
surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka
kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.
Thaahaa
: 84
tA$s% öNèd ÏäIw'ré& #n?tã ÌrOr& àMù=Éftãur y7øs9Î) Éb>u 4ÓyÌ÷tIÏ9 ÇÑÍÈ
84. berkata, Musa:
"Itulah mereka sedang menyusuli aku dan aku bersegera kepada-Mu. Ya
Tuhanku, agar supaya Engkau ridha (kepadaku)".
Al
Fath : 18
* ôs)©9 _ÅÌu ª!$# Ç`tã úüÏZÏB÷sßJø9$# øÎ) tRqãèÎ$t7ã |MøtrB Íotyf¤±9$# zNÎ=yèsù $tB Îû öNÍkÍ5qè=è% tAtRr'sù spuZÅ3¡¡9$# öNÍkön=tã öNßgt6»rOr&ur $[s÷Gsù $Y6Ìs% ÇÊÑÈ
18. Sesungguhnya
Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia
kepadamu di bawah pohon[1399], Maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati
mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi Balasan kepada mereka
dengan kemenangan yang dekat (waktunya)[1400].
[1399]
Pada bulan Zulkaidah tahun keenam Hijriyyah Nabi Muhammad s.a.w. beserta
pengikut-pengikutnya hendak mengunjungi Mekkah untuk melakukan 'umrah dan
melihat keluarga-keluarga mereka yang telah lama ditinggalkan. Sesampai di
Hudaibiyah beliau berhenti dan mengutus Utsman bin Affan lebih dahulu ke Mekah
untuk menyampaikan maksud kedatangan beliau dan kamu muslimin. mereka
menanti-nanti kembalinya Utsman, tetapi tidak juga datang karena Utsman ditahan
oleh kaum musyrikin kemudian tersiar lagi kabar bahwa Utsman telah dibunuh.
karena itu Nabi menganjurkan agar kamu muslimin melakukan bai'ah (janji setia)
kepada beliau. merekapun Mengadakan janji setia kepada Nabi dan mereka akan
memerangi kamu Quraisy bersama Nabi sampai kemenangan tercapai. Perjanjian
setia ini telah diridhai Allah sebagaimana tersebut dalam ayat 18 surat ini,
karena itu disebut Bai'atur Ridwan. Bai'atur Ridwan ini menggetarkan kaum
musyrikin, sehingga mereka melepaskan Utsman dan mengirim utusan untuk
Mengadakan Perjanjian damai dengan kaum muslimin. Perjanjian ini terkenal
dengan Shulhul Hudaibiyah.
[1400]
Yang dimaksud dengan kemenangan yang dekat ialah kemenangan kaum muslimin pada
perang Khaibar.
Al
Mujadilah : 22
w ßÅgrB $YBöqs% cqãZÏB÷sã «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ÌÅzFy$# cr!#uqã ô`tB ¨!$ym ©!$# ¼ã&s!qßuur öqs9ur (#þqçR%2 öNèduä!$t/#uä ÷rr& öNèduä!$oYö/r& ÷rr& óOßgtRºuq÷zÎ) ÷rr& öNåksEuϱtã 4 y7Í´¯»s9'ré& |=tF2 Îû ãNÍkÍ5qè=è% z`»yJM}$# Nèdyr&ur 8yrãÎ/ çm÷YÏiB ( óOßgè=Åzôãur ;M»¨Zy_ ÌøgrB `ÏB $pkÉJøtrB ã»yg÷RF{$# tûïÏ$Î#»yz $ygÏù 4 _ÅÌu ª!$# öNåk÷]tã (#qàÊuur çm÷Ytã 4 y7Í´¯»s9'ré& Ü>÷Ïm «!$# 4 Iwr& ¨bÎ) z>÷Ïm «!$# ãNèd tbqßsÎ=øÿçRùQ$# ÇËËÈ
22. kamu tak akan
mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang
dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, Sekalipun orang-orang
itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka.
meraka Itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan
menguatkan mereka dengan pertolongan[1462] yang datang daripada-Nya. dan
dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,
mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa
puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah golongan Allah. ketahuilah,
bahwa Sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.
[1462]
Yang dimaksud dengan pertolongan ialah kemauan bathin, kebersihan hati,
kemenangan terhadap musuh dan lain lain.
Al
Bayyinah : 8
ôMèdät!#ty_ yZÏã öNÍkÍh5u àM»¨Zy_ 5bôtã ÌøgrB `ÏB $uhÏGøtrB ã»pk÷XF{$# tûïÏ$Î#»yz !$pkÏù #Yt/r& ( zÓÅ̧ ª!$# öNåk÷]tã (#qàÊuur çm÷Ztã 4 y7Ï9ºs ô`yJÏ9 zÓÅ´yz ¼çm/u ÇÑÈ
8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu
adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.
Luqman
: 14
$uZø¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷yÏ9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $·Z÷dur 4n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# Í< y7÷yÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î) çÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ
14. dan Kami
perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya
telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu.
[1180]
Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur dua tahun.
C. CONTOH PERILAKU RIDHA
a.
Bersyukur kepada Allah terhadap
nikmat yang telah di berikan atau prestasi yang
telah di peroleh, sebagai sebuah ungkapan kerelaan hati yang mendalam.
b.
Bersabar dalam hati
terhadap musibah yang telah menimpa dengan penuh kesadaran bahwa musibah atau
bencana tersebut merupakan takdir yang
harus diterima dengan penuh lapang dada.
c.
Terus berikhtiar dengan
sungguh-sungguh untuk meraih prestasi yang lebih baik sebagai keridaan
sekaligus harapan terhadap ke mahamurahan Allah SWT.
d.
Menerima dengan penuh
kerelan setiap takdir yang Allah tentukan sebagai bagian dari keimanan
kepada-Nya dan keyakinan bahwa dibalik setiap takdir baik atau buruk selalu
tersimpan rahasia dan hikmah yang amat berharga.
e.
Berfikir positif
terhadap setiap hasil usaha yang maksimal atau prestasi kerja yang optimal dengan
semangat evaluasi dengan semangat evaluasi untuk memperbaiki diri.
D. MEMBIASAKAN PERILAKU RIDHA
Seseorang
sebaiknya melakukan hal-hal berikut.
a)
Menyadari pentingnya
rida dalam kehidupan pribadidan eluarga serta manfaatnya bagi masyarakat.
Dengan kesadaran ini, diharapkan ia dapat membentuk karakter rida di dalam
dirinya.
b)
Memahami bahwa apa yang
di takdirkan oleh Allah SWT. Adalh pilihan terbaik-Nya dengan memahami pilihan
tersebut, seseorang akan selalumengupayakan prilaku rida di dalam dirinya
c)
Berfikir psotif atau
berbaik sangka terhadap takdir Allah yang baik atau yang buruk.
d)
Tetap optimis terhadap
hasil prestasi yang kurang baik, kemudian
menjadikannya sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki dirinya.
C.
Selalu berupaya untuk
tidak membenci kegagalan, kemalangan, atau musibah, meskipun belum bisa rida
sepenuhnya terhadap hal-hal buruk tersebut.
download power pointnya disini